
SULTRAKINI.COM: KENDARI- Dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, penanaman nilai dan keterampilan sejak usia dini menjadi kunci dalam membentuk generasi unggul. Menyadari urgensi tersebut, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Tenggara berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bunda PAUD pada 25 Juli 2025 di Hotel Claro Kendari. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung implementasi kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun yang dicanangkan pemerintah.
Rapat ini bukan sekadar seremoni, melainkan forum strategis untuk memperkuat koordinasi lintas sektor serta memperjelas peran para pemangku kepentingan dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif, holistik, dan berkeadilan, dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hadir dalam kegiatan ini Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Tenggara Arinta Andi Sumangerukka, Bunda PAUD kabupaten/kota, kepala dinas pendidikan, kepala Bappeda, kepala BPMD, serta kepala bidang PAUD dari seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
Kegiatan dibuka dengan laporan pelaksanaan oleh Kepala BPMP Sultra, Junaiddin Pagala, S.T., M.T., yang menyampaikan bahwa kebijakan Wajar 13 Tahun harus dimaknai lebih dari sekadar perluasan akses. Ia menekankan pentingnya membangun fondasi karakter, literasi, dan kesiapan belajar anak sejak dini. “PAUD bukan hanya ruang bermain, tetapi ruang strategis untuk memulai proses pendidikan yang bermakna,” ujarnya.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga teknis, dan keluarga. Ia menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kerja bersama yang solid. “Bunda PAUD memiliki peran strategis sebagai penghubung antara kebijakan dan masyarakat. Mereka perlu terus didukung dari sisi kapasitas, jejaring, dan advokasi,” tambahnya.
Puncak kegiatan ditandai dengan sambutan dan pembukaan resmi oleh Dr. Nia Nurhasanah, S.Si., M.Pd., Direktur PAUD Kemendikdasmen. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan dua materi kunci, yaitu “Kebijakan Pemerintah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini” dan “Tugas dan Peran Strategis Bunda PAUD.” Ia menekankan bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua anak tanpa terkecuali, dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek gizi, kesehatan, perlindungan, dan stimulasi tumbuh kembang.
Dr. Nia menegaskan bahwa Wajar 13 Tahun bukan semata kerangka administratif, tetapi bentuk nyata tanggung jawab negara dalam menjamin setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam konteks ini, Bunda PAUD bukan sekadar simbol, melainkan motor penggerak komunitas, advokat kebijakan, dan penguat sinergi lintas sektor di tingkat akar rumput.
Menambah kedalaman substansi kegiatan, Pramono, perwakilan dari Direktorat PAUD Kemendikdasmen, memandu Workshop Advokasi dan Pendampingan Program Kerja Bunda PAUD dengan tema “Wajib Belajar 1 Tahun Pendidikan Prasekolah.” Dalam sesi ini, peserta diajak memahami pentingnya transisi yang mulus dari PAUD ke jenjang SD, serta strategi advokasi yang dapat dilakukan oleh Bunda PAUD untuk mendorong komitmen pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan program tersebut. Pendidikan prasekolah yang terstruktur diposisikan sebagai jembatan penting dalam membentuk kesiapan akademik serta sosial emosional anak.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Nurul Mazidah Fajar Riza Ulhaq, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit Kemendikdasmen, yang memberikan apresiasi atas peran strategis perempuan dalam membangun generasi masa depan, khususnya melalui pendidikan anak usia dini. Kehadiran beliau memperkuat semangat bahwa pendidikan yang berkualitas dimulai dari rumah dan komunitas.
Melalui forum ini, para peserta tidak hanya memperoleh wawasan tentang kebijakan terbaru, tetapi juga saling berbagi praktik baik serta strategi kolaboratif yang dapat diterapkan secara konkret di wilayah masing-masing. Rapat koordinasi ini menjadi pengingat bahwa membangun generasi unggul dimulai dari keberanian membentuk fondasi kokoh sejak usia dini, dan hal itu hanya bisa dicapai melalui komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat.