Ramai perbincangan cukai terhadap minuman berpemanis terhadap industri AMDK, ADES tetap kokoh dan menjadi kuda hitam di industrinya. Bagaimana analisa saham ADES?
Simak ulasan lengkapnya di artikel berikut ini ya!
Summary:
- Kondisi keuangan perusahaan ADES bisa dibilang tergolong solid
- ADES tidak memiliki masalah keuangan yang signifikan yang dapat mengganggu kestabilan perusahaan
Mengenal Perusahaan Saham ADES
Logo Akasha International. Sumber: Google
ADES merupakan emiten yang bergerak di sektor air minum dalam kemasan (AMDK), dengan produk andalan seperti Nestle Purelife dan Vica.
Perusahaan ini telah tercatat sebagai anggota Bursa Efek Indonesia sejak Juni 1994, yang berarti sudah lebih dari tiga dekade berstatus sebagai perusahaan publik.
Menariknya, harga saham ADES tergolong tinggi, saat ini berada di kisaran Rp9.200, menjadikannya saham yang cukup premium.
Namun, jika dilihat dari pemberitaan di media, ADES jarang menjadi sorotan. Minimnya aksi korporasi membuat saham ini tampak sepi. Dengan harga saham yang cukup tinggi, muncul pertanyaan: mungkinkah ADES sebenarnya adalah “kuda hitam” tersembunyi di pasar saham?
Analisis Pergerakan Harga Saham ADES
Meski produk-produk ADES seperti yang disebutkan sebelumnya cukup dikenal masyarakat dan mudah dijumpai di pasaran, nyatanya saham perusahaan ini jarang terdengar gaungnya di media.
Aktivitas korporasi ADES terkesan senyap dan minim pemberitaan. Padahal, jika menilik harga sahamnya saat ini—yang berada di rentang Rp9.000 hingga Rp9.325—ADES termasuk dalam kategori saham dengan harga premium.
Aksi Korporasi ADES dalam Setahun Terakhir
Untuk menunjang efisiensi operasional, ADES menggandeng pihak ketiga melalui skema maklon, sebagai strategi dalam mendorong peningkatan kapasitas produksi.
Langkah ini sejalan dengan ambisi ekspansi ADES ke sektor air minum, mengingat waktu yang dibutuhkan dari proses permintaan hingga distribusi untuk segmen komersial tergolong cukup panjang.
Rencana ekspansi ini tidak hanya terbatas pada lini bisnis AMDK, tetapi juga mencakup unit usaha lainnya. Untuk mendukung hal tersebut, ADES telah menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp350 miliar pada tahun 2024 lalu, yang dialokasikan untuk pengadaan lini produksi baru.
Mengacu pada keterbukaan informasi perusahaan, ada tiga fokus utama dalam agenda ekspansi ini, yakni akuisisi merek baru, perluasan fasilitas produksi sesuai skala prioritas, serta pengembangan produk dalam kemasan galon.
#1 ADES Dihadapkan Pada Permasalahan Free Float
Pada akhir Januari 2024, ADES masuk ke Papan Pemantauan Khusus dan diperdagangkan menggunakan mekanisme full call auction (FCA).
Hal tersebut terjadi karena saham ADES masuk ke dalam kriteria 6, yang tidak memenuhi ketentuan saham beredar di publik (free float) yang minimumnya 5 juta saham atau setara 7.5%.
Kondisi tersebut bertahan cukup lama, hingga pada keterbukaan informasi ADES merilis laporan registrasi pemegang efek yang berakhir per 31 Oktober 2024, seperti berikut:
Pemegang Saham ADES
Sebanyak 538,89 juta saham atau setara dengan 91,35% dimiliki oleh Water Partners. Selain itu, sebanyak 4.000 saham tercatat atas nama Nana Puspa Dewi yang menjabat sebagai Komisaris ADES, sementara Fany Soegiarto selaku Direksi ADES menguasai sekitar 7.900 saham. Adapun sisanya, yakni sekitar 50,04 juta saham, dimiliki oleh publik dengan proporsi saham free float sebesar 8,48%.
Saham Free Float ADES
Update Pemegang Efek ADES per 31 Oktober 2024. Source: Keterbukaan Informasi Publik
#2 Tidak Membagikan Dividen Pada Tahun 2024
Pada tahun 2024, ADES memutuskan untuk tidak membagikan dividen sebagaimana ditetapkan dalam keputusan RUPS. Keputusan ini diambil karena dana perusahaan dialokasikan untuk mendukung pengembangan usaha.
ADES memilih untuk membiayai ekspansi bisnisnya menggunakan arus kas internal, tanpa mengandalkan pendanaan dari pihak luar.
Kualitas Kinerja Fundamental ADES
Dapat dilihat dari kualitas kinerja fundamental ADES berdasarkan laporan keuangan 3Q2024, ADES bisa dibilang merupakan kuda hitam di bidang industri AMDK. Bagaimana laporan keuangannya?
#1 Neraca Keuangan ADES
Historical Cash ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Tercatat pada periode 3Q2024, ADES memiliki total aset sebesar Rp2.47 triliun, naik 18.75% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp2.08 triliun. Dengan rincian, aset lancar sebesar Rp1.37 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp1.10 triliun.
Pada aset lancar ADES, terlihat bahwa posisi kas dan setara kas ADES turun -3.28% YoY, menjadi Rp728.73 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya Rp753.50 miliar pada 3Q2023 karena adanya risiko mata uang asing dan kredit.
Namun secara historical, posisi kas dan setara kas milik ADES di 3Q2024, sudah bertumbuh signifikan dengan rata-rata CAGR 35.0%.
#2 Posisi Lialibilitas ADES
Pada 3Q2024, ADES memiliki total liabilitas sebesar Rp395.21 miliar dan total ekuitas mencapai Rp2.07 triliun. Yang mencerminkan Debt to Equity ratio di level 0.19x, ini berarti ADES sangat mampu mengatasi seluruh utang perusahaan, hanya dengan mengandalkan ekuitas yang dimiliki.
Posisi ini membuat ADES terbilang sehat, dengan jumlah ekuitas yang lebih besar melebihi keseluruhan utangnya. Bahkan jika dilihat dalam rentang yang lebih panjang, posisi DER ADES di 3Q2024 ini jauh lebih baik dan rendah di bawah 1x sejak tahun 2011.
Historical Liquidity Ratio ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
#3 Arus Kas ADES
Kas Operasi ADES di 3Q2024 tercatat positif Rp302.91 miliar. Hal ini menunjukkan bawah kas yang diterima perusahaan jauh lebih besar, dari kas yang keluar.
Dengan positinya kas operasi, menunjukkan bahwa ADES mampu menghasilkan uang tunai dari kegiatan bisnisnya, baik dari segmen air minum dan makanan maupun kosmetik.
Kas Operasi ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024
[Baca Juga: Analisis Fundamental Saham, Seberapa Penting Dilakukan Investor?]
Apakah ADES Layak untuk Diperhitungkan?
Berdasarkan analisa saham ADES kali ini, Penulis menilai bahwa ADES layak disebut sebagai ‘kuda hitam’ di industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia.
Hal ini didukung oleh kondisi keuangan perusahaan yang tergolong solid, dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah di angka 0,19x serta rasio likuiditas yang kuat mencapai 4,07x.
Artinya, hingga kuartal ketiga 2024, ADES tidak menghadapi masalah signifikan terkait struktur utang dibandingkan dengan ekuitasnya.
Berdasarkan analisis ini apakah Anda jadi tertarik untuk memiliki saham dari ADES? Jika masih kurang untuk analisisnya, Anda bisa menggunakan Konsultasi Review Investasi dari Finansialku.
Financial planner kami akan membantu Anda menyelesaikan dan menjawab pertanyaan Anda untuk menyusun strategi investasi.
Segera hubungi Whatsapp 0851 5897 1311 atau klik banner di bawah ini ya!
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.