10 Daftar Negara Suku Bunga Tertinggi di Dunia, Kok Bisa?

3 days ago 9

Fluktuasi ekonomi membuat sejumlah negara memiliki suka bunga tertinggi dunia. Penyesuaian ini diharapkan mampu membendung pelemahan nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar Amerika. Negara mana yang memegang “tahta” ini?

Simak ulasan di bawah ini untuk informasi selengkapnya!

Summary: 

  • Inflasi merupakan salah satu faktor penyebab dari kenaikan suku bunga dalam sebuah negara.
  • Kenaikan suku bunga dalam sebuah negara bisa berdampak buruk terhadap laju ekonomi di dalam negara tersebut.

Apa Alasan Sebuah Negara Menaikkan Suku Bunga?

Kondisi ekonomi makro—termasuk Indonesia— yang cenderung fluktuatif memaksa bank sentral melakukan banyak strategi untuk mempertahankan nilai tukar, termasuk dengan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga umumnya dipengaruhi oleh inflasi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gubernur Bank Indonesia usai menyesuaikan suku bunga1.

Untuk itu, kami sampaikan bauran kebijakan yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur bahwa BI Rate naik 25 basis poin itu adalah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko ujarnya.

Selain itu, kenaikan suku bunga juga diarahkan untuk mengendalikan laju inflasi domestik agar tetap berada dalam kisaran target yang telah ditetapkan, yakni 1,5-3,5 persen. Dengan kata lain, Bank Indonesia berupaya untuk menekan dampak negatif dari kondisi global yang volatil terhadap perekonomian Indonesia2.

Dampak Menaikkan Suku Bunga 

Kenaikan suku bunga menyebabkan beberapa dampak, antara lain:

#1 Dampak Positif

Berikut adalah dampak positif kenaikan suku bunga:

#1 Meningkatkan Daya Tarik Investasi Asing

Kenaikan suku bunga membuat nilai tukar rupiah menguat, sehingga aset-aset di Indonesia menjadi lebih menarik bagi investor asing. Hal ini berpotensi meningkatkan aliran modal asing yang masuk ke negara.

#2 Meningkatkan Daya Tarik Produk Simpanan

Dengan menaikkan suku bunga, bank-bank dapat menawarkan tingkat bunga deposito yang lebih tinggi kepada nasabahnya. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih banyak menabung dan menjaga likuiditas perbankan.

#3 Menjaga Daya Saing Aset Domestik

Kenaikan suku bunga dapat membantu mempersempit selisih imbal hasil antara surat utang Indonesia dengan instrumen keuangan lainnya, seperti surat utang Amerika Serikat. Hal ini membuat aset-aset domestik menjadi lebih kompetitif di pasar global.

#4 Menstabilkan Harga

Dengan menaikkan suku bunga, bank sentral berusaha mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk meredam tekanan inflasi dan menjaga stabilitas harga barang dan jasa dalam jangka panjang.

#5 Mitigasi Risiko Defisit Transaksi Berjalan

Kenaikan suku bunga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penurunan pendapatan devisa akibat melemahnya ekspor. Aliran modal asing yang masuk akibat kenaikan suku bunga dapat membantu menutupi defisit transaksi berjalan3.

#2 Dampak Negatif

Simak dampak negatif kenaikan suku bunga berikut ini:

#1 Menaikkan Suku Bunga Kredit

Kenaikan suku bunga acuan umumnya diikuti oleh penyesuaian suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank. Langkah ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara biaya dana yang diperoleh bank (cost of fund) dengan pendapatan bunga yang dihasilkan dari penyaluran kredit.

#2 Mendinginkan Permintaan Kredit

Kenaikan suku bunga kredit cenderung mengurangi minat masyarakat untuk mengambil pinjaman. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban bunga yang harus ditanggung oleh debitur.

#3 Mempengaruhi Daya Beli Masyarakat

Kenaikan suku bunga secara tidak langsung dapat menekan daya beli masyarakat. Ketika biaya pinjaman menjadi lebih mahal, masyarakat akan lebih berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, terutama untuk pembelian barang atau jasa yang membutuhkan pembiayaan.

Kondisi ini dapat memberikan tekanan tambahan pada pelaku usaha karena permintaan konsumen yang melambat4.

[Baca Juga: Ini Daftar Negara yang Terancam Bangkrut Karena Utang]

#2 Argentina

Bank Sentral Argentina mempertahankan suku bunga acuan pada level 32% pada pertengahan Januari 2025, menyusul pelonggaran kebijakan moneter sebelumnya. Keputusan ini sejalan dengan penurunan laju inflasi dan upaya pemerintah untuk mengendalikan depresiasi peso melalui mekanisme crawling peg.

Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi Argentina, yang telah mengalami hiperinflasi dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, tetap saja negara latin ini masuk sebagai pemilik suku bunga tertinggi di dunia.

#3 Rusia

suku bunga tertinggi di dunia

Suku bunga Rusia 3 tahun terakhir. Sumber: Trading Economics

Bank Sentral Rusia membuat keputusan yang mengejutkan pasar pada Desember 2024 dengan mempertahankan suku bunga acuan pada level 21%.

Keputusan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 200 basis poin. Langkah konservatif ini diambil setelah sebelumnya bank sentral melakukan pengetatan moneter yang signifikan dengan menaikkan suku bunga secara agresif.

Dewan Direksi berpandangan bahwa kebijakan moneter yang ketat tersebut telah berhasil mendinginkan aktivitas kredit dan memperketat kondisi keuangan secara lebih dari yang diperkirakan.

Namun demikian, bank sentral tetap waspada terhadap risiko inflasi yang masih tinggi. Inflasi inti terus menunjukkan tren kenaikan, didorong oleh ekspektasi inflasi yang meningkat dari masyarakat dan pelaku usaha. Selain itu, pelemahan nilai tukar rubel dan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat juga memberikan tekanan tambahan pada harga.

Data terbaru menunjukkan bahwa laju inflasi tahunan masih berada pada level yang cukup tinggi, mendekati rekor dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, bank sentral optimis bahwa kebijakan moneter yang saat ini diterapkan akan membantu menurunkan inflasi secara bertahap dalam jangka menengah((Admin. Rusia. https://id.tradingeconomics.com/))

[Baca Juga: Target Inflasi RI 2022 di Bawah 5 Persen, Bisakah Terealisasi?]

#4 Brazil

Bank Sentral Brasil telah mengambil langkah signifikan untuk meredam tekanan inflasi yang semakin meningkat dengan menaikkan suku bunga acuan Selic sebesar 100 basis poin menjadi 12,25% pada pertemuan Desember 2024. Keputusan ini mengindikasikan komitmen bank sentral dalam mencapai target inflasi yang telah ditetapkan.

Faktor internal seperti kuatnya aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja, serta faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, terutama di Amerika Serikat, telah mendorong bank sentral untuk mengambil tindakan yang lebih agresif.

Kenaikan suku bunga ini diharapkan dapat mendinginkan perekonomian yang terlalu panas, mengurangi tekanan pada harga, dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uang real Brasil. Kendati demikian, Brazil masuk dalam negara dengan suku bunga tertinggi di dunia.

#5 Meksiko

Bank Sentral Meksiko (Banxico) telah mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 10% pada bulan Desember 2024. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar dan merupakan kelanjutan dari kebijakan pelonggaran moneter yang telah dilakukan sebelumnya.

Keputusan penurunan suku bunga ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya adalah tren penurunan inflasi global yang semakin jelas. Meskipun demikian, tekanan inflasi di beberapa negara maju, terutama pada sektor jasa, masih menjadi perhatian.

Di dalam negeri, perekonomian Meksiko menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kuartal ketiga tahun 2024 setelah sebelumnya mengalami perlambatan. Namun, proyeksi ke depan mengindikasikan potensi pelemahan ekonomi pada tahun 2025, terutama didorong oleh perlambatan pasar tenaga kerja dan sejumlah risiko penurunan lainnya.

Tingkat inflasi di Meksiko telah menunjukkan tren penurunan, dengan inflasi umum turun menjadi 4,55% pada bulan November dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Inflasi inti juga mengalami penurunan, namun tetap menjadi perhatian karena inflasi yang persisten di sektor jasa.
Mengingat hal ini, Banxico telah merevisi sedikit ke atas proyeksi inflasi, dengan target inflasi 3% diperkirakan baru akan tercapai pada kuartal ketiga tahun 2026.

Banxico mengindikasikan bahwa peluang untuk melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut masih terbuka. Besaran penurunan suku bunga di masa mendatang akan sangat bergantung pada perkembangan laju penurunan inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi.

[Baca Juga: Hadapi Lonjakan Inflasi, Begini Tips Keuangan Ala Financial Planner]

#6 Afrika Selatan

suku bunga tertinggi di dunia

Suku bunga Afrika Selatan 3 tahun terakhir. Sumber: Trading Economics

Negara dengan suku bunga tertinggi di dunia berikutnya adalah Afrika Selatan. South African Reserve Bank telah melaksanakan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada 21 November 2024, sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini membawa tingkat suku bunga ke level terendah sejak April 2023.

Walaupun inflasi terkini menunjukkan tren penurunan, otoritas moneter tetap waspada terhadap ketidakpastian prospek ekonomi jangka menengah. Risiko kenaikan inflasi dinilai masih signifikan, terutama mengingat potensi gangguan pasokan global.

#7 India

Bank Sentral India (RBI) secara berkesinambungan mempertahankan suku bunga acuan repo pada level 6,5% dalam sebelas pertemuan kebijakan berturut-turut hingga November 2024.

Keputusan ini sejalan dengan proyeksi pasar dan bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pengendalian inflasi yang semakin mendekati target jangka menengah sebesar 4% serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kenaikan inflasi tahunan ke angka 6,21% pada Oktober 2024, yang didorong oleh peningkatan harga pangan, menjadi faktor utama pertimbangan dalam mempertahankan kebijakan moneter saat ini.

#8 Indonesia

suku bunga indonesia

Suku bunga Indonesia 3 tahun terakhir. Sumber: Trading Economics

Bank Indonesia mengambil langkah mengejutkan dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada rapat dewan gubernur bulan Januari 2025. Keputusan ini bertentangan dengan prediksi pasar yang sebelumnya memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga.

Tindakan penurunan suku bunga ini sejalan dengan komitmen bank sentral untuk menjaga stabilitas harga dengan target inflasi tahunan sebesar 2,5% ± 1% pada tahun 2025 dan 2026.

Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian.

Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat inflasi Indonesia masih terkendali di bawah target, yakni sebesar 1,57% pada bulan Desember 2024. Nilai tukar rupiah juga relatif stabil, hanya mengalami depresiasi sebesar 1% pada tanggal 14 Januari 2025 dibandingkan dengan akhir tahun 2024. Stabilitas rupiah ini didukung oleh berbagai langkah stabilisasi yang telah dilakukan oleh BI.

Meskipun demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 diperkirakan sedikit di bawah kisaran target yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 yang juga diprediksi tidak akan mencapai perkiraan awal.

Seiring dengan penurunan suku bunga acuan, BI juga menurunkan suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 5% dan 6,5%. Angka ini membuat RI masuk dalam negara dengan suku bunga tertinggi di dunia.

[Baca Juga: Ekonomi 60 Negara Diprediksi AMBRUK! Indonesia Termasuk?]

#9 Arab Saudi

Bank Sentral Arab Saudi telah menyesuaikan kebijakan moneternya dengan Federal Reserve pada Desember 2024. Penurunan suku bunga repo dan reverse repo masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 5% dan 4,5% merupakan respon terhadap langkah serupa yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat. Keputusan ini sejalan dengan kebijakan nilai tukar riyal yang terpatok pada dolar AS.

#10 Britania Raya

Britania Rayamenjadi negara kesepuluh yang memiliki suku bunga tertinggi di dunia. Bank of England (BoE) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,75% dalam rapat Desember 2024. Keputusan ini sejalan dengan proyeksi pasar.

Kenaikan inflasi, pertumbuhan upah, dan indikator inflasi yang lain menunjukkan potensi berlanjutnya tekanan inflasi. Meski demikian, tiga anggota dewan gubernur berpendapat bahwa suku bunga sebaiknya diturunkan 25 basis poin menjadi 4,5% karena melemahnya permintaan dan pasar tenaga kerja. BoE menegaskan bahwa pendekatan bertahap dalam melonggarkan kebijakan moneter tetap relevan.

Kebijakan moneter saat ini dinilai masih perlu bersifat restriktif untuk jangka waktu tertentu hingga risiko inflasi jangka menengah kembali ke target 2% dapat diredam. Bank sentral akan terus mengevaluasi kondisi ekonomi dan menyesuaikan kebijakan moneter pada setiap rapat.

Keuntungan Jika Suku Bunga Tinggi

Berikut adalah keuntungan jika suku bunga tinggi bagi sebuah negara:

#1 Nilai Tukar Mata Uang Lokal Akan Membaik

Naiknya suku bunga bisa berdampak pada menguatnya nilai mata uang setempat. Suku bunga yang naik akan membuat investor masuk ke suatu negara untuk membangun bisnis.

#2 Mengendalikan Inflasi

Kenaikan suku bunga bisa menekan angka inflasi. Hal ini karena masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya.

Baik dalam bentuk tabungan atau deposito daripada membelanjakannya. Sehingga, jumlah uang yang beredar tidak terlalu banyak.

#3 Imbal Hasil Surat Utang Indonesia Naik

Dengan naiknya suku bunga, imbas hasil surat utang juga mengalami pertambahan nilai. Hal ini justru baik karena tingkat suku bunga mengikuti negara maju.

#4 Aliran Modal Asing Masuk

Implikasi langsung dari naiknya nilai surat utang, akan ada banyak modal asing yang masuk. Di sisi lain, kebijakan menaikkan suku bunga akan mencegah modal asing keluar.

#5 Bunga Deposito Naik

Suku bunga bank sentral yang naik membuat bunga deposito juga mengalami kenaikan. Hal ini akan membuat nasabah bank lebih untung.

Simpan Aset di Instrumen Menguntungkan

Fluktuasi suku bunga di tingkat global merupakan respons terhadap dinamika ekonomi yang kompleks, terutama inflasi. Kenaikan suku bunga, meskipun berdampak positif pada stabilitas nilai tukar dan daya tarik investasi, juga berpotensi meningkatkan biaya pinjaman dan menekan daya beli masyarakat. 

Negara-negara dengan tingkat inflasi tinggi cenderung menerapkan suku bunga yang lebih tinggi pula untuk meredam tekanan harga. Namun, perlu diingat bahwa suku bunga yang tinggi tidak selalu menjadi indikator kesejahteraan ekonomi yang baik.

Bagi individu, memahami dinamika suku bunga sangat penting dalam mengelola keuangan pribadi. Untuk menjaga nilai aset dari erosi inflasi, pertimbangkan untuk berinvestasi pada instrumen yang menawarkan imbal hasil yang seimbang dengan tingkat risiko. 

Peningkatan literasi keuangan dan perencanaan keuangan jangka panjang juga sangat krusial. Dengan demikian, Anda dapat mengambil keputusan finansial yang lebih bijaksana dan melindungi diri dari risiko di masa depan.

Untuk mendapatkan saran finansial yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.

Mereka dapat membantu Anda menyusun strategi keuangan yang komprehensif, mulai dari pengelolaan aset, perencanaan pensiun, hingga perlindungan aset. Buat janji temu sekarang di 0851 5866 2940 atau klik banner di bawah ya!

konsul - PERENCANAAN KEUANGAN Q3 23

Disclaimer:  Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Demikian pembahasan tentang negara dengan suku bunga tertinggi. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa bagikan informasi ini di media sosial agar lebih banyak orang yang terbantu. Terima kasih!

Referensi Tambahan

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|