INIPASTI.COM, Jakarta –Timnas Indonesia akan menghadapi Bahrain dalam laga matchday kedelapan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan ini sangat krusial karena kedua tim saat ini memiliki poin yang sama, yaitu 6 poin dari tujuh pertandingan, meskipun Indonesia berada di posisi kelima klasemen sementara akibat selisih gol yang lebih buruk (-8) dibandingkan Bahrain (-2). Kemenangan di laga ini menjadi harga mati bagi Skuad Garuda untuk menjaga peluang lolos langsung ke Piala Dunia 2026 atau setidaknya melaju ke putaran keempat.
1. Kondisi Tim dan Latihan
Timnas Indonesia telah memulai persiapan intensif menjelang laga ini. Pada Sabtu, 22 Maret 2025, tim menggelar latihan di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta. Latihan ini diikuti oleh 26 pemain, meskipun tiga pemain absen karena alasan yang belum dijelaskan secara rinci oleh PSSI—kemungkinan cedera atau proses administrasi untuk pemain naturalisasi baru. Pelatih Patrick Kluivert, yang baru saja menggantikan Shin Tae-yong, memimpin sesi latihan perdananya dengan fokus pada pemulihan mental dan fisik skuad usai kekalahan telak 1-5 dari Australia pada 20 Maret 2025 di Sydney.
Kluivert, mantan penyerang legendaris Belanda, tampak berusaha membangun kembali kepercayaan diri pemain. Dalam wawancara awal, ia menyatakan kekagumannya pada semangat latihan tim dan optimistis dapat meraih hasil positif di SUGBK. Namun, absennya beberapa pemain kunci seperti Ole Romeny, Mees Hilgers, dan Sandy Walsh dalam sesi latihan terbaru menimbulkan tanda tanya. PSSI menyebutkan adanya agenda evaluasi pasca-laga Australia, yang mencakup analisis taktik dan penyesuaian strategi untuk menghadapi Bahrain.
2. Skuad Pemain
PSSI telah merilis skuad sementara pada 9 Maret 2025, yang terdiri dari 27 pemain dengan rata-rata usia 25,2 tahun. Sebanyak 66,7% di antaranya adalah pemain abroad, seperti Maarten Paes, Thom Haye, dan Marselino Ferdinan, dengan total nilai pasar mencapai Rp537,96 miliar. Tiga pemain tambahan—Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James—disebut-sebut akan bergabung setelah proses naturalisasi mereka rampung, meskipun belum ada konfirmasi resmi hingga 23 Maret 2025. Jika proses ini selesai tepat waktu, kehadiran mereka bisa menjadi tambahan kekuatan signifikan, terutama Emil Audero sebagai opsi kiper berkelas dunia.
Namun, cedera beberapa pemain usai laga melawan Australia menjadi perhatian. Rizky Ridho diperkirakan tetap menjadi tumpuan di lini belakang, sementara Kevin Diks, yang gagal mengeksekusi penalti melawan Australia, diharapkan bangkit untuk menebus kesalahannya. Di lini depan, Marselino Ferdinan, pencetak gol hiburan melawan Australia, akan menjadi kunci bersama Rafael Struick.
3. Kondisi Stadion dan Dukungan Suporter
Stadion Utama Gelora Bung Karno dipastikan dalam kondisi optimal untuk laga ini. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sebelumnya pada November 2024 telah memastikan bahwa rumput SUGBK dalam kondisi terbaik, dan pihak pengelola diminta menjaga konsistensi kualitasnya. FIFA juga telah menetapkan SUGBK sebagai venue resmi untuk laga ini, menepis spekulasi perubahan lokasi akibat tekanan dari federasi lain.
Dukungan suporter menjadi salah satu kekuatan tambahan. Sebanyak 60.000 tiket reguler telah mulai dijual sejak 4 Maret 2025, dengan harga termurah Rp300.000. Antusiasme publik sangat tinggi, dan laga ini berpotensi mencetak rekor penonton terbanyak di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Atmosfer SUGBK yang dikenal “angker” bagi tim tamu diharapkan dapat mengintimidasi Bahrain dan mengangkat semangat Skuad Garuda.
4. Analisis Lawan: Bahrain
Bahrain datang ke Jakarta dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka telah tiba di ibu kota pada 22 Maret 2025 dan langsung menggelar latihan adaptasi. Dalam pertemuan sebelumnya pada 10 Oktober 2024 di Riffa, Bahrain berhasil menahan imbang Indonesia 2-2 dalam laga kontroversial yang diwarnai keputusan wasit Omar Al-Ali. Bahrain dikenal dengan permainan fisik dan serangan balik cepat, dipimpin oleh striker Mahdi Abduljabbar, yang telah mencetak empat gol di kualifikasi ini, termasuk brace ke gawang Australia.
Meski demikian, Bahrain memiliki kelemahan dalam konsistensi permainan tandang. Dari tiga laga away di putaran ketiga, mereka hanya meraih satu poin (imbang 0-0 melawan Arab Saudi). Indonesia bisa memanfaatkan ini dengan strategi pressing tinggi dan memaksimalkan dukungan suporter.
5. Strategi dan Peluang
Patrick Kluivert diperkirakan akan menerapkan formasi 4-3-3 dengan pendekatan total football, sesuai gaya kepelatihannya di masa lalu. Fokus utama adalah memperbaiki lini belakang yang rapuh—kebobolan 15 gol dalam tujuh laga—serta meningkatkan efektivitas serangan. Kemenangan atas Arab Saudi (2-0) pada November 2024 di SUGBK bisa menjadi blueprint: solid bertahan dan memanfaatkan peluang melalui Marselino dan Struick.
Peluang Indonesia untuk menang cukup terbuka, terutama dengan keuntungan bermain di kandang. Namun, kekalahan telak dari Australia menunjukkan bahwa tim masih perlu kerja keras untuk menghadapi Bahrain, yang secara teknis lebih terorganisasi dibandingkan pertemuan sebelumnya. Jika gagal menang, posisi Indonesia di klasemen akan semakin sulit, mengingat dua laga tersisa adalah melawan China (kandang) dan Jepang (tandang).
6. Pernyataan Resmi
Erick Thohir menegaskan bahwa tim sedang menyusun strategi matang pasca-evaluasi melawan Australia. “Kami akan maksimalkan laga kandang ini. Dukungan suporter dan semangat pemain adalah kunci,” ujarnya. Sementara itu, pelatih Bahrain, Dragan Talajić, dalam wawancara di Jakarta pada 22 Maret 2025, menyebut timnya siap “mengulang performa solid seperti di Riffa.” (Tim sport Ipc)