Emiten BEEF akan membagikan saham bonus Rp10,51 miliar untuk para pemegang sahamnya. Aksi perusahaan ini adalah wujud penghargaan kepada pemegang saham karena telah banyak mendukung perkembangan bisnis perusahaan.
Namun jika dilihat dalam perspektif yang lebih luas, apakah aksi BEEF kali ini juga termasuk siasat agar sahamnya lebih menarik?
Artikel ini dipersembahkan oleh
BEEF Hadiahi Saham Bonus Rp10,51 Miliar
Dalam beberapa hari ke depan, BEEF hadiahi saham bonus senilai Rp10,51 miliar kepada para pemegang sahamnya yang akan didistribusikan pada 10 Oktober 2024. Dengan rincian seperti berikut:
Berdasarkan penjelasan tersebut, BEEF telah mendistribusikan 154,69 juta saham bonus dengan harga pelaksanaan Rp68 per saham. Rasio saham bonus BEEF adalah 500:11, yang berarti setiap pemegang 500 saham lama akan menerima 11 saham baru.
Hal ini menarik bagi investor karena mereka bisa mendapatkan saham tambahan secara gratis, yang berpotensi meningkatkan imbal hasil mereka.
Meskipun saham bonus BEEF ini berasal dari kapitalisasi sebagian besar Tambahan Modal Disetor (Agio Saham) yang dibagikan sebagai Saham Bonus (Saham Seri B baru dengan nilai nominal Rp68 per saham) dan bukan sebagai Dividen Saham.
Saham bonus ini berasal dari Agio Saham, yaitu kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal setelah dikurangi biaya emisi efek ekuitas (Bonus Saham).
[Baca Juga: Prospek NETV: Dari Terancam Bangkrut, hingga Diakuisisi MD Entertainment (FILM)]
Di bawah ini adalah laporan keuangan perusahaan per akhir Desember 2023 yang mendasari dilaksanakannya BEEF hadiahi saham bonus Rp10,51 miliar:
Tujuan dan Dampak BEEF Hadiahi Saham Bonus
Berdasarkan keterbukaan informasi, tujuan BEEF memberikan saham bonus adalah sebagai bentuk apresiasi perusahaan kepada pemegang saham yang terus mendukung pengembangan bisnis.
Dengan pemberian saham bonus ini, diharapkan nilai investasi para pemegang saham akan meningkat secara optimal.
Tujuan lainnya adalah untuk memperkuat struktur permodalan BEEF dan meningkatkan jumlah saham BEEF yang beredar di pasar. Selain itu, penyesuaian harga saham BEEF setelah pembagian saham bonus diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham di bursa.
Namun, perlu diperhatikan bahwa saham bonus ini berasal dari kapitalisasi Tambahan Modal Disetor (Agio Saham), bukan dari kinerja Laba Bersih tahun 2024. Oleh karena itu, saham bonus ini tidak dapat dianggap sebagai pencapaian BEEF dalam periode tertentu.
Review Singkat Kinerja BEEF Semester I-2023 VS Semester I-2024
PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) adalah perusahaan peternakan sapi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Selama perjalanannya, perusahaan ini telah meluncurkan berbagai produk makanan dengan beragam merek dan berhasil menjangkau semua konsumen.
Di bawah ini adalah perbandingan kinerja BEEF pada semester I-2024 VS I-2023:
Pada semester I-2024, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan menjadi Rp1,36 triliun. Sebagai perbandingan, pada semester I-2023, penjualan BEEF hanya mencapai Rp301,70 miliar.
Seiring dengan peningkatan penjualan tersebut, laba kotor BEEF juga naik menjadi Rp117,47 miliar pada semester I-2024, meningkat 220% dari Rp36,66 miliar sebelumnya.
Jika dirinci, peningkatan penjualan terjadi karena kontribusi terbesar berasal dari segmen Distribusi dan penjualan, yang mencapai Rp1,35 triliun pada semester I-2024, dibandingkan Rp297,55 miliar pada semester I-2023.
Kontribusi terbesar kedua berasal dari segmen Pengolahan makanan, yang juga meningkat menjadi Rp10,35 triliun pada semester I-2024, dari Rp4,78 miliar pada semester I-2023.
[Baca Juga: 10 Rekomendasi Saham Setelah Pelantikan Presiden, Ada Saham Blue Chip!]
Selain itu, dalam rincian penjualan tersebut, BEEF mencatatkan penjualan terbesar kepada PT Suri Nusantara Jaya sebesar Rp332,32 miliar pada semester I-2024, dibandingkan Rp121,01 miliar pada semester I-2023. Berikut rinciannya:
Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa penjualan terbesar BEEF hanya terjadi kepada PT Suri Nusantara Jaya?
Berdasarkan laporan keuangan historis perusahaan, kemungkinan besar PT Suri Nusantara Jaya memiliki hubungan dengan pemegang saham saat ini, yaitu Asia Agri International Pte., Ltd.
[Baca Juga: Koreksi Saham: Definisi, Penyebab, Ciri, dan Cara Menyiasatinya]
Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tahun 2021, di mana nama Asia Agri International belum tercantum dalam struktur pemegang saham.
Namun, karena BEEF mengalami kerugian besar sebesar Rp181,60 miliar yang berdampak pada ekuitas negatif sebesar Rp174,3 miliar, perusahaan melakukan negosiasi dengan Asia Agri International pada tahun 2021 untuk memperbaiki struktur permodalannya.
Bahkan setelahnya, dalam Laporan Tahunan BEEF 2022, nama Asia Agri International juga masih belum masuk ke dalam daftar pemegang saham, berikut ini:
Pada tahun berikutnya, nama Asia Agri International mulai muncul dalam Laporan Tahunan BEEF 2023, dengan kepemilikan mayoritas sebesar 65,39% atau setara dengan 4,96 miliar lembar saham. Berikut rinciannya:
Adapun untuk Juni 2024, porsi kepemilikan saham Asia Agri International terhadap saham BEEF meningkat menjadi sebesar 70,59% atau setara 4,96 miliar lembar saham, seperti berikut:
Dengan masuknya Asia Agri International sebagai pemegang saham pengendali di BEEF, terlihat dampak positif pada peningkatan penjualan yang signifikan, terutama melalui PT Suri Nusantara Jaya.
Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan hubungan afiliasi antara Asia Agri International sebagai pemegang saham pengendali dan peningkatan penjualan perusahaan ke PT Suri Nusantara Jaya.
[Baca Juga: 8 Mata Uang untuk Investasi Valuta Asing yang Paling Menguntungkan]
Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan penjualan BEEF pada semester I-2024 ini belum dapat dipastikan akan berlanjut pada kuartal berikutnya atau hanya merupakan peningkatan sementara.
Mengingat kinerja pendapatan historis perusahaan yang rendah dan kerugian berturut-turut pada tahun 2020, 2021, dan 2022, BEEF baru mulai menunjukkan peningkatan penjualan pada tahun 2023 dan 2024.
Hal ini juga mendukung pertumbuhan laba bersih perusahaan dalam satu tahun terakhir.
Namun demikian, perlu diingat bahwa kerugian berkelanjutan BEEF telah meninggalkan dampak negatif dalam laporan keuangan perusahaan.
Meskipun total ekuitas perusahaan secara keseluruhan positif, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk tercatat negatif.
Hal ini disebabkan oleh kerugian berturut-turut yang dialami perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, yang mengakibatkan akumulasi kerugian dari tahun ke tahun. Dampak jangka panjangnya terlihat pada pencatatan di bagian Ekuitas, berikut ini:
Mengapa total ekuitas BEEF dalam laporan keuangan tercatat positif sebesar Rp198,67 miliar? Hal ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor sebesar Rp350 miliar pada 1 Januari 2023.
Jadi, jika tambahan modal disetor sebesar Rp350 miliar tersebut dianggap tidak ada, total ekuitas BEEF sebenarnya masih akan tetap negatif akibat pencatatan kerugian berturut-turut yang dialami BEEF.
Dengan kata lain, masuknya Asia Agri International ke dalam BEEF telah membantu memperbaiki kinerja penjualan dan laba bersih BEEF pada semester I-2024.
Posisi Total Aset dan Liabilitas BEEF
Komponen |
Semester I-2024 |
Semester I-2023 |
Remarks |
Total Aset |
Rp1.68 triliun |
Rp690.33 miliar |
Aset bertumbuh positif |
Total Liabilitas |
Rp1.48 triliun |
Rp549.79 miliar |
Liabilitas meningkat |
Selanjutnya, kinerja keuangan perusahaan dari komponen lainnya tidak seimpresif peningkatan penjualannya. Meskipun total aset pada semester I-2024 mengalami kenaikan yang signifikan, hal ini disebabkan oleh peningkatan di beberapa pos.
Akan tetapi, cukup disayangkan kenaikan asset tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan liabilitas yang sehat. Tercatat pada semester I-2024, total liabilitas BEEF mengalami peningkatan signifikan dan terjadi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut rinciannya:
Meskipun liabilitas BEEF didominasi oleh utang bank, hal ini masih dapat dimaklumi karena utang tersebut bersifat revolving atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan.
Bahkan, di tengah kesan negatif akibat banyaknya utang bank, perusahaan berhasil mendapatkan pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Terlepas dari banyaknya utang bank yang dimiliki BEEF, selama Beban keuangan masih terkendali. Itu berarti manajemen termasuk mampu dalam mengelola utang perusahaan dengan baik.
Jika dihitung berdasarkan Debt to Equity Ratio, level DER BEEF berada di sekitar 7,51x, yang setara dengan Net Gearing Ratio (NGR), sehingga sangat tinggi dan berisiko. Oleh karena itu, posisi ini perlu diwaspadai.
Dengan ekuitas yang negatif dan tidak ada tambahan modal disetor pada semester I-2024, situasi ini wajar jika menjadi perhatian bagi investor.
Selain itu, tonton video ini untuk ketahui waktu yang tepat untuk beli saham.
Kesimpulan
Kesimpulannya, pemberian saham bonus senilai Rp10,51 miliar oleh BEEF kepada para pemegang saham memang terlihat menarik.
Terlebih lagi, rasio saham bonus yang dibagikan adalah 500:11, yang berarti setiap pemegang 500 saham lama akan menerima 11 saham baru secara gratis. Hal ini berpotensi meningkatkan imbal hasil para pemegang saham BEEF di masa depan.
Akan tetapi, seperti yang dijelaskan dalam keterbukaan informasi perusahaan pada penjelasan mengenai dampak, berikut:
Langkah perusahaan memberikan saham bonus tidak serta merta mencerminkan kinerja keuangan yang baik, terutama di tahun 2024 ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penjualan BEEF memang meningkat signifikan menjadi Rp1,36 triliun pada semester I-2024 dibandingkan Rp301,70 miliar pada semester I-2023.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk kinerja liabilitas dan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk.
Bahkan, jika dihitung berdasarkan Debt to Equity Ratio, level DER BEEF berada di sekitar 7,51x, yang juga sama dengan Net Gearing Ratio (NGR), menunjukkan potensi risiko yang cukup besar.
Selain itu, jika melihat sejarah harga saham BEEF, perusahaan ini sempat mencapai level terendah di kisaran 50an sepanjang tahun 2022.
Secara keseluruhan, dengan masuknya Asia Agri International sebagai Pemegang Saham Pengendali BEEF, mereka akan lebih sibuk mengatur ulang kinerja perusahaan.
Hingga laporan keuangan perusahaan Kuartal II-2024 dirilis, upaya Asia Agri International terlihat cukup serius dalam memperbaiki kinerja, yang tercermin dari peningkatan penjualan BEEF.
Untuk perkembangan kinerja perusahaan ke depan, perlu diperhatikan pada kuartal-kuartal selanjutnya. Jika upaya perbaikan berhasil, arus kas operasi BEEF bisa tumbuh positif.
Namun, jika perusahaan gagal memperbaiki kinerjanya, arus kas operasi akan negatif. Ini adalah ‘peringatan’ yang perlu diperhatikan oleh para investor!
Nah, gimana menurut Sobat Finansialku melihat kinerja BEEF di semester I-2024? Hingga aksi BEEF hadiahi saham bonus kepada para pemegang saham? Benarkah langkah perusahaan kali ini adalah siasat agar lebih menarik perhatian investor?
Untuk memastikan apakah saham ini cocok untuk Anda koleksi, yuk, konsultasikan terlebih dahulu bersama Perencana Keuangan Finansialku.
Nantinya, Anda akan dibantu untuk melakukan review portofolio agar sesuai dengan perencanaan keuangan Anda. Anda juga akan dapatkan strategi dan action plan yang tepat.
Yuk, segera hubungi melalui WhatsApp 0851 5866 2940 untuk booking jadwal konsultasi, atau klik banner untuk info lengkapnya.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Semoga informasi di atas menjadi gambaran untuk Anda sebelum melakukan aksi investasi. Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Gambar:
- Cover – https://shorturl.at/9T6QY