Saham gorengan tampak menarik karena kerap menampilkan kesan “memberi untung besar”. Sudahkan Anda paham cirinya?
Pelajari indikasi saham gorengan dalam ulasan Finansialku berikut ini. Selamat membaca!
Summary:
- Saham Gorengan mungkin tampak menarik bagi investor, namun perlu diwaspadai bahwa saham gorengan memiliki segudang resiko yang patut Anda perhatikan.
- Kesalahan utama seorang investor pemula adalah FOMO dalam memilih saham dan terjebak dalam saham gorengan.
Pengertian Saham Gorengan
Dalam jurnal “Studi Literatur: Saham Gorengan”, disebutkan bahwa saham gorengan merujuk pada emiten dengan pergerakan harga tidak wajar, yakni mengalami kenaikan signifikan dalam waktu singkat tanpa diiringi fundamental perusahaan yang kuat.
Istilah ini berasal dari praktik manipulasi harga saham yang dikenal sebagai “pump and dump” (pom-pom).
Praktik pom-pom dilakukan oleh pelaku pasar dengan cara membeli saham dalam jumlah besar di harga rendah (akumulasi). Kemudian, mereka menyebarkan rumor dan berita positif yang tidak berdasar untuk menarik minat investor ritel membeli saham tersebut.
Ketika harga saham mencapai target yang diinginkan, pelaku pom-pom mulai menjual sahamnya secara bertahap (distribusi) untuk merealisasikan keuntungan. Hal ini menyebabkan harga saham anjlok drastis sehingga merugikan investor ritel yang terjebak dalam praktik ini.
Pelaku pom-pom memanfaatkan psikologi investor ritel yang mudah tergoda dengan keuntungan cepat. Mereka memanfaatkan media sosial dan platform online lainnya untuk menyebarkan informasi menyesatkan dan memicu FOMO (fear of missing out).
Sebelum kita membahas lebih lanjut, saya sangat menyarankan Anda untuk membaca Ebook dan Audiobook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula berikut, sebagai langkah awal pemahaman Anda terhadap investasi saham.
Ciri Saham Gorengan
Berikut adalah ciri-ciri saham gorengan menurut studi “Mekanisme Manipulasi Harga “Saham Gorengan” di Pasar Modal (Ditinjau dari Fikih Muamalah dan Undang-Undang No 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan)”:
#1 Masuk dalam Daftar Unusual Market Activity
Aktivitas Pasar Tidak Biasa (Unusual Market Activity – UMA) mengacu pada pola perdagangan dan/atau pergerakan harga suatu efek yang menyimpang dari kebiasaan dalam kurun waktu tertentu.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan efek ke dalam kategori UMA sebagai bentuk peringatan bagi investor agar meningkatkan kewaspadaan. Penetapan ini dilandaskan pada deteksi perubahan harga efek yang signifikan, namun perlu ditegaskan bahwa tidak semua efek yang terdaftar dalam UMA dikategorikan sebagai “saham gorengan”.
Perlu dipahami bahwa UMA merupakan indikator potensial terjadinya manipulasi pasar atau praktik dagang yang tidak wajar. Oleh karena itu, BEI senantiasa memantau pergerakan pasar secara cermat dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.
#2 Kenaikan Terlalu Tinggi Tanpa Penyebab Jelas
Fluktuasi harga saham merupakan hal yang wajar, termasuk kenaikannya. Kenaikan yang wajar umumnya disertai dengan nilai yang logis. Contohnya, kenaikan Rp45 per hari tergolong wajar untuk saham dengan harga awal Rp525 dan harga penutupan Rp570.
Namun, lonjakan harga saham secara signifikan, terutama untuk saham murah, patut dicurigai sebagai indikasi manipulasi. Lonjakan harga di atas 10% dalam sehari pada saham murah umumnya tidak menarik bagi investor rasional.
Para investor profesional umumnya lebih memilih saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan yang jelas, terlepas dari harganya. Kenaikan harga saham yang signifikan tanpa fundamental yang kuat dan prospek bisnis yang jelas patut diwaspadai sebagai indikasi manipulasi.
Ilustrasi fluktuatif. Sumber: Freepik
#3 Kapitalisasi Pasar Kecil
Saham gorengan, dengan kapitalisasi pasar yang kecil, menjadi sasaran empuk bagi para bandar saham untuk memanipulasi harga. Kapitalisasi pasar, dihitung dari jumlah saham beredar dikalikan harga saham, mencerminkan nilai pasar perusahaan. Pada saham gorengan, nilai ini umumnya lebih rendah karena belum seluruh sahamnya beredar di publik.
Salah satu ciri dari bandar saham adalah menguasai supply pasar. Tentunya bila kapitalisasi pasar sebuah saham tergolong kecil, maka bandar pun dapat dengan mudah membeli bagian besar kepemilikan sahamnya dan menguasai supply-nya.
[Baca Juga: Deteksi Bandar Saham Lewat Analisis Bandarmologi, Ini Faktanya!]
#4 Bid dan Offer Di Luar Aktivitas Normal
Bid dan offer melambangkan dua sisi dalam proses tawar-menawar, yaitu permintaan dan penawaran saham. Harga bid mewakili harga tertinggi yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk membeli saham tersebut, sementara harga offer menunjukkan harga terendah yang diinginkan oleh pemegang saham untuk menjual sahamnya.
Perbedaan antara harga bid dan harga offer mencerminkan spread atau selisih harga antara pembeli dan penjual. Spread ini merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan strategi pembelian atau penjualan saham.
#5 Perdagangan Tidak Wajar
Berbeda dengan saham emiten ternama yang didorong oleh minat investor riil, saham gorengan justru menonjol dengan volume perdagangan tertinggi akibat aksi manipulasi bandar.
Lonjakan volume ini bukan mencerminkan tingginya minat beli investor, melainkan permainan bandar untuk mendongkrak harga saham.
#6 Informasi dan Kinerja Keuangan Tidak Balance
Pergerakan harga saham gorengan kerap kali tidak sejalan dengan kondisi fundamental perusahaan. Hal ini ditandai dengan fluktuasi harga yang ekstrim dan tidak menentu, di mana kenaikan harga saham dapat mencapai 50% tanpa diiringi dengan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan, bahkan dalam beberapa kasus justru mengalami penurunan.
Lebih lanjut, pergerakan harga saham gorengan juga tidak selalu diikuti dengan pengumuman berita atau informasi material dari pihak emiten.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pergerakan harga dimanipulasi oknum tertentu untuk meraup keuntungan pribadi.
#7 Sulit Dianalisis
Saham gorengan kerap menunjukkan rasio keuangan dan nilai harga yang tidak proporsional. Dibandingkan dengan perusahaan sejenis, saham gorengan umumnya memiliki rasio keuangan yang jauh lebih tinggi, bahkan terkesan tidak masuk akal.
Hal ini menandakan ketidaksesuaian antara kondisi keuangan perusahaan dan pergerakan harga sahamnya.
Ketidakwajaran ini menjadi indikasi bahwa saham gorengan tidak dapat dianalisis secara mendalam menggunakan metode fundamental maupun teknikal.
Analisis fundamental terhambat oleh kondisi keuangan yang tidak mencerminkan nilai saham yang sebenarnya, sedangkan analisis teknikal terhalang oleh volatilitas harga yang ekstrem dan volume perdagangan yang rendah, sehingga indikator yang dihasilkan tidak berarti.
Buat Anda yang sudah investasi saham dan sedang mengalami kerugian, yuk tonton apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan jika Anda sedang mengalami kerugian investasi saham.
Contoh Saham yang Sempat “Digoreng”
Berikut adalah beberapa contoh saham yang “digoreng” yang sempat membuat geger pasar modal:
#1 PT Bumi Mekar Delta Tbk (BUMI)
Saham BUMI sempat mengalami kenaikan harga signifikan di awal tahun 2024, yakni mencapai Rp500 per lembar. Namun, kenaikan ini tidak diiringi dengan fundamental perusahaan yang kuat dan diwarnai dengan aksi goreng saham oleh oknum tertentu.
#2 PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)
LCGP mengalami kenaikan harga saham yang drastis pada tahun 2023, dari Rp500-an per lembar menjadi Rp14.000-an per lembar dalam waktu singkat. Kenaikan ini dipicu oleh spekulasi investor dan pemberitaan positif terkait rencana perseroan untuk ekspansi bisnis.
Namun, LCGP kemudian diwarnai dengan berbagai masalah, seperti laporan keuangan yang tidak wajar dan dugaan manipulasi pasar.
BEI kemudian memasukkan LCGP ke dalam kategori UMA dan melakukan suspensi terhadap perdagangan sahamnya.
#3 PT Golden Misisuka Bakery (GMSB)
PT Golden Misisuka Bakery (GMSB) sempat membuat heboh pada tahun 2013. Harga saham GMSB saat itu mengalami kenaikan drastis hingga 1.000% dalam waktu singkat, namun kemudian anjlok hingga 90% dalam waktu satu hari. Kasus ini menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar.
Lalu bagaimana agar kita terhindar dari saham gorengan dan bagaimana memilih emiten saham yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Yuk konsultasikan dengan Perencana Keuangan Finansialku dengan menghubungi Tim Advisory melalui 0851 5866 2940 atau klik banner dibawah ini.
Risiko Investasi Saham Gorengan
Investasi di saham gorengan memiliki beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi, antara lain:
#1 Manipulasi Pasar
Risiko utama dari investasi saham gorengan adalah manipulasi pasar. Pihak-pihak tertentu, seperti bandar saham, dapat melakukan praktik manipulasi untuk menaikkan harga saham, menarik investor untuk membeli, kemudian menjual saham mereka saat harga mencapai puncak—sehingga merugikan investor lain.
#2 Volatilitas Tinggi
Saham gorengan memiliki volatilitas yang sangat tinggi, yakni harga saham dapat berubah drastis dalam waktu singkat. Hal ini membuat saham gorengan menjadi sangat berisiko dan tidak cocok untuk investor dengan profil risiko rendah.
[Baca Juga: Kenali Value Trap Agar Tidak Terjebak ‘Emiten Lumpuh’, Wajib Tahu!]
#3 Likuiditas Rendah
Saham gorengan umumnya memiliki likuiditas yang rendah, yakni jumlah pembeli dan penjual saham tersebut di pasar sangat langka. Hal ini menyulitkan investor untuk menjual saham saat harga tinggi dan dapat menyebabkan investor terjebak dengan saham yang turun drastis.
#4 Fundamental Lemah
Saham gorengan biasanya memiliki fundamental yang lemah, yakni kinerja keuangan perusahaan yang pemilik saham tidak baik. Hal ini membuat saham gorengan lebih berisiko.
#5 Potensi Penipuan
Investasi di saham gorengan juga berisiko tinggi terhadap penipuan. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan untuk menarik investor membeli saham gorengan, sehingga merugikan investor.
Tips Terhindar dari Saham Gorengan
Agar terhindari dari saham gorengan, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut:
- Lakukan analisis fundamental, yakni melihat kinerja keuangan, prospek perusahaan di masa depan, dan historinya.
- Melakukan analisis terkinal.
- Memerhatikan rasio keuangan, termasuk PER (Price to Earnings Ratio), PBV (Price to Book Value), dan ROE (Return on Equity)
- Mengamati pola perdagangan.
- Tidak terpengaruh berita bombastis.
- Mengikuti berita dan pengumuman dari sumber terpercaya.
- Tidak berinvestasi dengan emosi.
- Diversifikasi portofolio saham.
[Baca Juga: Rugi Investasi? Jangan Panik, Lakukan 3 Hal Ini]
Jangan Beli Saham Karena FOMO
Saham gorengan berisiko tinggi. Kenaikan harga yang tidak wajar dan tidak berkelanjutan. Emiten-emiten ini berpotensi membuat Anda mengalami kerugian signifikan ketika harganya terjun bebas.
Jika butuh bantuan profesional, Anda bisa berkonsultasi dengan perencana keuaangan Finansialku. Tidak hanya review investasi, Anda akan diajak untuk mengamati beberapa emiten yang coock dimasukkan dalam portofolio investasi. Booking jadwal konsultasi sekarang melalui 0851 5866 2940.
Demikian pembahasan tentang saham gorengan. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Mari bagikan artikel ini di media sosial agar lebih banyak orang yang sadar dengan saham gorengan. Terima kasih!
Sumber Referensi:
Studi/jurnal:
- Nurul Syahla dan Muhammad Ikhsan Harahap. 2022. Studi Literatur : Saham Gorengan, MEDIA EKONOMI, Juli 2022, Vol 22 No. 2. Medan: Universitas Sumatera Utara.
- Sirazudin Kamal. 2023. Mekanisme Manipulasi Harga “Saham Gorengan” di Pasar Modal (Ditinjau dari Fikih Muamalah dan Undang-Undang No 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan). Banjarmasin: Universitas Islam Negeri Antasari.
Artikel Internet:
- Admin. 01 April 2024. Saham Gorengan: Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya. Bizhare.id – https://bit.ly/45F94AO
- Zefanya Aprilia. 09 Maret 2023. 5 Saham Gorengan Yang Bikin Dapen BUMN Kejeblos Rp 9,8 T. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/4cgE9NP