BGTK Sultra Gelar Pelatihan MPI bagi PID, Percepat Digitalisasi Pembelajaran Nasional

1 day ago 6

SULTRAKINI.COM: KENDARI — Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Sulawesi Tenggara resmi membuka kegiatan Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif (MPI) untuk Papan Interaktif Digital (PID) bagi guru TK, SD, SMP, dan SMA se-Sulawesi Tenggara. Acara pembukaan berlangsung di Hotel Kubah 9 lantai 2 Acara ini berlangsung sampai hari senin, Acara pembukan jumat malam pukul 19.30–21.00 WITA, dihadiri 42 peserta pilihan dari 17 kabupaten/kota di Sultra.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk tindak lanjut atas imbauan Presiden Prabowo Subianto mengenai percepatan digitalisasi pembelajaran di seluruh Indonesia. Tahun ini setiap sekolah menerima 1 unit smartboard (Papan Digital Merah Putih), dan pada 2026 jumlahnya ditambah menjadi 3 unit per sekolah.

Kepala BG-TK Sultra, Surip Widodo, S.Si., M.M., menjelaskan bahwa tantangan saat ini bukan lagi sekadar menyediakan perangkat digital, tetapi memastikan guru mampu menciptakan konten yang relevan untuk sekolah masing-masing.

“Selama ini guru memakai konten yang sudah ada, dan sering konten itu tidak cocok untuk kondisi sekolah. Untuk menyambut digitalisasi, kita harus menambah konten yang pas. Dari BG-TK Sultra, inovasinya adalah mendorong guru membuat konten sendiri,” ujarnya.

Surip menegaskan bahwa setiap peserta akan menghasilkan dua produk pembelajaran, yaitu:

1. Multimedia Pembelajaran Interaktif, dan

2. Game Edukasi.

Kedua produk tersebut nantinya akan diunggah ke Rumah Pendidikan dan dapat diakses guru-guru di seluruh wilayah.

Berbeda dengan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, Surip menyebut 42 peserta kali ini adalah individu yang dipilih langsung berdasarkan ketelitian, kekritisan, kemampuan berkembang, dan hasil pengamatan pribadi selama menghadiri berbagai kegiatan daerah.

“Saya sengaja memilih sendiri. Saya ingin mencari talenta baru yang selama ini tidak dilihat atau tidak diberi kesempatan. Selama ini yang ikut itu-itu saja. Saya ingin mendobrak supaya kita punya banyak pilihan dan menciptakan kompetitor baru,” tegasnya.

Peserta berasal dari jenjang TK hingga SMA, meski jumlahnya tidak seimbang. Surip menyebut guru TK yang diundang adalah sosok-sosok yang dinilai kritis dan berkemauan maju.

Pelatihan berlangsung hingga Senin, dengan lokasi praktik utama di SMA Negeri 2 Kendari yang memiliki 10 smartboard aktif, termasuk 1 unit Smartboard Merah Putih — perangkat yang sama sedang didistribusikan ke seluruh sekolah di Indonesia.

Besok pagi, peserta akan dikenalkan langsung dengan perangkat smartboard, dilanjutkan pengembangan konten hingga Minggu. Pada Minggu pukul 13.00–17.00, peserta akan menguji produk dan mempraktikkan cara mengajar menggunakan PID.

Kepala balai juga mengungkapkan kekecewaannya karena tak satu pun peserta asal Sultra lolos pada ajang Aspirasi Guru tingkat nasional tahun lalu dan tahun ini, padahal yang diutus adalah guru-guru terbaik.

Karena itu, 42 peserta ini akan menjadi binaan jangka panjang hingga Oktober 2026, dan akan diperkenalkan langsung kepada kepala daerah serta dinas pendidikan masing-masing pada kegiatan penyelarasan program tahun depan.

“Saya ingin mereka muncul, dikenal, dan menjadi kompetitor baru. Ini penting supaya guru-guru kita tidak berada di zona nyaman. Era digital mengharuskan kita berubah,” ujar Surip.

Komitmen: “Kalau hanya datang duduk-duduk, lebih baik pulang sekarang”

Surip menegaskan bahwa pelatihan ini bukan formalitas. Ia akan mengawal peserta satu per satu dan memastikan semua serius.

“Ini proyek besar ke depan. Kalau hanya datang duduk, makan, mendengar, lebih baik sampaikan sekarang saja—saya pulangkan dan ganti biaya transportasinya. Saya ingin yang sungguh-sungguh,” katanya.

Surip berharap produk yang dibuat peserta tidak hanya menjadi syarat pelatihan, tetapi benar-benar diterapkan di sekolah masing-masing dan membawa dampak langsung bagi pembelajaran siswa.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|