
SULTRAKINI.COM: Budidaya rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan bagi sebagian besar masyarakat di Kelurahan Bone-bone dan Palabusa. Namun demikian, metode budidaya yang selama ini dikembangkan oleh masyarakat masih sangat tradisional dan mempunyai beberapa persoalan serius. Pantai Kaluku di Bone-bone merupakan daerah budidaya rumput laut yang mengalami persoalan sangat serius berupa serangan hama ikan. Ikan-ikan jenis Siganus sp memakan rumput laut dengan sangat intens. Penurunan produksi terus berlanjut dan stagnasi pertumbuhan sering terjadi karena serangan hama ikan. Di samping itu, penggunaan botol bekas sebagai pelampung memberikan pemandangan yang kurang indah bagi lingkungan, sekaligus menyumbang sampah plastik yang cukup signifikan.
Sementara itu, di perairan Pantai Palabusa, Kota Baubau, budidaya rumput laut sering mengalami pertumbuhan yang terganggu oleh adanya penyakit, pelekatan epifit, dan epifauna yang mengganggu pertumbuhan rumput laut. Di samping itu, sesekali terlihat rumput laut termakan oleh ikan dan penyu.
Sangat penting untuk memberikan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan tersebut. Universitas Halu Oleo sebagai salah satu universitas negeri di Sulawesi Tenggara tampil memberikan solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan itu. Melalui Program Dana Padanan tahun 2025 yang disupport oleh KEMENDIKTISAINTEK dan difasilitasi oleh LPPM Universitas Halu Oleo, Tim PDP Universitas Halu Oleo yang dipimpin oleh Prof. Ma’ruf Kasim dan beranggotakan Amadhan Takwir, M.Si., serta Nurdiana Azis, M.Si., hadir memberikan satu solusi inovatif dalam budidaya rumput laut.
Kegiatan PDP 2025 ini mengembangkan penerapan inovasi Horizontal Net Knockdown untuk budidaya rumput laut nasional. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah cerdas dalam memacu peningkatan produksi rumput laut secara nasional. Pelibatan mahasiswa untuk bekerja di luar kampus menjadi dukungan penting bagi kegiatan ini. Mahasiswa diharapkan dapat belajar banyak dalam membantu menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat serta mengembangkan pengetahuan dan pengalaman mereka bersama masyarakat dalam mencari solusi nyata.
Horizontal Net adalah inovasi unggul yang dirangkai dari pipa paralon dan jaring sederhana, digunakan untuk menggantikan metode budidaya longline yang umum dipakai saat ini. Inovasi horizontal net memiliki desain yang ideal, dengan luasan lahan sempit tetapi menghasilkan nilai produksi panen yang besar. Tingginya pertumbuhan yang dicapai melalui horizontal net terjadi karena rumput laut dapat tumbuh bebas, tidak termakan oleh hama herbivor, serta bersih dari epifit dan epifauna. Inovasi ini membawa perubahan dari metode tradisional menuju budidaya rumput laut skala industri.
Desain horizontal net dapat menjadi solusi dalam peningkatan produksi sekaligus penataan kawasan pantai yang lebih baik. Pelibatan masyarakat pembudidaya rumput laut dalam program Kedaireka (PDP) tahun 2025 menjadi langkah baik untuk memperkenalkan inovasi ini. Masyarakat dapat melihat langsung desain yang sederhana dan memahami dengan baik keuntungan yang dapat diperoleh melalui penerapan horizontal net.
Inovasi horizontal net merupakan langkah cerdas dan sederhana yang dapat memacu pertumbuhan rumput laut dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut di tengah berbagai permasalahan yang dihadapi.
Sudah saatnya budidaya rumput laut melangkah menuju sistem yang lebih maju. Horizontal net adalah masa depan industri budidaya rumput laut Indonesia dan masa depan petani rumput laut Indonesia.
Sudah saatnya solusi ini hadir untuk memberikan senyum terbaik bagi keluarga pembudidaya dalam geliat kerja harian yang penuh semangat menuju kesejahteraan.