Berada di puncak usia produktif memunculkan beberapa pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial.
Apakah kamu punya pertanyaan serupa? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut!
Summary:
- Media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku keuangan generasi milenial yang mengakibatkan beberapa permasalahan finansial.
- Milenial sering mempertanyakan kapan waktu yang tepat untuk investasi, membangun dana darurat, memiliki asuransi, berutang, dan menyiapkan dana pensiun.
- Dengan perencanaan keuangan yang matang, milenial bisa tetap fokus pada tujuan keuangan pribadinya dan tidak mudah tergoda oleh tren sesaat.
Bagaimana Keadaan Keuangan Generasi Milenial?
Dita, seorang milenial berusia 29 tahun yang tinggal di kota besar dan bekerja di industri kreatif. Gajinya cukup, bahkan di atas rata-rata. Tapi setiap akhir bulan, dompetnya nyaris kosong. Gaya hidup ngopi tiap hari, langganan aplikasi, dan FOMO ikut event-event kekinian bikin Dita sulit menabung. Apalagi, cicilan paylater terus mengintai.
Fenomena ini bukan hanya dialami Dita. Banyak milenial lainnya juga menghadapi tantangan finansial serupa.
Di tengah derasnya arus digital dan tren konsumtif, milenial kini dihadapkan pada tantangan keuangan yang semakin kompleks.
Hidup di era digital memang memberi banyak kemudahan, tetapi juga membawa godaan konsumsi yang besar.
Coba ingat kembali masa ketika kamu pertama kali menerima gaji. Rasanya ingin segera mentraktir teman, beli gadget baru, atau upgrade gaya hidup.
Nah, kebiasaan seperti inilah yang banyak dialami generasi milenial kelompok usia produktif yang lahir antara 1981 hingga 1996.
Dalam era digital saat ini, platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube tak hanya menjadi tempat berbagi momen, tetapi juga arena pamer gaya hidup.
Mulai dari tren fashion, liburan ke luar negeri, hingga gadget terbaru, semuanya terpampang dengan estetika tinggi yang membuat banyak orang merasa harus ikut serta.
Lebih lanjut, algoritma media sosial juga sering menampilkan iklan dan konten personalisasi berdasarkan kebiasaan pengguna, sehingga semakin memperbesar kemungkinan impulse buying.
Inilah sebabnya mengapa penting bagi generasi milenial untuk memiliki kesadaran finansial dan strategi pengelolaan uang yang kuat agar tidak terjebak dalam siklus konsumsi berlebihan yang bisa membahayakan masa depan keuangan mereka.
Apa saja yang harus direncanakan secara keuangan untuk generasi milenial berusia 30-an? Temukan jawabannya pada ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30-an. Gratis untuk kamu download!
[Baca Juga: Milenial, Begini Cara Mengatur Finansial Kamu, Disimak Yuk]
Perencanaan Keuangan untuk Milenial Itu Penting
Generasi milenial adalah kelompok manusia yang lahir antara 1980 sampai 1995. Kelompok paling muda dari generasi ini, sekarang berusia 28 tahun.
Sedangkan kelompok paling tua dari generasi milenial, sekarang berusia 43 tahun.
Saat ini, mereka tiba di usia produktif dan tengah berusaha mewujudkan tujuan keuangan jangka panjang. Sayangnya, tidak semua orang paham cara membuat perencanaan yang benar.
Ada beberapa pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial yang kerap membuat bingung. Akibatnya, muncul sejumlah masalah keuangan.
Lantas, apa saja pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial? Simak pembahasan berikut dengan saksama!
Pertanyaan Tentang Perencanaan Keuangan Bagi Generasi Milenial
Ada beberapa pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial yang membuat mereka bingung. Hal tersebut berakibat pada timbulnya problem finansial dan efek dominonya.
Berikut adalah beberapa pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial:
#1 Kapan Waktu Terbaik untuk Mulai Investasi?
Jawabannya secepat mungkin. Semakin dini kamu memulai, semakin besar efek compounding yang bisa kamu dapatkan.
Sobat Finansialku tidak perlu menunggu sampai punya uang banyak. Kamu hanya perlu memulai saja dari jumlah kecil dan pelajari instrumen yang sesuai dengan profil risiko.
Anda bisa mulai belajar investasi melalui Online Course Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses dari Finansialku dengan cara klik banner di bawah ya!
#2 Kapan Sebaiknya Mempersiapkan Masa Pensiun?
Masih banyak milenial yang berpikir masa pensiun baru direncanakan saat mendekati usia 50 tahun.
Padahal, justru persiapan sebaiknya dimulai sejak awal bekerja. Dengan begitu, Sobat Finansialku bisa menikmati pensiun yang tenang tanpa beban finansial.
#3 Apakah Saya Perlu Dana Darurat Jika Masih Lajang?
Ya, dana darurat tetap dibutuhkan. Risiko bisa datang kapan saja, tanpa melihat status pernikahan. Idealnya, dana darurat disiapkan sebesar 6-12 bulan pengeluaran rutin.
Tentu kamu tidak mau terus-terusan menggantungkan hidupmu kepada orang lain.
#4 Perlu Nggak Punya Asuransi Kalau Masih Muda dan Sehat?
Justru saat muda dan sehat, kamu bisa mendapatkan premi yang lebih terjangkau. Asuransi penting untuk melindungi penghasilan dan aset dari risiko yang tidak terduga.
Tanpa asuransi, tabunganmu bisa terkuras bahkan bisa menambah utang. Jangan sampai kamu baru berpikir untuk memiliki asuransi ketika risiko sudah terjadi.
#5 Bagaimana Mengatur Gaji Agar Bisa Nabung dan Tetap Hidup Nyaman?
Pendekatan yang lebih bijak dan efektif untuk mengatur keuangan adalah “sisihkan dulu, bukan sisa”.
Artinya, begitu menerima gaji, alokasikan terlebih dahulu sebagian untuk tabungan dan investasi sebelum digunakan untuk kebutuhan harian atau gaya hidup.
Dengan cara ini, kamu tidak hanya memastikan masa depan finansialmu lebih aman, tetapi juga melatih disiplin dan kesadaran akan prioritas keuangan.
#6 Apakah Boleh Berutang Untuk Liburan atau Gadget?
Utang idealnya digunakan untuk hal-hal produktif. Menggunakan utang untuk konsumsi sebaiknya dihindari karena akan membebani cash flow ke depan.
Prioritaskan membeli barang secara tunai atau dengan anggaran yang sudah disiapkan.
[Baca Juga: Contoh Tabel Perencanaan Keuangan, Begini Cara Membuatnya!]
Masalah Keuangan yang Kerap Dialami Generasi Milenial
Selain ada sejumlah pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial, mereka juga memiliki masalah keuangan.
Dalam survei Deloitte yang melibatkan 8.412 milenial dari 46 negara didapat hasil mengejutkan yang menyatakan bahwa banyak di antara mereka tertekan secara finansial.
Hampir setengah koresponden yang terlibat (43%) khawatir dengan kondisi finansial jangka panjang. Selain itu, 39% koresponden juga menganggap keuangan sehari-hari sebagai penyumbang stres.
Nah, berikut ini adalah masalah keuangan yang kerap dialami milenial:
#1 Literasi Keuangan yang Minim
Meski penting, nyatanya masih banyak orang yang minim literasi keuangan. Hal ini akibat minat terhadap keuangan yang masih kurang.
Sektor finansial terus berkembang tiap waktu. Karenanya, setiap orang harus memperbarui informasi secara berkelanjutan.
Sebagai langkah pertama, kamu bisa dapatkan informasi seputar finansial lewat artikel-artikel di web Finansialku.com
#2 Kesulitan Menabung
Perubahan gaya hidup membuat orang-orang kesulitan menabung, termasuk milenial.
Kebanyakan orang lebih senang melakukan aktivitas “society” dengan mengikuti tren, seperti rutin membeli kopi di coffee shop.
Misal, kamu membeli kopi tiga kali sepekan dengan harga Rp50.000 per cangkir. Dalam sebulan, kamu menghabiskan Rp600 ribu untuk kopi. Apakah ini adil untuk kebutuhan yang lain?
Jika lebih bijak merencanakan keuangan, bisa jadi kamu bisa menyiapkan dana darurat lebih cepat.
#3 Rasio Utang Terlalu Besar
Jika kebiasaan belanja konsumtif tidak sebanding dengan pendapatan, milenial bisa terjerat utang, termasuk utang kartu kredit.
Padahal, rasio utang maksimal untuk tiap orang adalah 35% dari total pendapatan.
#4 Tekanan Gaya Hidup
Biasanya, makin banyak pendapatan seseorang, gaya hidupnya makin tinggi. Kebiasaan ini merupakan beban keuangan yang bisa menjadi bumerang di masa depan.
Jalan keluarnya, hiduplah sesuai prinsip tanpa memikirkan validasi pihak lain. Ingat, jika kariermu hancur, belum tentu “teman-teman kerenmu” bersedia membantu.
[Baca Juga: Mengenal Bahaya Konsumerisme, Materialisme, dan Hedonisme]
#5 Inflasi
Inflasi membuat nilai aset anjlok. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan penurunan daya beli.
Untuk mengantisipasi penyusutan aset akibat inflasi, silakan buat perencanaan keuangan mulai sekarang.
#6 Menunda Investasi
Selain beban keuangan, penundaan investasi juga menjadi salah satu masalah finansial milenial. Pada beberapa orang, penyebabnya adalah karena anggaran telah dialokasikan untuk membayar utang.
Perbaiki Keuangan Sekarang, Jangan Tunggu Nanti
Pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial menimbulkan kebingungan di kalangan mereka. Akibatnya, sebagian besar milenial memiliki keuangan yang tidak sehat.
Untuk kamu yang ingin memperbaiki keuangan, sebaiknya mulailah buat perencanaan keuangan dan susun tujuannya. Usahakan fokus dengan catatan yang kamu buat agar tidak bias.
Jika kesulitan mengidentifikasi keuangan pribadi, kamu bisa membuat janji temu dengan Perencana Keuangan Finansialku untuk mendapat rekomendasi langsung.
Yuk, konsultasi sekarang, hubungi via WhatsApp di nomor 0851 5897 1311 untuk buat janji dan informasi lebih lanjut.
Demikian pembahasan tentang pertanyaan tentang perencanaan keuangan bagi generasi milenial. Bagaimana tanggapan kamu? Yuk, sampaikan di kolom komentar.
Untuk membantu rekan kamu mengidentifikasi masalah keuangannya, yuk bagikan informasi ini ke platform yang kamu punya. Terima kasih!
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Admin. 12 Agustus 2022. 3 Masalah Keuangan Generasi Milenial yang Sering Terjadi. Makmur.id – https://bit.ly/3Bpg7iT
- Ambaranie Nadia Kemala Movanita. 29 April 2019. 4 Pertanyaan Besar Milenial soal Mengelola Uang. Kompas.com – https://bit.ly/42D4el9
- Erlina F Santika. 11 April 2023. Masalah Keuangan hingga Hubungan Jadi Pemicu Stres Buat Gen Z dan Milenial. Katadata.co.id – https://bit.ly/3W4i3qm
- Hanum Kusuma Dewi. 23 September 2020. Masalah Keuangan Generasi Milenial dan Kolonial, Ini Solusinya. Bareksa.com – https://bit.ly/3pBvi5P
- Niko Ramadhani. 07 Desember 2018. 5 Permasalahan Keuangan Generasi Milenial. Akseleran.co.id – https://bit.ly/3LXkrdO