Diduga Tidak Transparan, Kepsek SMAN 2 Wangi-Wangi Adu Fisik dengan Guru hingga Dikejar Siswa

1 week ago 14
Gambar: Saat kericuhan berlangsung (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI-Kericuhan terjadi saat upacara bendera di SMA Negeri 2 Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Senin (21/7/2025).
Kepala sekolah setempat, Hasanudin, diduga terlibat adu fisik dengan salah satu guru hingga dikejar oleh sejumlah siswa.

Insiden bermula saat kepala sekolah bertindak sebagai pembina upacara dan menyampaikan amanat yang menyinggung soal asesmen siswa. Tak lama setelah itu, sejumlah siswa mulai berteriak dan menghujat, bahkan beberapa di antaranya maju menghampiri Hasanudin.

Situasi memanas ketika Hasanudin diduga memukul guru pembina kesiswaan yang sedang merekam jalannya upacara. Kejadian itu memicu amarah para siswa, yang kemudian mengejar kepala sekolah hingga ke luar pagar sekolah, bahkan sempat melempar kursi dan meja ke arahnya.

Beberapa guru berupaya mengamankan kepala sekolah dan membawanya pulang, namun situasi semakin tidak terkendali karena siswa terus mengejar.

Pasca kejadian, sejumlah perwakilan siswa yang didampingi guru mendatangi Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Sultra Wilayah Wakatobi, yang lokasinya berdekatan dengan sekolah.

Kepala KCD Wakatobi, Masidiy, menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, siswa menyampaikan kekecewaan terhadap kepemimpinan kepala sekolah, terutama terkait kebijakan dan kondisi sekolah yang dinilai merugikan siswa.

Beberapa keluhan yang disampaikan antara lain:

Ruang kelas yang bocor namun tidak kunjung diperbaiki.

Pengelolaan keuangan sekolah yang dianggap tidak transparan.

Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak didanai oleh sekolah dan terpaksa menggunakan dana patungan dari guru.

Tahun ini, sekolah tidak melaksanakan asesmen siswa, yang dikhawatirkan membuat siswa kehilangan kesempatan mengikuti seleksi jalur bebas tes ke perguruan tinggi.

Masidiy juga menyebut bahwa selama satu tahun terakhir, hampir tidak ada kegiatan pengembangan minat dan bakat siswa yang dilaksanakan oleh sekolah.

Saat dikonfirmasi, Kepala SMAN 2 Wangi-Wangi, Hasanudin, menduga bahwa insiden tersebut telah dirancang oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan dirinya.

Ia membenarkan bahwa beberapa kegiatan ekstrakurikuler tidak bisa dibiayai menggunakan dana BOS, karena tidak sesuai dengan aturan penggunaan anggaran.

“Banyak kegiatan seperti marching band atau rapat OSIS memang tidak termasuk dalam penggunaan dana BOS. Paling hanya konsumsi ringan yang bisa dibantu,” jelasnya.

Terkait asesmen, Hasanudin menambahkan bahwa masih ada waktu hingga Agustus untuk melaksanakannya.

“Kami baru masuk setelah libur sekolah. Jadi belum sempat asesmen karena siswa juga belum kembali penuh,” tambahnya.

Laporan: Amran Mustar Ode

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|