Antara Skripsi dan Usaha: Rafli, Mahasiswa UHO yang Angkat Kearifan Lokal Sultra ke Panggung STQH Kendari

15 hours ago 7

SULTRAKINI.COM: KENDARI — Perhelatan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara yang digelar di arena MTQ Kendari tidak hanya menjadi ajang syiar keagamaan, tetapi juga membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, termasuk mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang turut memamerkan hasil karya mereka.

Salah satunya adalah Muhammad Rafli Miyskaturizky, mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Angkatan 2021, yang kini tengah menapaki tahun akhir kuliahnya. Di sela kesibukan akademik, Rafli juga aktif mengembangkan brand fashion lokal bernama JIMIVALLE.ID sejak tahun 2024.

“Secara umum, acara STQH ini sangat bagus karena bisa menumbuhkan perekonomian daerah. Apalagi kegiatan ini baru lagi dilaksanakan di Kota Kendari, jadi memberi kesempatan besar bagi warga lokal, terutama para pedagang,” ungkapnya.

Melalui JIMIVALLE.ID, Rafli berupaya mengangkat kearifan lokal Sulawesi Tenggara dalam setiap desain produknya. Di ajang STQH ini, ia menampilkan kaus dengan desain Patung Naga Kamali dan Mesitahala, jersey Buton Benteng Keraton, serta baju oversize Layang Kagadi khas Muna.

“Kami bersyukur bisa ikut di acara ini. Ini kesempatan besar untuk memperkenalkan produk lokal. Fashion kami mengusung nilai budaya agar dikenal oleh wisatawan maupun masyarakat di luar Sultra,” tuturnya.

Produk JIMIVALLE.ID tak sekadar menonjolkan estetika, tetapi juga membawa makna simbolik daerah. Salah satu desain andalannya adalah motif Kalula, yaitu bentuk daun kelapa yang melambangkan semangat, kesederhanaan, dan keteguhan masyarakat pesisir Sulawesi Tenggara. Motif ini berpadu dengan simbol Anoa, satwa endemik kebanggaan Sultra yang menjadi tema besar STQH tahun ini.

“Yang paling laku jersey-nya karena bisa dipakai jogging atau nongkrong. Motifnya kami pakai Kalula, simbol kebanggaan daerah, dan kami juga menyesuaikan dengan tema STQH yang mengangkat Anoa,” jelas Rafli.

Harga produk JIMIVALLE.ID dibanderol mulai Rp130 ribu hingga Rp170 ribu. Selama empat hari pelaksanaan STQH, Rafli mencatat omzet sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta, melampaui ekspektasinya.

Rafli mengaku tantangan utama yang ia hadapi bukan pada pemasaran, melainkan pembagian waktu antara kuliah dan usaha.

“Tantangannya paling di pembagian waktu saja, Kak. Soalnya kami juga masih mahasiswa, jadi harus pandai bagi waktu antara urusan kampus dan usaha,” ujarnya sambil tersenyum.

Meski begitu, dukungan masyarakat dan panitia STQH membuatnya semakin bersemangat. Antusiasme pengunjung, baik dari warga lokal maupun luar daerah, sangat tinggi.

“Respons dari masyarakat luar Sultra juga bagus. Mereka jadi tahu dan mengenal produk lokal kita,” tambahnya.

Di akhir wawancara, Rafli berharap kegiatan seperti STQH dapat terus berlanjut dan menjadi ruang bagi UMKM muda untuk berkembang.

“Semoga STQH berjalan lancar dan bisa terus mendorong kemajuan ekonomi daerah. Harapan saya, usaha JIMIVALLE.ID semakin dikenal masyarakat Sulawesi Tenggara dan Indonesia,” tutupnya.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|