Pedagang Terompet Musiman Ramaikan Suasana Akhir Tahun di Kendari

6 hours ago 5

SULTRAKINI.COM: KENDARI — Menjelang pergantian tahun, kawasan Kebi, Kota Kendari, tidak hanya dipadati pedagang petasan, tetapi juga pedagang terompet yang menawarkan beragam jenis terompet untuk memeriahkan malam Tahun Baru.

Salah seorang pedagang terompet, Aulia, mengaku mulai berjualan terompet sejak 20 Desember 2025. Ia mengatakan, aktivitas berjualan terompet telah dilakoninya selama kurang lebih tujuh tahun dan rutin dilakukan setiap menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Saya setiap tahun memang selalu jualan terompet di sini, khususnya menjelang akhir tahun,” ujar Aulia.

Aulia menjelaskan, terompet yang dijual terdiri dari berbagai jenis, antara lain terompet naga, terompet pelangi, terompet gas, serta terompet bermotif. Untuk harga, terompet dijual mulai dari Rp20 ribu, Rp30 ribu, hingga Rp35 ribu, sementara terompet gas dibanderol Rp65 ribu sebagai harga tertinggi.

“Yang paling murah itu Rp20 ribu, terutama terompet bermotif seperti batik. Beberapa motif batik saya buat sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk terompet buatan sendiri, bahan yang digunakan antara lain slinger, kertas, lem, hekter, karet, dan perlengkapan lainnya. Sementara terompet jenis pelangi dan gas diperoleh melalui pemesanan daring.

Untuk stok tahun ini, Aulia mengaku telah menyiapkan sekitar 1.000 unit terompet dan memastikan ketersediaannya mencukupi hingga malam pergantian tahun. Adapun jenis terompet yang paling diminati pembeli adalah terompet metalik, dengan harga berkisar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu, tergantung motif slinger yang digunakan.

Terkait pendapatan, Aulia menyebutkan bahwa pada awal penjualan menjelang Tahun Baru, omzet harian masih berkisar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. Namun, penjualan biasanya meningkat signifikan tiga hari sebelum malam pergantian tahun.

“Kalau sudah mendekati Tahun Baru, pembelinya sangat ramai. Dalam setahun, omzet yang saya dapatkan sekitar Rp3 juta hingga Rp4,5 juta,” ungkapnya.

Meski demikian, Aulia mengakui terdapat suka dan duka dalam berjualan terompet musiman. Salah satu kendala utama yang kerap dihadapi adalah faktor cuaca, khususnya saat hujan deras.

“Kalau hujan lebat, pembeli biasanya sepi dan terompet bisa rusak kalau terkena air. Kadang saya harus cepat mengamankan barang dan menutup lapak lebih awal,” katanya.

Di sisi lain, ramainya pembeli menjelang pergantian tahun menjadi kepuasan tersendiri bagi Aulia. Ia membuka lapak setiap hari mulai pukul 10.00 Wita hingga 00.00 Wita, dan tetap memilih kawasan Kebi sebagai lokasi berjualan karena dinilai strategis dan ramai setiap akhir tahun.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|