SULTRAKINI.COM: KENDARI— Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (UHO) mulai mempersiapkan langkah strategis menuju usia ke-25 tahun. Setelah rangkaian pembukaan Dies Natalis ke-24, Ketua Jurusan Arsitektur, Arief Saleh Sjamsu, S.T., M.T., mengungkapkan rencana pengembangan akademik berupa pengusulan dua program studi baru yang ditargetkan dapat dibuka pada 2026.
Dua program studi yang diusulkan tersebut adalah:
1. S1 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
2. Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr)
Arief menjelaskan bahwa proses pengusulan kedua program studi telah dilakukan pada tahun ini. Sesuai mekanisme, PDDikti biasanya memberikan jawaban resmi pada tahun berikutnya.
“Kita sudah mengusulkan tahun ini, dan biasanya tahun depan baru keluar jawaban apakah prodi sudah bisa dibuka atau masih perlu revisi. Kami berharap semuanya berjalan lancar,” ujarnya.
Dalam proses pengajuan, Jurusan Arsitektur UHO telah berkoordinasi dengan tim nasional, termasuk perguruan tinggi mitra. Dokumen akademik sebagai syarat administrasi pun telah dikirim untuk dievaluasi.
“Kami sudah berkoordinasi dengan tim nasional dan sudah mengirim dokumen. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada kabar baik,” tambahnya.
Arief menegaskan bahwa pembukaan S1 PWK memiliki urgensi tersendiri. Selama ini Fakultas Teknik UHO telah memiliki program magister (S2) PWK, namun belum memiliki jenjang S1 PWK sebagai syarat penguatan keberlanjutan program tersebut.
“Ketika S1 PWK dibuka di Arsitektur, otomatis S2-nya akan semakin kuat. Ini akan menjadi kebanggaan besar untuk jurusan,” jelasnya.
Rencana penambahan dua prodi baru ini sejalan dengan tema besar Dies Natalis ke-24 Jurusan Arsitektur UHO, yakni “Arsitektur Interaktif, Inovasi Futuristik dalam Ruang.” Tema tersebut menegaskan komitmen jurusan untuk bergerak menuju pendidikan arsitektur modern yang berorientasi pada inovasi, kolaborasi, serta pendekatan interaktif.
Jurusan Arsitektur UHO juga telah menjalin kerja sama dengan dua perguruan tinggi terkemuka, yakni Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kolaborasi ini meliputi tridarma perguruan tinggi: pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Arief menekankan bahwa kerja sama tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi dosen, tetapi juga mahasiswa.
“Kerja sama ini bukan hanya untuk dosen, tetapi mahasiswa juga akan ikut. Kita ingin mahasiswa Arsitektur UHO mendapatkan pengalaman interaktif dan futuristik melalui kolaborasi dengan kampus-kampus besar,” tegasnya.
UI dan ITB dikabarkan tertarik bekerja sama karena melihat potensi riset yang besar di Sulawesi Tenggara, mulai dari karakter kawasan pesisir, kekayaan budaya lokal, hingga keragaman topografi.
Menjelang usia perak pada 2026, Arief menyampaikan tiga harapan utama untuk penguatan Jurusan Arsitektur UHO:
1. Peningkatan akreditasi jurusan.
2. Pembukaan Program Studi S1 PWK.
3. Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) mulai menerima mahasiswa baru.
“Mudah-mudahan tahun depan dua prodi baru sudah bisa dibuka. Ini semua demi memperkuat Arsitektur UHO agar semakin maju dan bersaing di tingkat nasional,” tuturnya.
Arief juga menekankan pentingnya penguatan identitas arsitektur lokal Kendari dan peningkatan publikasi karya akademik.
“Kita ingin arsitektur yang tidak hanya futuristik, tetapi tetap menjaga lokalitas. Ketika orang datang ke Kendari, mereka tahu bahwa ini adalah identitas arsitektur Sultra,” katanya.
Laporan: Andi Mahfud

2 days ago
9















































