Kemiskinan struktural masih menjadi salah satu PR di Indonesia. Hampir seabad merdeka, negara masih kepayahan membawa masyarakat menuju kesejahteraan.
Mari pelajari penyebab kemiskinan struktural dalam penjelasan Finansialku berikut ini!
Definisi Kemiskinan Struktural
Dalam jurnal “Dampak Kultur Terhadap Lifestyle Masyarakat Nelayan (Analisis Kemiskinan Kultural pada Masyarakat Nelayan)”, disebutkan bahwa kemiskinan struktural adalah kondisi di mana kemiskinan yang dialami oleh suatu kelompok masyarakat disebabkan oleh sistem sosial, ekonomi, dan politik yang tidak adil.
Struktur sosial yang timpang ini mencegah individu-individu miskin untuk keluar dari kondisi tersebut.
Dengan kata lain, kemiskinan struktural merupakan hasil dari kebijakan dan praktik yang secara sistematis menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kelompok lainnya, sehingga memperlebar jurang ketimpangan.
Para ahli strukturalis berpendapat bahwa kemiskinan struktural muncul karena adanya hubungan kuasa yang tidak seimbang dalam masyarakat.
Kebijakan pemerintah dan tindakan kelompok penguasa seringkali memperkuat marginalisasi dan memperlebar kesenjangan sosial. Akibatnya, kelompok yang telah terpinggirkan semakin sulit untuk memperbaiki kondisi hidupnya.
Dengan demikian, kemiskinan struktural bukan semata-mata akibat dari kekurangan individu, melainkan merupakan konsekuensi dari desain sistem yang tidak inklusif.
Analisis terhadap institusi-institusi sosial dan ekonomi yang ada dalam masyarakat dapat membantu memahami akar penyebab kemiskinan struktural1.
[Baca Juga: Waspadai Fenomena Doom Spending, Bikin Miskin Gen Z dan Milenial]
Penyebab Terjadinya Kemiskinan Struktural di Indonesia
Kemiskinan struktural merupakan fenomena kompleks yang akar penyebabnya beragam dan dipengaruhi oleh konteks geografis serta sosial masyarakat.
Baik di perdesaan maupun perkotaan, struktur sosial yang ada seringkali menjadi penghalang bagi kelompok miskin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Berikut adalah beberapa penyebab kemiskinan struktural secara umum:
#1 Kebijakan Ekonomi yang Kurang Berpihak Kepada Rakyat
Kurangnya perhatian terhadap pemerataan kesejahteraan dalam kebijakan ekonomi seringkali menjadi akar permasalahan kemiskinan struktural.
Meskipun pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas banyak negara, namun kesenjangan pendapatan yang semakin lebar menjadi konsekuensi yang tak terelakkan.
Kebijakan yang cenderung menguntungkan kelompok berpendapatan tinggi seringkali memperburuk kondisi masyarakat miskin.
Sebagai contoh, kebijakan kenaikan pajak tidak langsung, seperti PPN, cenderung membebani kelompok masyarakat menengah ke bawah yang memiliki proporsi pengeluaran konsumsi yang lebih besar.
Minimnya akses terhadap pendidikan berkualitas semakin memperparah situasi ini, menciptakan siklus kemiskinan antar generasi2.
#2 Korupsi dan Kolusi
Praktik korupsi dan kolusi telah menciptakan sistem yang tidak adil, di mana kekayaan negara dikuasai oleh segelintir elite, sementara mayoritas masyarakat hidup dalam kemiskinan.
Alokasi anggaran yang tidak transparan dan akuntabel telah mengerdilkan peluang masyarakat untuk keluar dari jerat kemiskinan.
Kegagalan negara dalam memberikan pelayanan publik yang layak telah mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan.
#3 Distribusi Aset Produksi yang Timpang
Pemerataan kesejahteraan sangat bergantung pada keberhasilan negara dalam menciptakan peluang yang setara bagi seluruh warganya untuk memperoleh penghasilan yang layak.
Akses terhadap aset produksi merupakan salah satu faktor kunci dalam mewujudkan hal tersebut. Namun, ketimpangan yang signifikan dalam kepemilikan dan akses terhadap aset-aset ini telah menciptakan jurang pemisah antara kelompok kaya dan miskin.
Kondisi ini diperparah oleh kurangnya upaya pemerintah dalam melaksanakan program-program yang bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap aset produksi, seperti reforma agraria dan pemberdayaan ekonomi.
Dominasi perusahaan besar dalam pemanfaatan sumber daya alam juga semakin memperkuat ketimpangan ini, sehingga menghambat upaya pemerintah dalam mencapai pemerataan kesejahteraan.
#4 Akses Pendidikan dan Kesehatan yang Terbatas
Kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang terjangkau secara signifikan berkontribusi pada persistensi kemiskinan dalam struktur sosial.
Kurangnya kesempatan yang setara bagi sebagian besar masyarakat untuk memperoleh kedua hal tersebut memperkuat lingkaran setan kemiskinan3.
[Baca Juga: Mengapa Orang Kaya Semakin Kaya dan Orang Miskin Semakin Miskin?]
#5 Diskriminasi
Diskriminasi multidimensi, seperti gender, ras, etnis, agama, dan kasta, merupakan faktor pendorong utama kemiskinan struktural. Masyarakat yang didominasi oleh sistem sosial yang tidak adil cenderung mengalami marginalisasi ekonomi.
#6 Kehilangan Akses terhadap Aset dan Mata Pencaharian
Penggusuran paksa merupakan tindakan yang merampas hak dasar masyarakat atas tempat tinggal dan sumber penghidupan.
Kehilangan aset fisik seperti rumah dan lahan produktif secara signifikan mengurangi kemampuan individu dan komunitas untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Selain itu, hilangnya mata pencaharian yang sebelumnya diperoleh dari aktivitas ekonomi di lokasi yang digusur semakin memperparah kondisi kemiskinan.
Masyarakat yang tergusur seringkali kesulitan untuk memulai kembali kehidupan mereka dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih dari dampak traumatis peristiwa tersebut4.
#7 Pekerja Asing
Kehadiran pekerja asing dengan upah yang lebih rendah menciptakan persaingan yang tidak sehat di pasar kerja.
Perusahaan cenderung mempekerjakan pekerja asing untuk menekan biaya produksi, sehingga mengurangi peluang masyarakat lokal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kondisi ini memperburuk tingkat pengangguran dan memperpanjang durasi kemiskinan. Selain itu, persaingan yang tidak seimbang juga dapat memicu penurunan upah bagi pekerja lokal, sehingga daya beli masyarakat semakin menurun.
Cara Keluar dari Kemiskinan Struktural
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melawan kemiskinan struktural:
#1 Perbaikan Akses Pendidikan
Peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang rentan, menjadi kunci utama dalam mengatasi kemiskinan struktural.
Investasi di sektor pendidikan tidak hanya membuka peluang ekonomi yang lebih luas, tetapi juga merombak cara pandang dan membebaskan individu dari belenggu pemikiran yang membatasi5.
#2 Penguatan Ekonomi Lokal
Membangkitkan ekonomi lokal melalui beragam program seperti pelatihan keterampilan, pengembangan jiwa kewirausahaan, serta dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat di tingkat akar rumput.
Langkah ini mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang terpusat dan memperkokoh kemandirian ekonomi di tingkat lokal.
[Baca Juga: Gaji Besar Belum Tentu Kaya, Gaji Kecil Belum Tentu Miskin]
#3 Reformasi Kebijakan
Upaya untuk menghapuskan kemiskinan struktural menuntut adanya reformasi kebijakan yang lebih inklusif, adil, dan transparan.
Kebijakan-kebijakan tersebut harus menjamin akses yang setara bagi seluruh masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan peluang ekonomi.
#4 Pelestarian Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Kondisi lingkungan yang tidak stabil dapat memperparah kemiskinan struktural. Oleh karena itu, fokus pada pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan ini.
Langkah-langkah ini tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor seperti energi terbarukan dan pertanian yang ramah lingkungan.
#5 Pemberdayaan Wanita
Penguatan peran wanita sangat penting dalam upaya mengatasi kemiskinan struktural. Wanita seringkali menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak kemiskinan.
Dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan, lapangan kerja, dan sumber daya ekonomi lainnya, mereka dapat mengubah struktur sosial yang tidak adil.
Program-program pemberdayaan wanita, seperti pelatihan kewirausahaan dan dukungan untuk pengasuhan anak, dapat menjadi langkah nyata dalam mengangkat derajat wanita6.
#6 Membangun Jaringan Sosial
Masyarakat yang solid dan memiliki jaringan sosial yang kuat akan lebih mampu menghadapi kemiskinan struktural. Program-program yang mendorong kerjasama antara individu, kelompok, dan komunitas dapat menciptakan rasa solidaritas dalam mengatasi tantangan ekonomi.
Contohnya adalah program pemberdayaan masyarakat, kelompok usaha bersama, dan organisasi nirlaba yang bekerja untuk kepentingan bersama.
#7 Peningkatan Literasi dan Pendidikan Keuangan
Defisit pengetahuan keuangan seringkali menjadi akar permasalahan individu terperangkap dalam lingkaran kemiskinan struktural. Membudayakan literasi dan pendidikan keuangan dapat membekali individu untuk mengambil keputusan finansial yang lebih cerdas.
Implementasi program edukasi keuangan secara intensif di lingkungan sekolah, komunitas, dan tempat kerja menjadi langkah krusial dalam mengatasi tantangan ini.
Untuk dapatkan literasi keuangan secara gratis, Anda dapat download ebook di Perpustakaan Finansialku.
#8 Pengembangan Kewirausahaan dan UMKM
Memfasilitasi tumbuh kembangnya semangat kewirausahaan dan UMKM merupakan salah satu strategi efektif untuk memutus rantai kemiskinan struktural.
UMKM memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan utama bagi individu dan komunitas yang kurang beruntung.
Penyediaan program pelatihan kewirausahaan yang komprehensif dan aksesibilitas yang lebih luas terhadap modal usaha dapat mendorong masyarakat untuk memulai bisnis mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru.
Memperbaiki Kondisi Keuangan agar Sejahtera Finansial
Kemiskinan struktural adalah masalah kompleks yang akarnya terletak pada ketidakadilan sistemik dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik. Kondisi ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus, di mana kelompok marginal terus terpinggirkan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain perbaikan akses pendidikan hingga pemberdayaan wanita.
Sebagai warga negara, memahami kebijakan publik sangat penting untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya mengurangi kesenjangan sosial.
Selain itu, meningkatkan literasi keuangan dan menyusun rencana keuangan jangka panjang akan membantu individu melindungi diri dari risiko finansial di masa depan dan mencapai tujuan keuangan yang lebih baik.
Cek kesehatan keuangan secara berkala untuk mengetahui kondisi finansial Anda.
Jika butuh panduan lebih lanjut dalam perencanaan keuangan, berkonsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku dapat menjadi langkah yang bijaksana.
Dengan demikian, Anda dapat memperoleh solusi yang tepat sesuai dengan kondisi finansial dan tujuan hidup Anda. Hubungi melalui WhatsApp 0851 5866 2940 sekarang untuk membuat janji temu konsultasi.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Sekian pembahasan tentang kemiskinan struktural. Bagaimana tanggapan Anda mengenai topik ini? Mjari bagikan di kolom komentar di bawah ini.
Jangan lupa bagikan artikel ini di media sosial agar lebih banyak yang paham. Terima kasih!
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Gambar:
- Cover – https://shorturl.at/yscJF
Referensi Tambahan