INIPASTI.COM, Liverpool, 12 Maret 2025–Liverpool Football Club sedang jadi buah bibir di dunia sepak bola, terutama di platform X, setelah dua peristiwa besar dalam 48 jam terakhir. Dari kekalahan pahit di Liga Champions hingga pengumuman kemitraan baru dengan Adidas, berikut fakta-fakta yang perlu pembaca ketahui untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan klub berjuluk The Reds ini.
Tersingkir dari Liga Champions oleh PSG
Pada Selasa malam, 11 Maret 2025, Liverpool menjamu Paris Saint-Germain (PSG) di Anfield untuk leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Setelah menang tipis 1-0 di leg pertama di Paris, harapan tinggi menggantung untuk melaju ke perempat final. Namun, PSG membalikkan keadaan lewat gol Ousmane Dembélé di menit ke-67, menyamakan agregat menjadi 1-1. Laga berlanjut ke adu penalti setelah 120 menit tanpa gol tambahan. Di sini, Liverpool tersungkur: Gianluigi Donnarumma, kiper PSG, menggagalkan tendangan Darwin Núñez dan Curtis Jones, sementara hanya Mohamed Salah yang berhasil. Skor akhir adu penalti 3-1 untuk PSG, mengakhiri perjalanan Liverpool di kompetisi elit Eropa musim ini.
Pelatih Arne Slot, yang menggantikan Jürgen Klopp musim panas lalu, menyebut laga ini “salah satu pertandingan paling intens” dalam kariernya, seperti dikutip Amazon Prime. Meski kalah, ia memuji semangat tim yang bermain dengan pendekatan taktisnya: penguasaan bola tinggi dan pressing terorganisir, meski kurang tajam di kotak penalti lawan. Kekalahan ini jadi sorotan karena Liverpool masih memimpin klasemen Premier League dengan 63 poin dari 27 laga—tapi tersingkir dari UCL bikin fans bertanya-tanya soal konsistensi tim di panggung besar.
Kembali ke Adidas: Nostalgia dan Ambisi
Di tengah kekecewaan, Liverpool mengumumkan kabar positif pada 10 Maret 2025: klub akan kembali bermitra dengan Adidas sebagai penyedia kit resmi mulai musim 2025/26. Kontrak multi-tahun ini mengakhiri kerja sama dengan Nike yang berlangsung sejak 2020. Menurut laporan The Athletic, nilai kesepakatan ini mencapai £60 juta per musim—dua kali lipat dari kontrak Nike (£30 juta plus royalti). Adidas pernah jadi sponsor Liverpool di dua era emas: 1985-1996 (lima gelar liga dan dua Piala Eropa) dan 2006-2012 (satu Piala FA dan final UCL). CEO Liverpool, Billy Hogan, bilang, “Kembali ke Adidas adalah langkah besar untuk identitas dan ambisi klub ke depan.”
Fans di X langsung nostalgia dengan desain klasik Adidas, seperti kit kandang merah dengan garis tiga ikonik. Bocoran desain yang beredar juga bikin hype, meski klub belum rilis resmi. Dari sisi bisnis, ini jadi suntikan finansial buat Liverpool yang terus bersaing dengan raksasa seperti Manchester City dan klub-klub milik negara di pasar transfer.
Dampak dan Reaksi
Di X, suasana terbelah. Kekalahan dari PSG memicu kekecewaan, dengan akun seperti @LFCStats bilang, “Anfield bukan benteng lagi, Slot harus evaluasi strategi.” Tapi ada juga yang optimis, seperti @KopTalk, “Musim ini belum habis, Premier League masih di tangan.” Sementara itu, deal Adidas disambut hangat—@AnfieldEdition posting, “Adidas balik, vibes 80-an hidup lagi!” Sentimen ini menunjukkan fans Liverpool punya harapan besar meski dihantam realitas kompetisi.
Fakta Edukatif
- Liga Champions: Liverpool tersingkir di babak 16 besar untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir, setelah pernah jadi juara 2019 dan runner-up 2022 di era Klopp.
- Adidas: Kemitraan ini bukan cuma soal duit, tapi juga strategi branding—Adidas punya sejarah kuat dengan klub top Eropa seperti Bayern Munich dan Real Madrid.
- Slot Era: Pendekatan Slot lebih sabar dibanding gaya gegenpressing Klopp, tapi fans mulai debat apakah ini cocok buat DNA Liverpool.
Ke Depan
Liverpool kini fokus ke Premier League—laga berikutnya lawan Aston Villa, 15 Maret 2025—dan FA Cup, di mana mereka masih bertahan. Kekalahan di UCL jadi pelajaran, tapi deal Adidas bikin optimisme jangka panjang. Inipasti.com akan pantau langkah The Reds, baik di lapangan maupun di luar lapangan. (Dito-G)