Jika di bulan Desember ada Santa Claus Rally, maka di bulan Januari ada fenomena January effect. Seperti apa sebenarnya fenomena ini?
Berikut akan Finansialku bahas selengkapnya dalam ulasan di bawah ini!
Summary:
- January effect adalah kejadian di pasar modal yang terjadi ketika harga saham meningkat di awal tahun, terutama di bulan Januari.
- Beberapa faktor yang menyebabkan January Effect antara lain adalah pembelian saham oleh investor institusional setelah penjualan akhir tahun untuk keperluan pajak, serta optimisme investor di awal tahun baru.
- Investor disarankan untuk tidak terlalu bereaksi terhadap January Effect dan tetap menjaga portofolio investasi yang seimbang. Fenomena ini bisa menjadi peluang, tetapi juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan.
Fenomena January Effect, Apakah Nyata?
Apa itu January Effect?
Mungkin banyak dari kita yang masih belum mengenal istilah ini. January Effect adalah sebuah fenomena di mana harga saham di pasar modal cenderung mengalami kenaikan di awal tahun sejak bulan Januari.
Fenomena ini hampir sama dengan Santa Claus Rally yang biasanya terjadi pada Desember setiap tahunnya.
Berkaitan dengan January Effect, sebenarnya dari manakah teori atau tren ini pertama kali ditemukan?
Hal ini pertama kali diteliti oleh seorang bankir bernama Sidney B. Wachtel pada 1942. Ia melakukan sebuah observasi mengenai January Effect dengan melihat kinerja saham di bulan Januari di tiap tahunnya.
Wachtel menemukan bahwa selama penelitian di rentang tahun 1927 – 1942, saham-saham di indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami kinerja yang positif dari Desember hingga Januari1.
[Baca Juga: Menentukan Komposisi Portofolio Investasi Sesuai Profil Risiko]
Penyebab Terjadinya January Effect
Berikut ini adalah penyebab terjadinya January Effect2.
#1 Investor Kembali Berinvestasi Setelah Liburan Akhir Tahun
Setelah melewati liburan Natal dan Tahun Baru, banyak investor yang mendapatkan bonus akhir tahun. Dana yang terkumpul dapat dialokasikan dana ke pasar saham untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan terhadap saham dan pada gilirannya, menyebabkan kenaikan harga.
#2 Investor Melakukan Tax Loss Harvesting
Pada akhir tahun, banyak investor yang akan menjual saham yang telah mengalami penurunan harga selama tahun tersebut untuk mengurangi pajak penghasilan karena mengalami kerugian.
Aktivitas tersebut dikenal juga dengan istilah Tax Loss Harvesting dan dapat menyebabkan penurunan harga saham pada akhir tahun.
Namun, kabar baiknya di tahun berikutnya, investor dapat memanfaatkan kesempatan untuk membeli kembali saham yang telah dijual tersebut, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga saham.
#3 Optimisme Investor di Awal Tahun
Di Januari, banyak investor yang optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di tahun yang baru, sehingga mereka cenderung memilih saham-saham yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap saham-saham tersebut dan, pada gilirannya, menyebabkan kenaikan harga.
[Baca Juga: Daftar Saham Multibagger yang Bisa Cetak Keuntungan Besar]
Dampak Fenomenena January Effect di Bursa Saham Indonesia
Setelah mengetahui apa itu January Effect, lalu bagaimana fenomena tersebut di pasar saham Indonesia? Walaupun merupakan fenomena yang positif, January Effect tidak pasti selalu terjadi tiap tahunnya.
Agar Sobat Finansialku lebih memahami fenomena January effect dan dampaknya terhadap investasi, yuk, simak Podcast Finansialku berikut ini!
Sebelum membahas keuntugan January Effect di pasar saham Indonesia, berikut data Seasonality IHSG dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tiap Januari:
Dari tabel di atas terlihat bahwa di bulan Januari 2016 – 2025, IHSG mengalami kinerja positif di 4 tahun, sedangkan di 6 tahun lainnya mencatatkan kinerja negatif. Sehingga untuk saat ini, peluang akan terjadinya lagi January Effect di 2025 terbatas hanya di 40%.
[Baca Juga: Tips Memilih Saham Undervalue, Saham Murah Tidak Murahan]
Keuntungan dan Cara Memanfaatkan January Effect
Apabila kinerja IHSG berbalik positif di awal tahun ini, tentunya ini menciptakan optimisme bagi investor khususnya yang berencana melakukan investasi jangka pendek.
January Effect bisa menciptakan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham, selain itu juga menjadi perhatian bagi investor yang memperhatikan risiko.
Fenomena January Effect dapat menjadi pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan investasi di awal tahun, mengingat ada kencederungan kenaikan harga saham yang dapat mempengaruhi kinerja portofolio investasi.
Berikut ini cara memanfaatkan fenomena January Effect3 4.
#1 Lakukan Pembelian Saham pada Awal Januari
Investor dapat melakukan pembelian saham pada awal bulan Januari, atau hold saham yang telah dimiliki di bulan sebelumnya untuk memanfaatkan kenaikan harga saham yang terjadi di bulan Januari.
Bagi Anda yang ingin membeli saham pada awal bulan Januari, pilihlah saham yang memiliki kinerja baik, atau yang berpotensi untuk mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi.
Belilah saham yang berkinerja baik di tahun sebelumnya dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik karena cenderung melanjutkan kinerja positif pada tahun berikutnya.
#2 Riset Sebelum Beli Saham
Lakukan riset mendalam sebelum membeli saham. Sebagai investor yang bijak, penting untuk melakukan riset, dengan menganalisis fundamental. Sehingga bisa lebih memahami bagaimana kondisi kesehatan perusahaan, baik kinerja keuangan maupun operasional.
Tidak kalah pentingnya prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Bagi penganut value investing, strategi yang tepat untuk memanfaatkan peluang January Effect adalah dengan melakukan analisis fundamental agar dapat menentukan saham berfundamental baik dengan harga yang murah.
Anda juga dapat melirik saham small cap karena saham berkapitalisasi kecil dapat berpeluang untuk mengalami pertumbuhan pada periode ini. Namun, tetap pastikan untuk memantau dan menganalisa baik secara fundamental atau teknikal.
#3 Menjaga Dana Cadangan
Selain berinvestasi, Anda harus memastikan untuk memiliki dana cadangan yang cukup untuk mengantisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi pada bulan Januari.
Adanya dana cadangan tentunya dapat membantu Anda bila membutuhkan dana darurat sehingga tetap bertahan di pasar saham sambil menunggu kenaikan harga yang diharapkan.
#4 Membeli Saham Undervalued
Belilah saham-saham yang valuasinya undervalued, dikarenakan saham-saham tersebut memiliki potensi untuk mengalami kenaikan harga yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang overvalued.
#5 Diversifikasi
Lakukan investasi saham secara terdiversifikasi pada beberapa sektor bisnis yang potensial. Hindari menaruh seluruh dana investasi pada saham di suatu sektor tertentu.
Manfaatkan Fenomena January Effect dengan Baik
Ketika berinvestasi, Sobat Finansialku harus benar-benar objektif dalam melihat dan mempertimbangkan berdasarkan data-data yang ada.
Tidak perlu fomo dan terburu-buru melakukan investasi. Pastikan dulu target investasi Anda, lalu tentukan produk investasinya yang sesuai.
Untuk bisa menentukannya dengan tepat, Anda bisa membaca ebook dari Finansialku berjudul Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses.
Apabila butuh advice terkait investasi, Anda bisa menghubungi Customer Advisory melalui WhatsApp 0851 5866 2940 untuk buat janji konsultasi bersama saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya. Semoga membantu!
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Itulah penjelasan tentang fenomena January Effect dan dampaknya dalam investasi saham. Jika Anda memiliki opini pribadi, silakan tulis pandangan Anda di kolom komentar. Jangan lupa bagikan artike ini pada Sobat Finansialku lainnya.
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Gambar:
- Cover – Freepik
Referensi Tambahan