INIPASTI.COM, Bekasi, 9 Maret 2025 – Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tengah tantangan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bekasi. Dalam kunjungannya ke lokasi terdampak banjir di Kecamatan Babelan pada Sabtu (8/3) sore, Presiden langsung menghubungi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk memastikan distribusi makanan bergizi tetap berjalan meskipun beberapa dapur MBG terendam air.
Banjir yang melanda wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok sejak awal pekan ini telah mengganggu operasional sejumlah fasilitas publik, termasuk dapur-dapur yang menjadi tulang punggung program MBG. Di Bekasi, misalnya, satu dari dua dapur MBG dilaporkan tidak bisa beroperasi karena masih terendam banjir. Namun, Presiden Prabowo menegaskan bahwa gizi anak-anak dan warga terdampak tetap menjadi prioritas utama.
“Dapur terendam bukan alasan untuk berhenti. Gizi penerus bangsa harus tetap diutamakan,” ujar Prabowo dalam sambungan telepon dengan Dadan, seperti dilansir dari pernyataannya di Kampung Tambun Inpres, Babelan. Ia juga meminta BGN untuk segera mengaktifkan dapur cadangan di Jakarta yang memiliki kapasitas besar guna memasok kebutuhan makanan di wilayah terdampak.
Respons Cepat dan Solusi Alternatif
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah darurat untuk mengatasi situasi ini. “Kami punya dua dapur di Bekasi, satu memang tidak operasional karena banjir. Tapi kami sedang persiapkan dapur besar di Jakarta sebagai cadangan,” kata Dadan. Ia juga menyebut rencana pembangunan dapur MBG di lokasi yang lebih tinggi di Babelan agar tidak lagi terdampak banjir di masa depan.
Program MBG, yang merupakan salah satu janji kampanye unggulan Prabowo, telah menjadi sorotan sejak diluncurkan pada Januari 2025. Dengan anggaran awal Rp71 triliun dari APBN 2025, program ini menargetkan 20 juta penerima manfaat, termasuk anak sekolah, balita, ibu hamil, dan menyusui. Namun, bencana alam seperti banjir kali ini menjadi ujian nyata bagi implementasinya.
Analisis: Tantangan Logistik dan Komitmen Pemerintah
Kunjungan langsung Prabowo ke lokasi banjir dan intervensinya dalam memastikan kelancaran MBG menunjukkan sinyal positif tentang keseriusan pemerintah. Namun, banjir ini juga mengungkap tantangan logistik yang signifikan. Ketergantungan pada dapur lokal yang rentan terhadap bencana alam menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan program dalam situasi darurat. Rencana BGN untuk membangun dapur di lokasi yang lebih aman adalah langkah strategis, tetapi membutuhkan eksekusi cepat agar tidak mengganggu target jangka panjang.
Di sisi lain, respons cepat Prabowo—dengan menelpon pejabat terkait di depan warga—bisa dilihat sebagai upaya membangun kepercayaan publik. Ini juga memperkuat narasi bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pada kesejahteraan sosial, khususnya gizi generasi muda. Namun, keberhasilan jangka panjang MBG akan sangat bergantung pada koordinasi antarlembaga dan adaptasi terhadap kondisi tak terduga seperti ini.
Dukungan untuk Korban Banjir
Selain memastikan kelancaran MBG, Prabowo juga menyalurkan bantuan langsung kepada warga terdampak banjir di Babelan. Ia bahkan sempat berbuka puasa bersama warga di teras rumah salah satu keluarga, sembari mencatat keluhan mereka. Aksi ini menambah dimensi humanis pada kunjungannya, sekaligus memperlihatkan pendekatan kepemimpinan yang dekat dengan rakyat.
Dengan banjir yang belum sepenuhnya surut dan prediksi cuaca yang masih menunjukkan potensi hujan deras, pemerintah kini berada di bawah tekanan untuk tidak hanya menangani dampak bencana, tetapi juga menjaga agar program strategis seperti MBG tetap berjalan. Langkah konkret ke depan akan menjadi penentu apakah komitmen “gizi penerus bangsa” ini benar-benar bisa terwujud di tengah tantangan alam. (x-ul)