TP PKK Sulsel Gelar Seminar Pencegahan Stunting

3 weeks ago 27

INIPASTI.COM, MAKASSAR – Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Bunda PAUD Sulsel menggelar seminar bertajuk Pencegahan Stunting, yang berlangsung di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Minggu, (16/2)

Seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini menghadirkan tiga narasumber utama. Yakni Pj Ketua TP PKK Sulsel sekaligus Dokter Spesialis Anak, dr. Andi Indriaty Syaiful; Dokter Spesialis Kandungan yang juga Wakil Ketua II Komisi E DPRD Sulsel, dr. Fadli Ananda; serta Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, dr. Martira Maddepungeng.

Dalam sambutannya, Pj Ketua TP PKK Sulsel, dr. Andi Indriaty Syaiful, menegaskan pentingnya pencegahan stunting sebagai bagian dari agenda prioritas pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Kegiatan ini kita laksanakan karena salah satu hal yang menjadi perhatian khusus dari Presiden kita, Pak Prabowo, dan jajarannya, yaitu mengenai stunting. Ini sangat penting karena anak-anak adalah generasi penerus kita. Kita harus berupaya semaksimal mungkin agar kondisi yang bisa mengganggu tumbuh kembang anak tidak terjadi. Fokus pemerintah adalah mencegah stunting sejak dini melalui skrining awal, sehingga penanganan bisa dilakukan secara cepat dan maksimal,” ujar dr. Andi Indriaty.

Dr Indriaty menyoroti peran keluarga dan lingkungan sekitar dalam upaya pencegahan stunting. Menurutnya, kader-kader PKK dari tingkat kelurahan hingga provinsi harus dilibatkan secara aktif dalam edukasi dan pemantauan pertumbuhan anak.

“Saya ingin semua ibu-ibu ketua PKK dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, kabupaten, hingga provinsi, serta kader-kader yang ada, dapat memaksimalkan perannya dalam mencegah stunting. Dengan pencegahan, biaya juga bisa ditekan. Ini adalah salah satu upaya saya sebagai Ketua TP PKK Sulsel, karena tidak lama lagi tugas ini akan saya serahkan kepada ketua definitif,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, dr. Andi Indriaty Syaiful menjelaskan mengenai aspek-aspek dasar stunting. Ia juga mengungkapkan kaitan stunting dan 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun, merupakan periode emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Dari dalam kandungan hingga usia dua tahun adalah masa yang paling krusial. Saat lahir, perkembangan otak masih 25%, dan pada usia dua tahun sudah mencapai 80%. Ini adalah masa di mana kita harus memastikan anak mendapatkan nutrisi dan stimulasi yang optimal,” paparnya.

Dr Indriaty juga menyoroti faktor risiko stunting, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), serta kurangnya pemantauan pertumbuhan anak. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan dan kader posyandu sangat dibutuhkan untuk melakukan skrining dan deteksi dini.

Sementara itu, dr. Fadli Ananda menegaskan pentingnya edukasi bagi ibu-ibu dalam mencegah stunting. Salah satu hal yang ditekankannya adalah perencanaan kehamilan yang baik.

“Saya melihat masih banyak ibu-ibu yang mengalami kehamilan berulang hingga enam atau tujuh kali. Ini merupakan faktor risiko tinggi yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya perencanaan kehamilan dan pemantauan kehamilan secara rutin sangatlah diperlukan,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan antenatal care (ANC) minimal empat kali selama kehamilan, serta memastikan ibu mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang janin.

“Jangan anggap enteng kehamilan. Pastikan pemeriksaan rutin dilakukan minimal empat kali selama kehamilan, yaitu satu kali di trimester pertama, satu kali di trimester kedua, dan dua kali di trimester ketiga,” pesannya.

(Iin Nurfahraeni)

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|