Minat masyarakat pinjol dan paylater cukup mengkhawatirkan belakangan. Apa yang mendorong tren ini?
Simak ulasan Finansialku berikut untuk informasi selengkapnya!
Summary:
- Ibarat dua sisi mata uang, pinjaman online memang memberikan solusi bagi seseorang yang memerlukan bantuan finansial dalam waktu cepat. Meski risiko bahaya pun mengintai di belakangnya.
- Ada beberapa alasan yang mendasari banyak orang tertarik dengan pinjol dan beberapa tips untuk bisa keluar dari jeratan ini.
Fenomena Pinjol di Tengah Masyarakat
Kemajuan teknologi memberikan banyak perubahan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia secara holistik.Berbagai inovasi baru terus bermunculan, dan bisa dengan mudah masyarakat akses serta gunakan dalam kehidupan sehari-hari.Salah satunya adalah pinjol atau pinjaman online, yang menjadi kontroversi di tengah pola hidup masyarakat kekinian.
Pinjol tidak ubahnya seperti lembaga pemberi pinjaman uang pada umumnya. Hal yang jadi pembeda hanyalah kemudahan dan kecepatan.Peminjam bisa mendapatkan uang di hari yang sama tanpa harus melewati berbagai birokrasi yang sangat berbelit. Tak ayal, kemudahan akses ini membuat banyak orang candu, dan terbuai untuk terus menerus mengajukan pinjaman.
[Baca Juga: Cara Tingkatkan Literasi Keuangan Karyawan, Pengusaha Jangan Pelit!]
Data Tren Pinjol & Paylater Terbaru
Tren pinjol dan paylater di tengah masyarakat kian merebak, terutama pasca hari besar keagamaan. Misal, pasca Idulfitri 2024, jumlah kredit paylater dari perusahaan pembiayaan naik 31,45% year-on-year dengan nilai Rp6,47 triliun. Di sisi lain, pembiayaan fintech peer-to-peer lending di periode yang sama naik 24,16%.
Awal tahun ini, tren serupa kembali terjadi. Persentase kenaikannya lagi-lagi cukup mengagetkan, yakni 41,9% dengan nilai Rp7,12 triliun.
Paruh Kedua 2025
Minat masyarakat pinjol dan paylater ternyata terus berlangsung hingga kini. Berdasarkan catatan OJK, total utang paylater per Juni 2025 mencapai Rp31,55 triliun, yang berasal dari dua sektor utama: perbankan dan perusahaan pembiayaan.
Berikut rincian utang paylater berdasarkan sektornya:
- Perbankan. Nilai utang paylater dari perbankan mencapai Rp22,99 triliun, meningkat 29,75% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah rekening yang terlibat mencapai 26,96 juta.
- Perusahaan pembiayaan. Utang paylater dari perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp8,56 triliun, mengalami kenaikan signifikan sebesar 56,26% secara tahunan per Juni 2025.
Utang paylater ini menunjukkan tren kenaikan setiap bulannya. Pada Mei 2025, total utang tercatat Rp 30,47 triliun, dan sebulan sebelumnya, April 2025, tercatat sebesar Rp 29,59 triliun.
Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan layanan paylater semakin populer di kalangan masyarakat.
Faktor Pendukung
Tingginya penggunaan pinjol dan paylater didorong oleh beberapa faktor, yang sebagian besarnya berakar dari kondisisosioekonomi masyarakat saat ini:
#1 Kemudahan Akses dan Likuiditas
Layanan pinjol dan paylater menawarkan kemudahan dan kecepatan yang menarik bagi banyak orang.
Kemudahan ini menciptakan persepsi bahwa layanan tersebut sangat praktis untuk diakses. Semakin mudah teknologi ini digunakan, semakin tinggi pula minat masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai solusi finansial.
#2 Kesenjangan Pendapatan dan Gaya Hidup
Meskipun pendapatan seseorang meningkat, sering kali tidak sebanding dengan biaya hidup dan tuntutan gaya hidup. Hal ini menciptakan celah antara pendapatan yang dimiliki dan ekspektasi belanja.
Situasi ini, yang diperparah oleh ketidakpastian ekonomi, sering kali mendorong individu untuk mencari jalan keluar instan seperti pinjol atau paylater untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
#3 Konsumerisme
Globalisasi telah memperluas berbagai kebutuhan, dari kebutuhan dasar hingga gaya hidup modern.
Tren konsumerisme dan keinginan untuk mengikuti standar sosial tertentu mendorong individu untuk mencari cara cepat dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Pinjol dan paylater menjadi jalan pintas yang berisiko, terutama bagi mereka yang merasa terdesak untuk memenuhi kebutuhan finansial secara instan di tengah ketimpangan sosial yang ada.
#4 Dorongan Sosial
Hasil riset menunjukkan bahwa pengaruh sosial punya andil besar dalam keputusan seseorang memakai paylater.
Ini bisa datang dari rekomendasi orang-orang terdekat yang mereka hormati, atau juga dari informasi yang bertebaran di media sosial maupun iklan.
Semakin banyak orang yang kita kenal menggunakan layanan ini, ditambah dengan promosi yang gencar, semakin besar kemungkinan kita akan ikut-ikutan.
#5 Kenikmatan Instan
Banyak responden merasa puas dan senang karena bisa langsung menikmati barang atau jasa tanpa harus menunggu punya uang.
Bayangkan, Anda bisa langsung beli barang impian tanpa menunda. Apalagi kalau ditambah promosi menarik seperti diskon atau gratis ongkos kirim, rasanya makin untung.
Hal ini memberikan kepuasan tersendiri yang tidak didapat dari metode pembayaran lain.
[Baca Juga: Strategi Tingkatkan Kesejahteraan Keuangan Karyawan, Kesehatan Fisik, dan Mental]
Risiko yang Sering Diabaikan
Berikut adalah beberapa risiko paylater dan pinjol yang kerap diabaikan masyarakat:
#1 Biaya Tersembunyi
Meskipun terlihat tanpa bunga, layanan Paylater sebenarnya menyertakan bunga dalam harga produk. Bunga ini bisa mencapai 2,9% per bulan atau 34,8% per tahun. Meskipun lebih tinggi dari bunga kartu kredit yang sekitar 2,25%, Paylater tetap populer karena persyaratannya yang jauh lebih mudah.
#2 Syarat yang Sangat Longgar
Paylater dan pinjol punya syarat yang sangat longgar untuk menarik pengguna baru, seperti batas usia maksimal 70 tahun.
Selain itu, pendaftarannya pun sangat sederhana, hanya membutuhkan dokumen dasar seperti foto KTP dan foto selfie, dan langsung aktif dalam hitungan jam.
#3 Tidak Memerlukan Riwayat Kredit
Tidak seperti kartu kredit atau pinjaman bank, Paylater tidak mewajibkan calon pengguna untuk memiliki riwayat kredit. Hal ini membuat layanan ini semakin mudah diakses oleh banyak orang.
#4 Ancaman Denda dan Teror Penagihan:
Sama seperti pinjaman lainnya, layanan ini menerapkan denda 0,1% per hari jika Anda menunggak.
Meskipun angkanya terlihat kecil, denda ini dapat menumpuk dan menjadi masalah finansial besar. Selain itu, Anda juga berisiko menghadapi praktik penagihan yang tidak etis.
Solusi Praktis dan Edukasi yang Perlu Disebarkan
Untuk menjaga stabilitas keuangan dan mencegah terjerumus utang berlebihan, sejumlah strategi berikut layak dipertimbangkan:
- Prioritaskan pembentukan dana darurat setidaknya setara 3-6 bulan pengeluaran untuk mengantisipasi kebutuhan tak terduga.
- Optimalkan investasi jangka pendek yang bersifat likuid, seperti reksa dana pasar uang atau deposito, guna memastikan dana mudah diakses.
- Manfaatkan program cicilan 0% yang ditawarkan langsung oleh toko atau gerai, sebagai alternatif bebas bunga untuk pembelian barang.
- Pertimbangkan kartu debit berbasis saldo yang berfungsi mirip paylater, namun tanpa menimbulkan risiko utang baru.
- Gunakan kartu pembiayaan syariah yang menawarkan fasilitas cicilan tanpa bunga, sesuai prinsip bebas riba.
[Baca Juga: 7 Cara Jitu Mengatasi Karyawan Terjerat Pinjol, Penting Bagi Perusahaan!]
Jaga Rasio Utang Terhadap Pendapatan
Dengan tren utang yang terus melonjak, sudah saatnya kita mengendalikan diri dan berpikir jernih sebelum terjerat kemudahan instan. Pinjaman atau cicilan boleh saja diambil, asalkan untuk tujuan yang produktif dan memberikan dampak positif pada kondisi finansial, bukan hanya untuk memenuhi hasrat konsumtif sesaat.
Untuk memastikan kondisi keuangan Anda tetap sehat dan terhindar dari jerat utang, penting untuk memiliki strategi finansial yang matang. Mulailah dengan membangun dana darurat yang setidaknya setara dengan 3-6 bulan pengeluaran.
Pertimbangkan juga investasi jangka pendek yang likuid, seperti reksa dana pasar uang, sebagai alternatif dana yang mudah diakses.
Jika Perusahaan Anda memerlukan bantuan guna mengatasi pinjol pada karyawan, perusahaan Anda bisa mengadakan Program In House Training dari Finansialku.
Mereka dapat membantu Anda merancang strategi keuangan yang efektif, memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko, serta memberikan nasihat finansial yang netral dan terpercaya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Whatsapp 0896 3791 0833 atau klik banner di bawah ya!
Sekian pembahasan tentang minat masyarakat pinjol. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar di bawah ini.
Jangan lupa bagikan artikel ini di media sosial agar lebih banyak yang paham. Terima kasih!
Sumber Referensi:
Studi:
- Nuraeni Hadiati Fahrani, Annisa Alifa Ramadhani, Dini Ayuning Ratri Sukimin, dan A Nusyamsi Amin. Juli 2023. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Menggunakan Paylater dengan Model UTAUT2, AKUNSIKA, Vol. 4, No. 2Juli 2023, hal. 71 – 78. Jakarta: Politeknik Negeri Jakarta
- Vivi Eviana dan Agung Joni Saputra. 2022. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Penggunaan Sistem Pembayaran Pay Later. Batam: Universitas Universal
Artikel Internet:
- Admin. 24 Desember 2024. Fenomena Pinjol: Kenapa Banyak Orang yang Terjebak? dkis.cirebonkota.go.id – http://bit.ly/3HKuK72
- Admin. 24 November 2024. 7 Perbedaan Paylayter dan Pinjaman Online, Adakah Alternatif Lian? megasyariah.co.id – http://bit.ly/45uz8Am
- Admin. Maret 2023. Awas Kebablasan, Waspada Bahaya Sistem Pay Later Berikut Ini. chubb.com – http://bit.ly/3JHKgB8
Putri Seafira Pitaloka. 15 April 2025. Peminat Pinjol dan Paylater Terus Meningkat, Siap dengan Risikonya? tempo.co – http://bit.ly/45J4x0v