BBP Sultra Revitalisasi Bahasa Wolio lewat Pelatihan Guru dan Pegiat Komunitas

4 days ago 11

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Upaya pelestarian bahasa daerah kembali digelorakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (BBP Sultra) melalui kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Utama dalam rangka Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) 2025. Bahasa Wolio, yang menjadi salah satu warisan budaya masyarakat Buton, dipilih sebagai sasaran revitalisasi tahun ini.

Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, pada 16–20 Juni 2025 di Kota Baubau, melibatkan 80 peserta yang terdiri atas 76 guru SD dan SMP, serta 4 pegiat komunitas dari Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan.

Kepala BBP Sultra, Dewi Pridayanti, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya pelestarian bahasa daerah.

“Dalam melaksanakan revitalisasi ini kami tidak bisa sendiri. Kami hanya pemantik, tetapi kewenangan sepenuhnya ada di tangan pemerintah daerah,” ujar Dewi.

Ia juga menyampaikan bahwa tahun ini, selain bahasa Wolio, BBP Sultra juga melakukan revitalisasi terhadap bahasa Tolaki. Dewi berharap para peserta dapat menyebarluaskan ilmu yang didapat melalui program pengimbasan kepada rekan sejawat dan generasi muda, khususnya siswa SD dan SMP.

“Bahasa daerah mulai ditinggalkan generasi muda. Padahal, bahasa adalah identitas dan jati diri kita. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya?” imbuhnya.

Acara pembukaan turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau Eka Prasetya yang mewakili Wali Kota Baubau, Ketua Lembaga Adat Kesultanan Buton La Ode Muh. Shamsul Qomar yang juga merupakan Sultan Buton, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan.

Dalam sambutannya, Sultan Buton menekankan pentingnya penanaman bahasa daerah sejak usia dini serta penyediaan sumber bacaan berbahasa Wolio.

“Revitalisasi ini sangat penting untuk menumbuhkan kembali kebanggaan penutur terhadap bahasa ibunya. Saya berharap BBP Sultra terus mendukung pelestarian Bahasa Wolio,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau Eka Prasetya menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi Kota Baubau sebagai kota budaya yang cerdas, sejahtera, dan bermartabat.

“Bahasa Wolio menjadi kebanggaan kita bersama. Tidak semua daerah memiliki bahasa sendiri. Ini merupakan salah satu indikator tingginya peradaban,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Baubau telah mengambil langkah konkret dalam pelestarian bahasa Wolio dengan menghadirkan program “Belajar Wolio” di tingkat SD dan “Buri Wolio” untuk jenjang SMP.

Sebagai bentuk apresiasi, BBP Sultra menyerahkan cendera mata berupa buku terbitan kepada Pemkot Baubau dan Lembaga Adat Kesultanan Buton. Kegiatan pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, termasuk maestro bahasa dan seniman lokal, seperti La Ode Alirman (bahasa Wolio), Arif Tasila (komedi tinggal), La Ode Kamaluddin (pidato), Abdul Weas (cerpen), Agus Slamet (dongeng), dan Asri (kabanti).

Peningkatan Kompetensi Guru Utama ini merupakan bagian dari rangkaian besar RBD 2025 yang diinisiasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan dilaksanakan secara serentak oleh 30 balai/kantor bahasa di seluruh Indonesia. Hasil dari pelatihan ini akan dilanjutkan dengan pengimbasan di sekolah atau komunitas masing-masing, hingga akhirnya bermuara pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Laporan: Riswan

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|