Dalam investasi terdapat beberapa teknik atau strategi untuk meminimalisir kerugian, yaitu teknik trailing stop dan stop loss. Lalu, apa perbedaan trailing stop dan stop loss dalam investasi?
Simak jawabannya di artikel investasi berikut ya!
Summary:
- Meskipun terdengar hampir sama, teknik trailing stop dan stop loss memiliki beberapa perbedaan
- Terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan investor menggunakan salah satu teknik ini
Pengertian Trailing Stop dan Stop Loss
Ilustrasi belajar investasi
Stop loss adalah strategi menjual saham pada harga tertentu guna membatasi potensi kerugian. Level stop loss ditentukan sejak awal transaksi sebagai langkah antisipatif jika harga saham tidak mengalami kenaikan seperti yang diharapkan, melainkan justru turun1.
Pada dasarnya, stop loss berfungsi sebagai upaya pencegahan ketika pergerakan harga aset tidak sesuai dengan prediksi awal. Mekanismenya melibatkan penetapan titik batas tertentu, di mana trader atau investor akan menerima kerugian hingga batas yang telah ditentukan saat membuka posisi.
Sementara itu, trailing stop loss (TSL) memiliki konsep yang mirip dengan stop loss, tetapi dengan perbedaan utama: level stop loss pada TSL bergerak mengikuti kondisi pasar.
Jika harga saham naik sesuai ekspektasi, batas TSL akan ikut naik, tetapi jika harga saham turun di luar perkiraan, batas TSL tetap tidak berubah.
Trailing stop umumnya digunakan untuk mengamankan keuntungan daripada sekadar mencegah kerugian seperti pada stop loss konvensional.
Perbedaan Trailing Stop dan Stop Loss
Dua teknik ini sering digunakan investor dalam mengelola investasinya. Meskipun terdengar sama, terdapat perbedaan antara dua teknik ini.
Berikut perbedaan trailing stop dan stop loss yang harus Anda ketahui sebagai investor:
#1 Tujuan Penggunaan
Perbedaan pertama adalah tujuan penggunaannya. Tujuan penggunaan stop loss, hingga trailing stop (TSL) cukup serupa yaitu membatasi kerugian agar tidak semakin besar. Namun tujuan penggunaan ini lebih cocok digunakan untuk stop loss.
Trailing stop memiliki tujuan tambahan lain yaitu mengamankan keuntungan atau profit yang telah dihasilkan. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa level trailing stop loss yang digunakan pada trailing stop mengikuti harga saham yang berlaku.
Saat saham mengalami kenaikan harga, maka level trailing stop loss juga akan ikut naik sehingga profit dari kenaikan harga yang ada akan tetap Sobat peroleh.
Sebelum mengetahui teknik ini lebih dalam, ada baiknya Anda mengikuti webinar investasi “The Path to The Wealth Acceleration: Memaksimalkan Investasi, Bangun Kekayaan di Tahun 2025“.
Bersama Melvin Mumpuni, kita akan kupas tuntas mengenai investasi tahun 2025 agar dapat membangun kekayaan Anda!
Segera daftarkan diri Anda melalui Whatsapp 0852 2293 4413 atau klik banner di bawah sekarang!
#2 Fleksibilitas
Meski terdengar tak jauh berbeda, namun nyatanya sifat trailing stop cenderung lebih fleksibel dalam melindungi profit. Pasalnya, pada stop loss, nilai yang ditentukan bersifat tetap dan tidak berubah.
Sehingga, ketika investor menetapkan stop loss di harga saham Rp 9.000, maka nilai tersebut tidak akan berubah meskipun harga saham meningkat menjadi Rp 9.150, Rp 9.200, dan seterusnya.
Apabila harga bergerak naik sesuai ekspektasi, batas TSL akan ikut naik. Tapi kalau harga saham menurun di luar ekspektasi kita, batas TSL tidak akan berubah.
Meskipun terlihat serupa, trailing stop sebenarnya lebih fleksibel dalam melindungi keuntungan dibandingkan stop loss. Hal ini karena stop loss memiliki nilai yang tetap dan tidak berubah.
Misalnya, jika seorang investor menetapkan stop loss di harga Rp 5.500, maka batas tersebut akan tetap sama, meskipun harga meningkat menjadi Rp 6.000, Rp 7.000, dan seterusnya.
Sebaliknya, trailing stop loss akan menyesuaikan batasnya jika harga naik sesuai ekspektasi. Namun, jika harga saham justru turun di luar perkiraan, batas trailing stop loss tetap tidak mengalami perubahan.
#3 Kecocokan Penggunaan
Stop loss cocok bagi investor yang ingin membatasi risiko sejak awal karena fokus utamanya adalah mencegah kerugian lebih besar dimana sistem pada platform trading akan menjual saham secara otomatis ketika harga mencapai batas yang ditentukan. Di sisi lain trailing stop cocok bagi trader yang ingin mempertahankan profit saat harga bergerak naik.
[Baca juga: Begini Cara Menghitung Kinerja Portofolio Saham Kamu]
Kapan Menggunakan Trailing Stop dan Stop Loss
Ilustrasi kesalahan menggunakan teknik investasi
Stop loss sebaiknya digunakan dalam beberapa situasi berikut:
- Menghindar Kerugian Besar
Jika Sobat ingin membatasi potensi kerugian dalam trading atau investasi, stop loss dapat digunakan untuk menjual aset secara otomatis ketika harga turun ke level tertentu.
- Pasar yang Volatil
Saat berinvestasi di aset dengan pergerakan harga yang cepat dan tidak menentu, stop loss membantu melindungi modal dari penurunan harga yang tajam.
- Tidak Bisa Memantau Pasar Secara Aktif
Jika Sobat tidak memiliki waktu untuk terus memantau pergerakan harga saham atau aset lainnya, stop loss bisa menjadi solusi otomatis untuk mengurangi risiko.
- Strategi Trading dengan Manajemen Risiko
Trader yang mengikuti strategi manajemen risiko sering menetapkan stop loss untuk memastikan bahwa setiap transaksi memiliki batas kerugian yang terkendali.
- Saat Masuk ke Pasar dengan Tren yang Belum Pasti
Jika Sobat masuk ke pasar tanpa kepastian tren yang kuat, stop loss dapat membantu membatasi potensi kerugian jika harga bergerak berlawanan dengan prediksi Sobat.
[Baca Juga: Belajar Trading untuk Pemula, Wajib Tahu Sebelum Memulai!]
Trailing stop sebaiknya digunakan dalam situasi berikut:
- Mengamankan Keuntungan Saat Harga Naik
Jika harga aset sedang bergerak naik sesuai harapan, trailing stop membantu mengunci keuntungan dengan menaikkan batas stop loss seiring kenaikan harga.
- Mengikuti Tren Pasar yang Kuat
Dalam kondisi pasar yang sedang bullish atau memiliki tren kenaikan yang stabil, trailing stop memungkinkan Sobat tetap memperoleh keuntungan maksimal tanpa harus menjual terlalu cepat.
- Menghindari Kehilangan Profit Akibat Koreksi Harga
Jika harga aset mulai turun setelah mengalami kenaikan signifikan, trailing stop otomatis menjual aset sebelum koreksi harga menjadi lebih dalam.
- Tidak Bisa Memantau Pasar Secara Aktif
Bagi investor atau trader yang tidak bisa terus mengawasi pergerakan harga, trailing stop menjadi solusi otomatis untuk menjaga profit tanpa perlu melakukan penyesuaian manual.
- Trading di Pasar yang Volatil
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, trailing stop memungkinkan fleksibilitas lebih tinggi dibandingkan stop loss biasa karena menyesuaikan batasan harga secara dinamis.
Studi Kasus Menggunakan Trailing Stop
Agar lebih paham mengenai apa itu trailing stop, simak contohnya berikut. Misalkan, Sobat membeli saham BBCA dengan harga Rp 10.200 per lembar dan menurut Sobat harga tersebut akan naik menjadi Rp 10.500. Lalu, batas yang Sobat tentukan untuk trailing stop adalah sebesar 10%.
Artinya, trailing stop Sobat berawal pada harga Rp 9.180 (turun 10% dari Rp 10.200). Kemudian, bila harga saham tersebut meningkat menjadi Rp 10.500, trailing stop pun akan naik pula menjadi ke angka Rp 9.450.
Sementara, jika kemudian harga saham BBCA sedang menurun drastis dari Rp 10.500 hingga mencapai Rp 9.000, maka trailing stop akan secara otomatis membuat order jual saham di harga Rp 9.450.
Studi Kasus Menggunakan Stop Loss
Katakanlah Sobat membeli saham emiten BBCA dengan harga Rp 10.200 per sahamnya. Sobat kemudian menerapkan stop loss pada harga Rp 9.180.
Keesokan harinya setelah Sobat membeli saham tersebut, harga saham naik menjadi Rp 10.500 kemudian di siang hari harga anjlok menjadi Rp 9.000.
Setelah melihat kondisi pasar saham diatas, biasanya secara otomatis Saham BBCA yang Sobat miliki akan terjual otomatis oleh sistem setelah pembelian dengan harga jual saham Rp 9.180.
[Baca Juga: Resistance Saham Bisa Tingkatkan Potensi Untung, Begini Cara Lihatnya]
Gunakan Teknik yang Tepat untuk Meraup Cuan di Investasi
Setelah mengetahui dua teknik ini, kami harap Anda dapat belajar banyak bagaimana cara meminimalisir kerugian dalam investasi.
Jika Anda masih ragu terhadap pengetahuan investasi dan portofolio investasi, Anda dapat menggunakan jasa Konsultasi Review Investasi dari Finansialku.
Anda akan dibantu oleh perencana keuangan dan investasi untuk menentukan strategi investasi yang tepat sesuai kebutuhan dan tujuan investasi.
Buat jadwal konsultasi melalui Whatsapp 0851 5897 1311 atau klik banner di bawah ini!
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Referensi Tambahan