INIPASTI.COM, Makassar — Antusiasme ribuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dalam mengikuti Festival Donor Darah pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 merupakan hal yang patut diapresiasi.
Donor darah tersebut digelar di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh, pada, Jumat, 2 Mei 2025.
Kegiatan yang digelar LLDIKTI Wilayah IX bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Selatan ini berhasil menarik minat 1.700 mahasiswa Unismuh sebagai calon pendonor.
Namun, dari jumlah tersebut, hanya 786 mahasiswa yang dinyatakan memenuhi syarat medis dan dapat mendonorkan darah. Sebanyak 914 mahasiswa lainnya belum dapat mendonor karena tidak lolos dalam pemeriksaan kesehatan awal.
Meski angka tersebut terbilang besar, panitia menilai hal itu bukan sebagai kegagalan, melainkan peluang edukasi agar mahasiswa mulai peduli pada kesehatan diri sebagai bagian dari kesiapan menjadi relawan kemanusiaan.
Dr. Hamzah, dari Divisi Beasiswa dan Pengembangan Karir Mahasiswa Unismuh, menjelaskan bahwa ada tiga penyebab utama yang membuat mahasiswa tidak dapat mendonor.
Faktor pertama adalah berat badan yang masih berada di bawah batas minimal 45 kilogram. Kondisi ini membuat volume darah dalam tubuh lebih sedikit sehingga berisiko menimbulkan efek samping seperti pusing hingga pingsan pasca donor.
Faktor kedua adalah tekanan darah yang tidak sesuai rentang standar yang ditetapkan, yakni antara 100/70 hingga 160/100 mmHg. Tekanan darah yang terlalu rendah berpotensi membuat pendonor merasa lemas, sementara tekanan darah yang terlalu tinggi bisa menimbulkan risiko lain selama proses pengambilan darah.
Sementara itu, penyebab ketiga adalah kadar hemoglobin (Hb) yang rendah. PMI mensyaratkan Hb minimal 12,5 gram per desiliter (g/dL) untuk perempuan dan 13,0 g/dL untuk laki-laki. Hemoglobin yang rendah menunjukkan adanya gejala anemia ringan yang jika tetap dipaksakan melakukan donor bisa memperburuk kondisi tubuh pendonor.
Meski demikian, Festival Donor Darah ini tetap berlangsung meriah dan edukatif. Dokter A. Miranty Paturusi dari PMI Sulsel menyebut, semangat mahasiswa yang tinggi menjadi fondasi kuat untuk menjadikan donor darah sebagai budaya kampus yang berkelanjutan. Pihak PMI juga akan menggelar kegiatan serupa secara berkala untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa yang belum lolos agar bisa bersiap di masa mendatang.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, menegaskan bahwa gerakan donor darah ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Ia menilai bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari semangat Tri Dharma perguruan tinggi, khususnya dalam ranah pengabdian kepada masyarakat.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam aksi sosial seperti ini merupakan cermin dari pendidikan tinggi yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pada dampak nyata di masyarakat.
Jika separuh dari sekitar 45.000 mahasiswa penerima beasiswa di wilayah LLDIKTI IX rutin melakukan donor, maka minimal 25.000 kantong darah dapat dihimpun setiap periode. Jumlah tersebut bisa menjadi solusi strategis bagi kebutuhan darah nasional yang selama ini masih belum terpenuhi secara optimal.
“Donor darah adalah wajah paling konkret dari kepedulian kampus terhadap bangsa. Setiap tetes darah adalah bukti cinta mahasiswa dan dosen kepada kemanusiaan,” ujarnya.
Tips Sukses Jadi Pendonor Darah
Jaga Berat Badan Ideal: Minimal 45 kg agar tubuh siap kehilangan darah tanpa risiko.
Periksa Tekanan Darah Secara Berkala: Hindari stres dan jaga konsumsi garam.
Naikkan Hemoglobin: Konsumsi makanan kaya zat besi seperti hati ayam, bayam, dan kacang-kacangan.
Istirahat Cukup: Tidur 7–8 jam per malam penting agar tubuh fit saat donor.
Hindari Makanan Berlemak dan Merokok sebelum donor.