Bagaimana kinerja keuangan emiten GOTO dan analisis sahamnya? Apakah bisa melebihi kompetitor di bidang yang sama? Mari simak lengkapnya dalam artikel ini.
Summary:
- GoTo Group mencatatkan Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp606 triliun pada tahun 2023, turun 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan meningkat 30,3% menjadi Rp14,8 triliun, sementara rugi operasional menurun 66,1% menjadi Rp10,3 triliun.
- GOTO mencetak EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp137 miliar pada kuartal III/2024. Peluang pertumbuhan berkelanjutan datang dari segmen GoTo Financial dan sinergi dengan TikTok, yang berpotensi memperluas pangsa pasar dan memperkuat ekosistem GOTO.
- Dibandingkan dengan Grab, GOTO mencatatkan kinerja yang lebih baik dalam beberapa aspek, meskipun masih mengalami kerugian bersih yang signifikan.
Laba Bersih GOTO
GoTo Group merupakan ekosistem digital terbesar di Indonesia yang menyatukan konsumen, pedagang, dan mitra pengemudi melalui berbagai solusi yang berfokus pada on demand services (pengiriman, mobilitas, logistik), e-commerce, dan layanan financial technology.
GoTo mencatatkan Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp606 triliun di tahun 2023, turun Rp6,9 triliun atau 1,1% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp613 triliun.
Pendapatan GoTo Group pada tahun 2023 meningkat sebesar 30,3% menjadi Rp14,8 triliun dari Rp11,3 triliun di tahun 2022. Selama tahun 2023 jumlah biaya dan beban tercatat sebesar Rp25 triliun atau menurun sebesar Rp40%.
Sejalan dengan perkembangan di atas, rugi operasional Perseroan menurun sebesar 66,1% tercatat Rp10,3 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh biaya dan beban Perseroan yang di tahun 2023 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Di akhir tahun 2023, GoTo Group mengalami kerugian bersih sebesar Rp90,5 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami kerugian bersih sebesar Rp40,3 triliun, terjadi peningkatan sebesar 78,88%.
Penurunan ini terutama karena adanya kerugian penurunan nilai goodwill yang signifikan. Goodwill perbedaan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai aset dan kewajiban yang terdaftar di neraca.
Contohnya, ketika sebuah perusahaan diakuisisi, pembeli mungkin membayar lebih dari nilai buku aset bersih dari perusahaan yang diakuisisi. Perbedaan antara nilai pembayaran tersebut dan nilai buku aset bersih itulah yang disebut sebagai Goodwill.
Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan yang diawali dengan tingkat cash burn yang sangat tinggi, dengan kerugian EBITDA yang disesuaikan pada tahun 2022 mencapai Rp16 triliun.
[Baca Juga: Menentukan Komposisi Portofolio Investasi Sesuai Profil Risiko]
Komparasi Laba Bersih GOTO dalam Tiga Tahun Terakhir
Di bagian sebelumnya kita sudah membahas kinerja Perseroan untuk tahun 2023. Lalu bagaimana kinerjanya bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya? Mari kita simak.
Kinerja pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2021 meningkat 36,3% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp3,3 triliun menjadi Rp4,5 triliun.
Angka tersebut juga didukung dari peningkatan Pengguna Bertransaksi Tahunan (ATU) sebesar 6% secara tahunan menjadi 59,3 juta, sementara total pesanan tumbuh sebesar 18% menjadi 2,2 miliar pada periode yang sama.
Pada akhir tahun 2021 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp22,2 triliun, lebih tinggi 34,9% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp16,7 triliun.
Kemudian, kinerja pendapatan Perseroan pada tahun 2022 mencapai Rp11,3 triliun, meningkat 150,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,5 triliun.
Peningkatan ini terutama karena manajemen biaya yang disiplin, optimisasi pendapatan, dan penyesuaian bisnis untuk pertumbuhan yang moderat tetapi lebih berkualitas dan berkelanjutan melalui inovasi produk di dalam ekosistem.
Di tengah kondisi global yang penuh tantangan, selama tahun 2022 GoTo mencatatkan EBITDA Grup yang disesuaikan berhasil ditingkatkan selama beberapa kuartal berturut-turut, mencapai Rp-3,1 triliun untuk kuartal keempat tahun 2022 dengan peningkatan sebesar 52% dibanding tahun sebelumnya.
Namun di periode yang sama Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp40,4 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih sebesar Rp22,4 triliun, terjadi penurunan 80,2%.
[Baca Juga: 10 Rekomendasi Saham Setelah Pelantikan Presiden, Ada Saham Blue Chip!]
Analisis Fundamental Saham GOTO
Dalam melakukan analisis fundamental, dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio, di antaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dalam jangka pendek.
Pengukuran rasio likuiditas dapat dilakukan dengan membandingkan pada beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas Perseroan dari waktu ke waktu. Tingkat likuiditas Perseroan dapat dilihat dari beberapa ratio di antaranya cash ratio, current ratio, dan quick ratio.
#1 Cash Ratio
GOTO mencatatkan cash ratio sebesar 180% di tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sebesar 230%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kas dan setara kas Perseroan untuk menutupi semua utang lancar atau liabilitas jangka pendeknya mengalami penurunan di tahun 2023. Hal tersebut terutama didukung oleh peningkatan liabilitas jangka pendek yang signifikan.
#2 Current Ratio
Perusahaan mencatatkan current ratio sebesar 262% di tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sebesar 281%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki pada tahun 2023 menurun.
#3 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang dimilikinya menggunakan seluruh aset atau modal perusahaan.
Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas tinggi memiliki risiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Pengukuran solvabilitas menggunakan Liability/Debt to Equity Ratio (DER) dan Liability/Debt to Assets Ratio (DAR).
[Baca Juga: 8 Mata Uang untuk Investasi Valuta Asing yang Paling Menguntungkan]
Liability/Debt to Equity Ratio (DER)
Di tahun 2023, Perseroan memiliki DER sebesar 50%, meningkat bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 10%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan untuk melunasi seluruh utang dengan menggunakan modal Perseroan mengalami penurunan di tahun 2023.
Liability/Debt to Assets Ratio (DAR)
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan DAR sebesar 30%, meningkat bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 10%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan dalam melunasi total utang dengan menggunakan total aset telah menurun di tahun 2023.
#4 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitasnya, namun dalam kasus GOTO yaitu melalui rasio Rugi Usaha terhadap Pendapatan Bersih, Rugi Usaha terhadap Aset, dan Rugi Usaha terhadap Ekuitas.
Rugi Usaha terhadap Pendapatan Bersih
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan rasio ini sebesar -70% menurun dibandingkan tahun 2022 sebesar -267%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan untuk menghasilkan keuntungan dari hasil pendapatan mengalami peningkatan di tahun 2023.
Rugi Usaha terhadap Aset
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan rasio ini sebesar -19%, turun bila dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar -22%.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan dalam menggunakan seluruh aset yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan mengalami peningkatan di tahun 2023.
Rugi Usaha terhadap Ekuitas
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan rasio ini sebesar -29%, naik bila dibandingkan tahun 2022 sebesar -25%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas Perseroan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tersedia mengalami peningkatan.
Selain melalui data-data di atas, yuk simak juga video ini supaya investasi saham yang Anda lakukan makin untung.
Komparasi Kompetitor Saham GOTO
Salah satu perusahaan yang juga berfokus pada on demand services (pengiriman, mobilitas, logistik), e-commerce, dan layanan financial technology adalah Grab.
Grab mencatatkan pendapatan sebesar USD 2,4 miliar di tahun 2023, naik USD 926 juta atau 65% dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 1,4 miliar.
Perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar USD 485 juta di tahun 2023, turun USD 1,2 miliar atau 72% dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 1,7 miliar.
Dari sisi rugi tahun berjalan, Grab mencatatkan angka yang relatif lebih baik dibandingkan GOTO
Grab mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 21 miliar di tahun 2023, naik USD 1,05 miliar atau 5,2% dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 2 miliar.
Sedangkan dari sisi On-Demand GMV, perseroan mencatatkan angka sebesar USD 15,6 miliar di tahun 2023, naik USD 1,7 miliar atau 12% dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 14 miliar.
GOTO Cetak Adjusted EBITDA 137 Miliar
GOTO mencetak EBITDA yang disesuaikan positif Rp137 miliar pada periode tiga bulan kuartal III/2024, EBITDA yang disesuaikan ini meningkat sebesar Rp696 miliar secara tahunan1.
Ini dikarenakan adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga yang juga menjadi katalis positif bagi perusahaan teknologi seiring dengan funding risk yang lebih minim.
Peluang pertumbuhan berkelanjutan GOTO datang dari segmen GoTo Financial, yang diperkuat sinergitas dengan TikTok yang berpotensi memperluas pangsa pasar dan menarik lebih banyak pengguna dan memperkuat ekosistem GOTO ke depannya.
Apakah GOTO Masih Layak Dipertahankan?
Harga saham GOTO sempat anjlok ke level 50 pada pertengahan tahun 2024. Per November 2024 ini, harga saham GOTO bangkit hingga menembus level 70-an. Apakah saham GOTO masih layak dipertahankan?
Harga saham GOTO pada perdagangan Kamis, 22 November 2024 ditutup di level 72, sama dengan hari sebelumnya.
Selama perdagangan lima hari terakhir, harga saham GOTO meningkat 4 poin atau 5,9%.
Salah satu pemicu tren penguatan tersebut adalah adanya peluncuran pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang dinamakan Sahabat AI2.
Sahabat-AI adalah platform large language model (LLM) open-sources pertama di Indonesia yang mencakup bahasa nasional dan beberapa bahasa daerah. Inisiatif ini juga menggandeng PT Indosat Tbk (ISAT).
Selain menggandeng ISAT, pengembangan teknologi AI ini juga menggaet mitra global Seperti AI Singapore dan Tech Mahindra.
Selain itu inisiatif ini juga menggunakan perangkat lunak NVIDIA AI Enterprise, termasuk NVIDIA NeMo, untuk melatih model ini dan meningkatkan pemahaman bahasa secara umum.
Sahabat-AI merupakan ekosistem terbuka (open-source) agar model ini dapat digunakan secara inklusif. Sehingga dapat diakses terutama oleh developer dan engineer lokal guna mengembangkan solusi berbasis AI untuk berbagai keperluan.
Mulai dari layanan publik, layanan pelanggan, analisa data, penelitian dan pengembangan, pendidikan hingga pengembangan bisnis.
Mengacu pada konsensus analis di Bloomberg, terdapat 27 analis yang merekomendasikan beli saham GOTO dan 8 analis memberikan rating hold serta tidak ada analis yang merekomendasikan jual saham GOTO. Rata-rata target harga analis berada di Rp87 per saham.
Namun, Anda harus tetap melakukan analisis mendalam terhadap emiten ini. Mari konsultasikan bersama saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya untuk mengetahui strategi investasi saham yang tepat.
Hubungi melalui WhatsApp 0851 5866 2940 untuk buat janji konsultasi. Klik banner untuk info lengkapnya.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Jadi, sudah memutuskan apakah akan sell atau buy saham GOTO? Yuk, tulis opini Anda di kolom komentar. Jangan lupa share artikel ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Gambar:
- Cover – Freepik
Referensi Tambahan