Tenun Sorume dan Madu Koltim Menjadi Daya Tarik di Pameran STQH Nasional XXVIII

8 hours ago 2

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kain tenun Sorume dan madu khas Kolaka Timur menjadi perhatian utama pengunjung pada pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII di Kota Kendari. Melalui stan Dekranasda Kolaka Timur, berbagai produk unggulan daerah tak hanya memperkenalkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga berhasil meningkatkan omzet para pelaku UMKM.

Sekretaris Dekranasda Kolaka Timur, Iman Qazali, S.H., menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan berharga untuk turut serta dalam kegiatan berskala nasional tersebut.

“Alhamdulillah, kami bersyukur bisa dilibatkan dalam kegiatan pameran STQH ini. Ini menjadi sarana bagi kami untuk mempromosikan produk-produk khas Kolaka Timur, terutama kain tenun, juga berbagai hasil olahan UMKM lainnya,” ujarnya saat ditemui Rabu malam di arena MTQ Kendari.

Menurut Iman, kegiatan ini memberi dampak ekonomi nyata bagi pelaku UMKM Kolaka Timur. Sejak hari keempat pameran, sejumlah produk bahkan sudah terjual habis (sold out) karena tingginya minat pengunjung.

“Iya, tentu pendapatan UMKM meningkat. Beberapa produk kami sudah habis terjual. Bahkan pengunjung banyak yang meminta kontak pelaku usaha untuk pemesanan lanjutan,” jelasnya.

Beberapa produk unggulan yang dipamerkan antara lain madu hutan Koltim, madu rasa pahit dan manis, kopi bubuk Ganekin Cerita, kripik sinongsi, banana chips Kasanah, basreng meat ball, bagea gula merah dan gula pasir, beras organik merah, hingga laksa sohun super. Harga produk bervariasi, mulai dari Rp4.000 hingga Rp150.000 per item.

Selain produk olahan pangan, Dekranasda Kolaka Timur juga menampilkan produk kerajinan tangan dan tenun tradisional, seperti tas bermotif Sorume, bunga Sorume, dan kain tenun bermotif Pati-Pati Winosowi.

“Keunggulan tenun kami adalah masih dibuat dengan alat tradisional, tanpa mesin modern. Prosesnya detail, harus presisi, dan memerlukan ketelitian tinggi,” kata Iman.

Dari hasil pameran tersebut, Dekranasda Kolaka Timur berhasil mencatat omzet sekitar Rp30–40 juta selama lima hari pelaksanaan.

“Event ini membawa dampak besar bagi UMKM. Jika dibandingkan kegiatan lain, trafik penjualan kami di STQH ini justru lebih bagus,” tambahnya.

Selain promosi, Dekranasda Kolaka Timur juga konsisten mendukung pembinaan UMKM di daerah. Tahun ini, lembaga tersebut telah menyerahkan lima unit alat tenun manual kepada masyarakat disertai pelatihan teknis penggunaannya.

“Sebelum penyerahan alat, kami adakan pelatihan dulu agar masyarakat benar-benar siap menenun. Harapannya kegiatan ini bisa meningkatkan ekonomi mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, Iman menjelaskan bahwa pelaku tenun di Kolaka Timur masih didominasi kalangan orang tua. Karena itu, pihaknya berupaya mendorong generasi muda agar turut terlibat dalam pelestarian tradisi ini.

“Anak muda perlu dilibatkan agar tenun tidak hilang. Kami ingin menumbuhkan semangat bahwa dari tradisi ini mereka juga bisa hidup sejahtera,” harapnya.

Ia pun menilai event STQH Nasional bukan hanya kegiatan keagamaan, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk memperkenalkan potensi ekonomi dan budaya daerah ke tingkat nasional.

“Kegiatan ini sangat positif. Ada pengunjung dari Riau yang bahkan ingin bantu memasarkan produk kami setelah acara. Ini bukti bahwa produk Kolaka Timur mulai dikenal luas,” pungkasnya dengan senyum.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|