Siapa Plato?

21 hours ago 4

Key Points

  • Plato adalah filsuf Yunani kuno yang hidup sekitar 428–347 SM, murid Socrates dan pendiri Akademi Athena.
  • Penelitian menunjukkan ia terkenal dengan teori Bentuk, yang mengatakan dunia fisik adalah bayangan realitas yang lebih tinggi.
  • Karya utamanya, seperti Republik, membahas keadilan, cinta, dan negara ideal, dengan pengaruh besar pada filsafat Barat.
  • Tampaknya ada sedikit kontroversi tentang identitasnya, tapi banyak debat tentang bagaimana karya-karyanya mencerminkan pandangan Socrates.

Latar Belakang Hidup

Plato lahir sekitar 428 SM di Athena ke dalam keluarga aristokrat kaya. Ia menjadi murid Socrates, dan kematian Socrates pada 399 SM mendorongnya untuk meninggalkan politik Athena dan bepergian. Pada 387 SM, ia mendirikan Akademi di Colonus, Athena, yang dianggap sebagai universitas pertama di dunia Barat. Ia meninggal pada 347 SM, meninggalkan warisan besar dalam filsafat.

Karya dan Kontribusi

Plato menulis karya-karya dalam bentuk dialog, sering kali menampilkan Socrates sebagai tokoh utama. Republik adalah karyanya yang paling terkenal, mengeksplorasi keadilan dan negara ideal. Karya lain seperti Symposium membahas cinta, dan Phaedrus membahas jiwa dan keindahan. Teori Bentuknya, yang menyatakan dunia fisik adalah cerminan realitas sempurna, sangat berpengaruh dalam matematika, ilmu politik, dan teologi.

Pengaruh dan Warisan

Plato memengaruhi filsafat Barat, termasuk muridnya Aristotle. Akademi-nya menjadi pusat pembelajaran penting, dan idenya terus memengaruhi berbagai bidang. Meski identitasnya tidak kontroversial, ada debat tentang sejauh mana karya-karyanya mencerminkan pandangan Socrates, terutama karena Socrates tidak menulis sendiri.


Catatan Rinci

Plato, filsuf Yunani kuno yang hidup dari sekitar 428 hingga 347 SM, adalah tokoh sentral dalam sejarah filsafat Barat. Ia lahir ke dalam keluarga aristokrat di Athena, menunjukkan janji intelektual sejak kecil dengan pendidikan dalam musik, puisi, tata bahasa, olahraga, dan matematika. Pengaruh awal datang dari Cratylus dari Ephesos, murid Heraclitus, yang menginspirasi minatnya pada sastra, retorika, etika, dan lainnya. Masa kecil dan remajanya berlangsung di era pasca-Perikles, ditandai oleh konflik militer antara Liga Delian dan Peloponnesia, yang memperburuk kondisi sosial seperti kemalasan dan keserakahan.

Plato menjadi murid Socrates, dan kematian Socrates pada 399 SM akibat pengadilan dan eksekusi karena tuduhan tidak hormat terhadap dewa dan merusak pemuda sangat memengaruhi Plato. Hal ini mendorongnya meninggalkan politik Athena dan bepergian, sebelum akhirnya mendirikan Akademi pada 387 SM di Colonus, Athena, yang dianggap sebagai universitas pertama di dunia Barat. Akademi ini menjadi pusat pembelajaran penting, dan Plato mengajar doktrin yang kemudian dikenal sebagai Platonisme. Ia meninggal pada 347 SM, dengan karya terakhirnya, Laws, belum selesai.

Karya-karyanya ditulis dalam bentuk dialog, dengan Socrates sering kali sebagai tokoh utama, kecuali dalam Laws. Karya-karyanya dibagi ke dalam periode berdasarkan gaya dan isi, dengan klasifikasi berikut:

Karya-karya Plato dapat dibagi ke dalam beberapa periode berdasarkan gaya dan isi. Pada periode awal, yang ditulis setelah 399 SM dan sebelum 387 SM, terdapat 13 karya seperti Apology, Charmides, Crito, Euthydemus, Euthyphro, Gorgias, Hippias Major, Hippias Minor, Ion, Laches, Lysis, Protagoras, dan Buku I Republik. Karya-karya ini fokus pada metode Sokratik dan diskusi etika, meskipun akurasi historisnya sering diperdebatkan; misalnya, Apology dianggap sebagai karya paling andal tentang Socrates historis. Kemudian, pada periode awal-transisi sekitar 387-380 SM, ada tiga karya yaitu Cratylus, Menexenus, dan Meno, yang menjadi jembatan menuju periode tengah dengan Meno memperkenalkan konsep keabadian jiwa dan rekoleksi. Periode tengah, sekitar 380-360 SM, mencakup tiga karya utama seperti Phaedo, Buku II-X Republik, dan Symposium, yang memperkenalkan Teori Bentuk serta konsep psikologi moral seperti jiwa tripartit; Republik menjadi karya sentral dan Phaedo membahas keabadian. Lalu, pada periode akhir-transisi sekitar 360-355 SM, terdapat tiga karya yaitu Parmenides, Theaetetus, dan Phaedrus, yang menunjukkan metode baru “koleksi dan pembagian”; misalnya, Parmenides mengkritik Teori Bentuk sementara Phaedrus membahas cinta. Terakhir, periode akhir sekitar 355-347 SM mencakup enam karya seperti Sophist, Statesman, Philebus, Timaeus, Critias, dan Laws, yang mungkin disusun secara kronologis; di sini Teori Bentuk dimodifikasi, dengan Timaeus membahas penciptaan alam semesta dan Laws tentang pemerintahan praktis, yang belum selesai saat Plato meninggal.

Karya utamanya, seperti Republik, mengeksplorasi keadilan dan negara ideal, dengan alegori Gua yang terkenal menjelaskan persepsi realitas melalui penyelidikan filsafat. Symposium membahas cinta sebagai motivasi untuk mencapai keindahan tertinggi, dan Apology dianggap paling andal tentang Socrates historis. Teori Bentuknya, yang menyatakan dunia fisik adalah bayangan realitas sempurna, memecahkan masalah universal dan sangat berpengaruh, terutama dalam matematika, ilmu politik, dan teologi.

Pengaruh Plato luas, termasuk pada muridnya Aristotle, dan idenya membentuk tradisi Platonisme. Akademi-nya menjadi pusat pembelajaran penting, dan karyanya terus memengaruhi berbagai bidang. Meski identitasnya tidak kontroversial, ada debat tentang sejauh mana karya-karyanya mencerminkan pandangan Socrates, terutama karena Socrates tidak menulis sendiri, dan potret Socrates dalam karya Plato berbeda dengan yang digambarkan Xenophon atau Aristophanes dalam The Clouds. Debat ini, dikenal sebagai masalah Socratic, melibatkan interpretasi ironi dalam dialog Plato, seperti baris terakhir Phaedo tentang “seekor ayam untuk Asclepius,” yang beberapa menganggap serius dan yang lain sebagai lelucon.

Penanggalan karya Plato berdasarkan stilometri dan analisis isi, dengan beberapa kontroversi, terutama tentang Republik karena anachronisme. Karya-karyanya hilang di Barat hingga zaman pertengahan, diawetkan oleh sarjana Muslim, dan sitasi standar menggunakan paginasi Stephanus, misalnya Republik 511d. Selain karya utama, ada karya yang dianggap palsu (spuria), seperti Halcyon dan Axiochus, dan karya yang keasliannya diperdebatkan (dubia), seperti First Alcibiades dan Seventh Letter. Epigramnya, sekitar 17-18, dengan beberapa dianggap otentik, seperti nomor 1, 2, 7, 3 menurut Cooper 1997.

Plato juga dikenal dengan pandangannya yang utopis, skeptis terhadap demokrasi, dan lebih memilih rasionalisme daripada empiris, percaya alasan adalah cara untuk memahami kebenaran alam semesta. Ia melihat cinta sebagai motivasi untuk mencapai keindahan tertinggi, konsep yang dikenal sebagai “cinta Platonis.” Warisannya tetap relevan, dengan pengaruh pada filsafat, sains, dan budaya Barat, dan karyanya terus dipelajari untuk memahami bias kognitif dan asumsi yang salah, relevan hingga hari ini.

Key Citations

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|