UPA BK UHO Gelar Program Konselor Sebaya Ketiga untuk Dukungan Kesehatan Mental Mahasiswa

12 hours ago 4

SULTRAKINI.COM: KENDARI– Unit Pelayanan Akademik Bimbingan Konseling (UPA BK) Universitas Halu Oleo (UHO) kembali menggelar kegiatan Konselor Sebaya, kali ini sebagai gelaran ketiga, yang bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan konseling untuk mendukung teman-temannya di lingkungan kampus. Acara berlangsung pada Kamis, 6 Desember 2025, pukul 07.30 hingga siang, di Aula Fakultas Ilmu Budaya, dengan tema:

“Pembinaan Mahasiswa melalui Konselor Sebaya: Deteksi Dini dan Pencegahan Krisis Psikologis pada Mahasiswa”.

Acara ini dimoderatori oleh Akifah, S.K.M., M.P.H. (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat), menghadirkan pemateri Astri Yunita, S.Psi., M.Psi., Psikolog, serta didukung penuh oleh Plt. Rektor UHO, Dr. Herman, S.H., LL.M.

Konselor Sebaya sebagai Garda Depan Kesehatan Mental

Dalam wawancara usai pembukaan, Kepala UPA BK UHO, Eva Herik, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program berkelanjutan yang telah digelar untuk ketiga kalinya. Mahasiswa yang mengikuti program ini dipersiapkan untuk menjadi konselor sebaya di prodinya masing-masing dan mendampingi dosen pembimbing akademik maupun dosen konselor yang sudah dilatih.

“Kegiatan ini merupakan pengembangan diri bagi mahasiswa yang dipersiapkan menjadi konselor sebaya di prodinya masing-masing. Mereka nantinya akan mendampingi dosen pembimbing akademik dan dosen konselor yang sudah kami latih,” ujar Eva.

Konselor sebaya berperan sebagai garda terdepan dalam mendeteksi gejala awal masalah psikologis mahasiswa.

“Harapannya, kasus-kasus konseling yang bisa ditangani di tingkat prodi dapat langsung didampingi oleh konselor sebaya. Mereka lebih peka melihat kondisi teman-temannya dan mengetahui alur pendampingan yang tepat,” tambah Eva.

Kasus yang lebih serius akan dirujuk ke UPA BK, yang memiliki tenaga psikolog dan konselor bersertifikasi.

Program Berjenjang dan Berkelanjutan

Program ini terbuka untuk seluruh fakultas UHO, dengan peserta yang dikirim melalui surat resmi dari masing-masing fakultas. Gelaran ketiga ini melibatkan mahasiswa yang telah menunjukkan komitmen dari angkatan sebelumnya.

Program pengembangan diri mencakup:

Mahasiswa baru: Seminar self-regulated learning, pelatihan adaptasi akademik dan non-akademik.

Mahasiswa tingkat akhir: Pelatihan mengatasi prokrastinasi dan mahasiswa yang terancam DO.

Mahasiswa yudisium: Konseling karir dan persiapan dunia kerja, termasuk aspek psikologis menghadapi transisi ke dunia profesional.

Eva menekankan pentingnya edukasi kesehatan mental sejak dini.

“Kesehatan mental itu jangan menunggu sampai terganggu. Hal-hal sederhana harus dideteksi sejak awal, jangan sampai sampai pada tahapan depresi. Konselor sebaya menjadi perpanjangan tangan agar mahasiswa punya ruang komunikasi, baik dengan diri sendiri maupun lingkungan sekitar,” jelasnya.

Kolaborasi Dosen dan Evaluasi Lapangan

Dosen yang mendampingi mahasiswa juga dilatih untuk memahami kondisi psikologis dan emosional mahasiswa.

“Dosen harus paham kapan harus berperan sebagai pendamping, tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam aspek psikologis mahasiswa. Hal ini memastikan mahasiswa merasa aman dan terbantu,” jelas Eva.

Kegiatan ini bersifat berkelanjutan, dengan evaluasi keterampilan dan pemahaman mahasiswa serta konselor sebaya di lapangan untuk memastikan efektivitas program.

Dukungan Penuh dari Universitas

Acara difasilitasi oleh tim UPA BK, moderator, dan pemateri, serta mendapat dukungan dari Plt. Rektor UHO, Dr. Herman, S.H., LL.M.

Eva menutup wawancara dengan harapan jangka panjang:

“Harapannya, teman-teman konselor sebaya bisa bekerja sama dengan dosen pembimbing dan menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kesehatan mental seluruh mahasiswa,” tutupnya.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|