INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pemerintah saat ini fokus dalam menurunkan prevalansi stunting yang masih cukup tinggi di Indonesia, dimana sejumlah program telah disiapkan, dimana ditargetkan terjadi penurunan dari 21, 5 persen menjadi 18 persen pada tahun 2025 secara nasional.
Di Provinsi Sulawesi Selatan, angka prevalansi stunting mengalami penurunan dimana dari angka 27.4 persen menjadi 23,3 persen, Pemerintah Provinsi Sulsel, optimis di tahun ini prevalansi stunting bisa turun dibawah 20 persen, tentunya dengan keterlibatan semua pihak dan juga program yang telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tim Ahli Percepatan Penurunan Stunting dr.Djunaidi M.Dachlan, mengatakan dalam menurunkan prevalansi stunting yang dibutuhkan adalah komitmen Kepala Daerahnya. Ia mencontohkan, bagaimana tiga daerah Gowa, Barru dan Luwu Utara mampu menurunkan stunting dibawah kepemimpinan Bupati mereka dulu.
“Pemkab Gowa dalam turunkan angka stunting punya program jaga ibu hamil, bahasanya saat itu jangan lagi ada stunting baru, dan mereka berhasil turun angkanya 12 persen, yang kedua ada Barru turun 14 persen itu karena ibu bupatinya, (Hasnah Syam, red) turun hingga ke desa agar programnya itu jalan, namun Barru harus kehilangan sosok ibu bupati tersebut karena dipanggil Allah SWT, kemudian ada Luwu Utara, dimana Bupatinya saat itu Indah Putri Indriani, menjaga ketahanan pangan keluarga itu baik, stuntingnya juga turun.” Jelas Djunaidi
Ia menambahkan, melihat kondisi tersebur artinya stunting ini bisa turun dengan mencontoh, Gowa, Barru dan Luwu Utara dalam membuat program dan meyakini angka prevalansi stunting bisa turun, “Kalau ditanya, apakah bisa turun jawabannya bisa, persoalannya adalah komitmen dari Kepala Daerah nya , karena semua yang baik ini, komitmen dari Kepala Daerahnya bukan karena program baik atau jelek,” paparnya.
Djunaidi menekankan Gowa pernah turun karena menjaga ibu hamil, dijaga pola makan, kesehatannya agar tidak lahir stunting baru, “Stunting itu kalau tidak lahir tidak bertambah, stunting juga banyak terjadi pada saat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) bukan saat pada saat pemberian ASI, inilah yang dijaga saat itu oleh ibu bupati Barru saat itu, (Hasnah Syam, red),kemudian Bupati Luwu Utara menjaga ketahanan pangan, ibaratnya kita ingin memberi makan tapi kalau tidak ada, inilah yang dijaga pangannya,” sebutnya.
Menurutnya, jika program dari tiga kabupaten dibawah kepimpinan Kepala Daerah sebelumnya, tentunya akan memiliki dampak positif terhadap penurunan angka prevalansi stunting di Sulsel.
“Saya ingin menyampaikan ini, kalau kita semua harus yakin stunting ini bisa turun, tentunya dengan peran semua stakeholder yang terkait termasuk komitmen dari Pemerintah Daerahnya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perancanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulawesi Selatan (Sulsel) Setiawan Aswad berharap para Kepala Daerah menepati janjinya terkait penanganan stunting di setiap daerah yang dipimpinnya.
Setiawan menyebutkan banyak dari calon maupun kepala daerah terpilih di 24 Kabupaten dan Kota memprogramkan penanganan stunting dalam program prioritas.
“Persoalan stunting menjadi perhatian utama, dan tentu harus ditagih bagaimana komitmennya dalam dalam upaya penanganan stunting, khususnya dalam pencegahannya,” kata Setiawan.
Menurut Setiawan ada delapan aksi konvergensi dalam penanganan stunting, di antaranya strategi tata kelola termasuk manajemen data. Sebab, hanya data valid yang bisa memetakan seluruh gejala stunting di tingkat bawah, termasuk koordinasi berbagai pihak.
Untuk itu, Setiawa menyatakan peran pemimpin daerah menjadi hal yang sangat penting terhadap penanganan stunting,sehinga membangun kesadaran para pemimpin terhadap stunting di Sulsel menjadi tugas dari Bappedalitbangda, termasuk intervensi yang tepat dalam memerangi stunting.
Seperti diketahui, UNICEF dan Jenewa Institute bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh Tanoto Foundation menggelar kegiatan dialog interaktif, Kamis (17/4) dalam mendorong sinergitas media beserta pemerintah dan lembaga mitra pembangunan dalam upaya, pencegahan dan penurunan stunting di Sulawesi Selatan.
(Iin Nurfahraeni)