Deklarasi Persaudaraan Masyarakat Kepulauan Buton Diresmikan di Kendari, Perkuat Solidaritas dan Gagasan Pembangunan Daerah

2 days ago 16

SULTRAKINI.COM: KENDARI— Sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan akademisi asal Kepulauan Buton mendeklarasikan berdirinya *Persaudaraan Masyarakat Kepulauan Buton* dalam sebuah pertemuan yang berlangsung Selasa malam (20/5/2025) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Deklarasi ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai wujud tekad kolektif mempererat silaturahmi dan memperkuat kontribusi warga Buton terhadap pembangunan daerah dan nasional.

Deklarasi ini menandai tonggak baru dalam upaya memperkuat ikatan emosional dan sosial warga Kepulauan Buton, baik yang menetap di tanah kelahiran maupun yang merantau ke berbagai penjuru Indonesia. Acara dilangsungkan di sebuah warung kopi di Kendari dengan penuh semangat persaudaraan dan ditutup dengan doa bersama.

Hadir sebagai deklarator antara lain Ahmad Pim, Zuumi Kudus, Sahrun Gaus, Suwandi Andi, Nasir Idris, Liyu, Marwan Akbar, Suharmin Arfat, Saiful Azis, Laode Detif Rahim, Mukhtar Assegaf, Awal Nurjadin, Hendrik Siswanto, dan Muhammad Daulat.

Sahrun Gaus, salah satu deklarator, menjelaskan bahwa inisiatif pembentukan organisasi ini berawal dari diskusi kecil para mantan pengurus Kesatuan Mahasiswa Indonesia Buton (KMIB). Ia menyebut, semangat untuk menghidupkan kembali kerukunan keluarga Buton yang pernah eksis 20 tahun silam menjadi pemicu utama deklarasi ini.

“Tujuan utama organisasi ini adalah menjadi wadah pemersatu dan jembatan komunikasi antar warga Buton di perantauan, terutama di Kendari. Selain itu, kami berharap organisasi ini bisa berperan dalam kegiatan sosial, kemanusiaan, dan keagamaan,” kata Sahrun.

Zuumi Kudus menambahkan, *Persaudaraan Masyarakat Kepulauan Buton* akan membuka ruang bagi pertukaran ide dan gagasan konstruktif untuk mendukung pembangunan wilayah Kepulauan Buton. Menurutnya, organisasi ini hadir dengan niat tulus dan semangat gotong royong dari generasi Buton yang berada di Kendari.

“Selanjutnya, kami akan menyusun program kerja konkret yang berorientasi pada penguatan kontribusi masyarakat Buton terhadap kemajuan daerah,” ujar Zuumi.

Organisasi ini berlandaskan falsafah budaya Buton: *pomae-maeka*, *pomaa-maasiaka*, *poangka-angkataka*, dan *popia-piara*—sebuah nilai luhur yang menekankan pentingnya saling menghargai, mengasihi, dan menjaga satu sama lain.

Acara deklarasi ditutup dengan pembacaan pernyataan bersama dan doa untuk keberkahan serta keberlanjutan organisasi di masa depan.

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|