
SULTRAKINI.COM: KENDARI-Ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 tidak hanya menjadi ajang syiar dan pembinaan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga menjadi momentum berharga bagi para Azhariyyun, alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Kegiatan nasional ini akan digelar pada 9–19 Oktober 2025 di Kota Kendari, dengan peserta yang datang dari 38 provinsi di Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, para alumni Al-Azhar dari berbagai daerah dipertemukan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka saling bercerita, bernostalgia, dan mengenang masa-masa kuliah di Universitas Al-Azhar, serta memperkuat ukhuwah di antara sesama Azhariyyun.
Silaturrahmi ini digelar di Pondok Pesantren Al-Askar 3 Kendari, yang dipimpin oleh KH. Iqbal Enre, Lc. pada Senin, 13 Oktober 2025. Suasana penuh keakraban mewarnai pertemuan tersebut, di mana para alumni mempererat kebersamaan dan meneguhkan semangat dakwah yang mencerahkan.
Sebelum kegiatan silaturahmi berlangsung, dua tokoh terkemuka alumni Al-Azhar, yakni Dr. KH. Mukhlis Hanafi, Lc., M.A dan Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., M.A, memberikan tausiah kepada para santri Pondok Pesantren Al-Askar 3.
Dr. KH. Mukhlis Hanafi saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OIAA (Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar) Cabang Indonesia dan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) di Kementerian Agama Republik Indonesia Periode 2015-2022.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Muammar Bakry menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) dan Sekretaris Umum MUI Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam tausiahnya, Dr. KH. Mukhlis Hanafi, Lc., M.A menekankan pentingnya kesabaran dalam menuntut ilmu. Ia menggambarkan bagaimana semangat para ulama terdahulu yang begitu tekun belajar hingga terkadang lupa terhadap urusan dunia, termasuk urusan pernikahan. “Ilmu tidak bisa diraih dengan kemalasan. Para ulama dahulu menempuh perjalanan jauh, hidup sederhana, bahkan rela menunda kenikmatan dunia demi memperoleh cahaya ilmu,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., M.A menekankan pentingnya semangat mencari ilmu yang disertai adab dan etika. Ia menjelaskan filosofi huruf-huruf dalam kata “‘ilm” (‘Ain, Lam, dan Mim). Huruf “‘Ain” menggambarkan seseorang yang haus akan ilmu, “Lam” melambangkan keluwesan dan kesungguhan dalam belajar, sedangkan “Mim” menjadi simbol ketundukan, etika, dan adab seorang penuntut ilmu. “Santri harus haus ilmu seperti ‘Ain, tekun seperti Lam, dan beradab seperti Mim,” pesannya penuh makna.
Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah alumni Al-Azhar dari berbagai wilayah Indonesia, tokoh agama, dan para dosen. Pertemuan ini menjadi bukti eratnya persaudaraan para Azhariyyun serta komitmen mereka dalam memperkuat kontribusi keilmuan dan dakwah Islam di tanah air.