Seminar Akademik UT Makassar Bahas Ketahanan Pangan dan Gisi, Hadirkan Tenaga Ahli Kementan dan Dua Guru Besar

2 weeks ago 30

INIPASTI.COM, MAKASSAR,- Seminar Akademik Wisuda Daerah Universitas Terbuka (UT) Makassar Tahun 2025 Tahap I, digelar pada Jumat 21 Februari 2025 di Lantai 4, Aula Convention Hall Kampus UT Makassar.

Seminar ini dibuka oleh Direktur UT Makassar Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE, MM dengan mengusung tema “Ketahanan Pangan dan Peningkatan Gizi sebagai Investasi Masa Depan dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045,”.

UT menghadirian Tenaga Ahli Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Abd Haris Bahrun, M.Si dan dua Guru Besar yakni Prof Dr Ir H Ambo Ala, MS (Guru Besar Bidang Ekologi Tanaman Unhas) serta Prof Dr Syamsiah, S.P, M.Si (Guru Besar Bidang Bioteknologi Pertanian Unismuh Makassar) sebagai narasumber. Seminar ini dipandu oleh Dr Jalil yang juga adalah Dosen UT Makassar.

Ketua Panitia Seminar dan Wisuda Sarjana UT Makassar Andi Suci S.P, M.P yang juga Manajer Pembelajaran dan Ujian melaporkan, seminar ini adalah rangkaian dari pelaksanaan wisuda daerah yang akan digelar selama dua hari, mulai Sabtu-Minggu (22-23) Februari 2025 di Kampus UT Makassar.

Peserta seminar diikuti 700-an yang merupakan wisudan dan wisudawati.

Direktur UT Makassar Prof Rahman Rahim dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada ketiga narasumber dalam kegiatan seminar akademik UT Makassar.”Semoga ini menjadi inspirasi dalam pengembangan pertanian di Indonesia,”ujar Prof Rahman.

Dikatakan tema ini diambil sebagai bentuk kontribusi UT Makassar dalam mendukung program strategis nasional Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat.

“Masalah pangan dan gizi nasional adalah tantangan besar bangsa Indonesia saat ini. Sebagai institusi pendidikan, UT Makassar siap mendukung kebijakan pemerintah dalam membangun ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Prof. Rahman.

“Seminar ini bertujuan untuk memberikan pembekalan bagi para wisudawan agar siap menghadapi dunia kerja dan tidak menganggur setelah lulus, sehingga diwajibkan untuk diikuti oleh seluruh wisudawan” ujar Prof Rahman.

Tenaga Ahli Kementan Abd Haris Bahrun dalam seminar tersebut membahas tentang
Kebijakan Pertanian Dalam Ketahanan Pangan Nasional dan Peningkatan gizi.

Dia menyebutkan empat program utama pemerintah yang saat ini dijalankan adalah swasembada pangan, makan bergizi, ketahanan energi serta hikirisasi.

Untuk program swasembada pangan nasional 2024-2029 disebutkan yakni penyediaan benih unggul, pupuk, pompanisasi serta optimalisasi lahan. Kemudian pengembangan komoditas ekspor strategis, peningkatan produksi susu untuk pangan bergizi serta program mandiri energi.

Ketahanan Pangan dan Pemanfaatan Lahan Sempit

Seminar yang mengangkat tema ketahanan pangan dan peningkatan gizi mendapat apresiasi tinggi dari Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ambo Ala. Menurutnya, ketahanan pangan menjadi faktor penentu bagi keberlangsungan sebuah bangsa, sehingga penting untuk terus dikaji dan diperkuat.

Prof. Ambo Ala menjelaskan bahwa ada empat kunci utama dalam ketahanan pangan. Pertama, memastikan ketersediaan pangan dalam jangka panjang di tengah ketidakpastian global. Kedua, mengamankan pasokan pangan sehat dengan keuntungan sosial dan dampak lingkungan yang minimal. Ketiga, menjamin keterjangkauan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Keempat, mampu beradaptasi dengan preferensi konsumen dalam memenuhi kebutuhan sosial.

Lebih lanjut, ia menyoroti beberapa langkah strategis dalam memperkuat ketersediaan pangan, seperti pemanfaatan laut lepas, perluasan lahan pertanian di Papua dan lahan rawa di Kalimantan, serta intensifikasi pertanian melalui ketersediaan pupuk, benih unggul, dan teknologi pertanian presisi. Ia juga menekankan pentingnya pengurangan kehilangan dan pemborosan pangan (food loss and waste) serta peningkatan akses terhadap pangan yang berkualitas.

Sementara itu, Prof. Syamsia dalam paparannya membahas pemanfaatan lahan sempit untuk budidaya sayuran guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Ia menyoroti praktik Microgreen, Hidroponik, dan Akuaponik sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan produksi pangan di lingkungan terbatas.

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|