
SULTRAKINI.COM: Perairan Kabupaten Buton Utara adalah salah satu kawasan dengan potensi sumber daya rumput laut yang cukup besar. Sebagian penduduk yang bermukim di beberapa desa pinggir pantai melakukan budidaya rumput laut. Kehidupan mereka sangat tergantung dengan rumput laut. Metode budidaya yang dikembangkan saat ini adalah longline, yaitu mengikat rumput laut dengan tali dan terapung di permukaan laut. Namun demikian, permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah banyaknya rumput laut yang patah dan hanyut terbawa arus.
Masalah ini cukup serius hingga LPPM UHO memberikan pelatihan dan membimbing petani rumput laut, khususnya perempuan, untuk melakukan budidaya dengan penggunaan inovasi Horizontal Net. Inovasi ini cukup sederhana dengan desain kurungan apung yang dapat membudidayakan rumput laut dengan mudah dan hasilnya cukup baik. Alasan pemberian pelatihan dan bantuan kepada pembudidaya perempuan adalah karena saat ini budidaya dengan metode longline lebih dominan dilakukan oleh perempuan. Perempuan hanya membantu mengikat bibit rumput laut dan menjemur rumput laut, hampir tidak terlibat dalam proses budidaya.
Sementara itu, beberapa perempuan sangat menginginkan terlibat lebih banyak, terutama jika perempuan tersebut adalah janda yang ditinggalkan suami dan memiliki areal budidaya rumput laut. Untuk itu, penggunaan Horizontal Net dapat menjadi solusi dalam meningkatkan peran dan aktivitas perempuan dalam budidaya rumput laut.
Pada tanggal 31 Agustus 2025, LPPM UHO yang bekerja sama dengan Bappeda Buton Utara memberikan pelatihan sekaligus menyerahkan Horizontal Net kepada kelompok perempuan pembudidaya rumput laut Kabupaten Buton Utara. Tim LPPM UHO diwakili oleh Prof. Ma’ruf Kasim, Prof. La Baco Sudia, Ibu Nurdiana, M.Si., dan Ibu Wardha Jalil, M.Si., serta empat orang mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO. Alat ini langsung digunakan oleh pembudidaya perempuan untuk melakukan budidaya rumput laut.
Kegiatan ini merupakan kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Kewilayahan yang berlokasi di perairan Kabupaten Buton Utara dan didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti-Saintek).
Desain alat yang sederhana dari pipa paralon dan jaring memberikan solusi bagi pembudidaya, khususnya perempuan, dalam melakukan budidaya rumput laut. Beberapa keuntungan dari penggunaan alat ini adalah sangat ramah lingkungan karena tidak lagi menggunakan botol plastik bekas. Horinet yang merupakan singkatan dari Horizontal Net ramah perempuan karena dapat dioperasikan sendiri oleh pembudidaya perempuan.
Horinet dapat menjaga rumput laut tetap berada dalam kurungan dan tidak hanyut terbawa arus laut. Di samping itu, alat Horinet dapat dipindahkan dengan mudah ke areal budidaya lain jika terjadi perubahan lingkungan drastis, seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan secara tiba-tiba yang disebabkan oleh kekeruhan akibat penggalian pasir atau limbah nilam yang mungkin mengotori daerah budidaya rumput laut.
Kita berharap bahwa alat ini akan memberikan peningkatan produksi yang cukup signifikan bagi pembudidaya, khususnya perempuan, sehingga mereka dapat menunjang penghasilan keluarga dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani rumput laut.