Islam dan Politik di Indonesia: Menjaga Harmoni, Merawat Keberlangsungan

2 days ago 9

INIPASTI.COM, ANALISIS – – – Hubungan antara politik dan keberlangsungan umat Islam di Indonesia adalah topik yang kompleks dan telah menjadi bagian integral dari sejarah serta dinamika sosial-politik negara ini. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki hubungan yang unik antara Islam dan politik yang dipengaruhi oleh faktor sejarah, budaya, dan ideologi nasional seperti Pancasila. Berikut adalah analisis singkat mengenai hubungan ini dan dampaknya terhadap keberlangsungan umat Islam:

1. Sejarah dan Perkembangan Hubungan Politik dan Islam

Sejak masuknya Islam ke Nusantara melalui jalur perdagangan, dakwah, dan perkawinan pada abad ke-13, agama ini telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Pada masa kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Demak, dan Aceh, Islam menjadi landasan sistem pemerintahan. Namun, ketika Indonesia merdeka pada 1945, para pendiri bangsa memilih Pancasila sebagai ideologi negara, bukan sistem teokrasi berbasis syariat Islam. Keputusan ini mencerminkan kompromi antara kelompok nasionalis dan Islamis, yang hingga kini masih memengaruhi dinamika politik.

Pada era Orde Lama (1945-1966), hubungan umat Islam dengan kekuasaan sering kali tegang karena kebijakan sekuler Soekarno dan pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Orde Baru (1966-1998) membawa perubahan dengan mengakomodasi aspirasi umat Islam melalui kebijakan seperti pendidikan agama dan pembentukan organisasi seperti ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), meskipun tetap membatasi politik Islam yang radikal. Era Reformasi (1998-sekarang) membuka ruang lebih luas bagi ekspresi politik Islam, namun juga memunculkan tantangan seperti radikalisme dan politik identitas.

2. Politik dan Keberlangsungan Umat Islam

Politik di Indonesia memainkan peran besar dalam menentukan keberlangsungan umat Islam, baik dari segi identitas keagamaan, pendidikan, ekonomi, maupun kohesi sosial. Beberapa poin penting:

  • Pengaruh Organisasi Islam: Organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah memiliki peran besar dalam mempertahankan moderasi Islam dan mendukung pembangunan umat melalui pendidikan, dakwah, dan ekonomi. Mereka juga menjadi penyeimbang terhadap kelompok-kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang pernah mengusung ide khilafah, meskipun HTI kini telah dibubarkan oleh pemerintah pada 2017.
  • Politik Identitas: Dalam beberapa dekade terakhir, politik identitas berbasis agama semakin menonjol, terutama pada pemilu dan pilkada. Kasus seperti penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016 menunjukkan bagaimana isu agama dapat dimobilisasi untuk kepentingan politik, yang kadang-kadang memperdalam polarisasi di kalangan umat Islam dan masyarakat secara keseluruhan.
  • Kebijakan Pemerintah: Pemerintah Indonesia, melalui program seperti moderasi beragama dalam RPJMN 2020-2024, berupaya menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan stabilitas nasional. Hal ini penting untuk mencegah radikalisme yang dapat mengancam keberlangsungan umat Islam sebagai komunitas yang harmonis dan inklusif.
  • Tantangan Internal: Umat Islam di Indonesia menghadapi tantangan seperti perpecahan akibat perbedaan pandangan politik dan teologi (misalnya antara kelompok konservatif dan progresif), serta stigmatisasi negatif seperti “radikalisme” atau “intoleransi” yang sering digunakan secara keliru dalam wacana politik.

3. Dampak terhadap Keberlangsungan Umat Islam

Hubungan politik dan Islam memiliki dampak ganda. Di satu sisi, politik dapat menjadi alat untuk memperjuangkan aspirasi umat, seperti peningkatan kesejahteraan melalui pendidikan Islam atau penguatan ekonomi berbasis syariah. Di sisi lain, jika politik digunakan untuk memecah belah—misalnya melalui penyalahgunaan narasi agama—maka keberlangsungan umat Islam sebagai komunitas yang solid dan harmonis dapat terancam.

Faktor-faktor seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan munculnya kelompok-kelompok ekstrem juga menambah kompleksitas. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, organisasi Islam, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan bahwa politik mendukung, bukan melemahkan, keberlangsungan umat Islam.

Hubungan politik dan keberlangsungan umat Islam di Indonesia tidak bisa dipisahkan, tetapi juga tidak boleh dipandang secara simplistik. Islam di Indonesia telah berkembang dalam kerangka budaya lokal dan ideologi Pancasila, yang menjadikannya unik dibandingkan negara-negara Muslim lainnya. Untuk menjaga keberlangsungan umat Islam, penting untuk mempromosikan moderasi, pendidikan, dan dialog antar kelompok, sambil mewaspadai potensi politik yang memecah belah. Dengan demikian, umat Islam dapat terus berkontribusi positif bagi bangsa tanpa kehilangan identitas keagamaannya.

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|