Menag Nasaruddin Umar: STQH Bukan Sekadar Ajang Lomba, Melainkan Gerakan Menghidupkan Nilai-Nilai Al-Qur’an dan Hadis

2 days ago 10

SULTRAKINI.COM: KENDARI — Dalam suasana malam yang penuh kehangatan di kawasan Tugu MTQ Kendari, Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menyampaikan pesan mendalam tentang makna Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII sebagai gerakan spiritual dan kebangsaan yang menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam pidatonya, Menag menegaskan bahwa kegiatan STQH tidak boleh dipahami sebatas seremoni atau ajang perlombaan semata, melainkan sebuah isyarat iman dan komitmen kebangsaan untuk menjadikan Al-Qur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup bangsa.

“Kita berkumpul dalam suasana keberkahan, bukan sekadar upacara, tetapi pernyataan iman bahwa Al-Qur’an dan Hadis bukan hanya bacaan, melainkan tuntunan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Menag juga mengaitkan nilai-nilai Al-Qur’an dengan tantangan sosial dan lingkungan masa kini, menekankan pentingnya kesadaran ekoteologis—bahwa mencintai bumi dan merawat alam merupakan bagian dari ibadah.

“Al-Qur’an tidak turun di ruang kosong. Di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan krisis ekologis, kita diingatkan bahwa mencintai bumi adalah bagian dari iman. Merawat lingkungan adalah bentuk zikir sosial,” ungkapnya.

“Maka mencintai Al-Qur’an berarti mencintai bumi dan seluruh kehidupan di dalamnya,” lanjutnya.

Selain pesan keagamaan, Menag juga menyoroti dimensi kebangsaan yang terkandung dalam ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Menurutnya, nilai keadilan, keseimbangan, dan kemanusiaan yang diajarkan Al-Qur’an sejalan dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

“Bangsa ini harus tetap berada di jalan yang adil dan beradab. Nilai-nilai Al-Qur’an adalah energi moral yang memperkuat cita-cita kebangsaan Indonesia, termasuk membangun manusia yang berkualitas, berdaya, dan toleran,” ujarnya.

Pandangan Menag Soal STQH: Dari Ajang Seleksi Hingga Dampak Ekonomi Daerah

Dalam sesi wawancara usai acara, Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan peran strategis STQH dalam menyeleksi qari, qariah, hafizh, dan hafizhah terbaik dari seluruh provinsi untuk kemudian mewakili Indonesia di ajang internasional.

“STQH ini adalah seleksi nasional untuk mencari yang terbaik di bidang tilawah dan hadis. Kalau MTQ melombakan semua cabang, STQH lebih fokus, karena ini juga bagian dari proses seleksi menuju MTQ internasional,” jelasnya.

Beliau menyebut bahwa Indonesia secara rutin menerima undangan untuk mengikuti 20 hingga 25 MTQ internasional dari berbagai negara Islam setiap tahun. Karena itu, STQH menjadi wadah penting untuk memastikan keterwakilan Indonesia di tingkat dunia berasal dari peserta terbaik hasil seleksi nasional.

“Kita ingin objektif, karena hampir semua negara Islam mengadakan MTQ internasional. Dari STQH inilah kita menyeleksi duta terbaik yang membawa nama Indonesia ke luar negeri,” ujarnya.

Menag juga mengapresiasi penyelenggaraan STQH Nasional di Sulawesi Tenggara yang dinilainya berjalan sangat baik, baik dari segi manajemen acara maupun partisipasi masyarakat.

“Walau namanya STQH, tapi rasa dan semangatnya setara MTQ. Penyelenggaraannya luar biasa dan antusiasme masyarakat sangat tinggi,” katanya.

Tak hanya berfokus pada nilai spiritual, Menag juga menyoroti dampak ekonomi positif dari kegiatan berskala nasional seperti ini. Dengan ribuan peserta dan penggembira dari seluruh provinsi, menurutnya, STQH turut menggerakkan ekonomi masyarakat daerah.

“Kehadiran sekitar 10 ribu orang di Kendari memberi dampak luar biasa. Coba bayangkan jika masing-masing membelanjakan 500 ribu per hari—itu sudah jadi perputaran ekonomi yang besar. Pedagang, hotel, dan UMKM ikut bergairah,” ujarnya.

Menag menutup wawancara dengan pesan agar nilai-nilai Qur’ani yang dipelajari dan diperlombakan di STQH benar-benar menghidupkan semangat kebangsaan dan kesejahteraan umat.

“STQH bukan hanya ajang membaca Al-Qur’an, tapi gerakan untuk membumikan pesan-pesan wahyu dalam kehidupan nyata. Dari Sulawesi Tenggara, semoga cahaya Al-Qur’an terus memancar untuk Indonesia dan dunia Islam,” pungkasnya.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|