SULTRAKINI.COM: Generasi Baru Indonesia (GenBI) Universitas Halu Oleo (UHO) bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar Seminar Kewirausahaan 2025 bertema “Memajukan Wirausaha Melalui Teknologi, Inovasi, dan Strategi Pemasaran di Era Digital”. Kegiatan yang digelar di Aula Wakatobi, KPw BI Sultra ini bertujuan mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk naik kelas melalui pemanfaatan teknologi digital dan inovasi bisnis.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Fitratin Ni’mah, Micro Relationship Manager Team Leader Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Zulqifli Herdianto Tahir, CEO Technos Studio. Acara yang dipandu oleh Arnol Saputra sebagai moderator ini diikuti oleh mahasiswa dan pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha di Sulawesi Tenggara.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Rahadian Triaji, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi semangat mahasiswa GenBI UHO yang konsisten menyelenggarakan kegiatan edukatif guna menumbuhkan wirausahawan muda yang berdaya saing.
“Kita patut bersyukur karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul dalam kegiatan yang bermanfaat ini. Harapannya, kegiatan ini bisa membawa manfaat dan menghasilkan keberhasilan bagi kita semua,” ujarnya.
Rahadian juga membagikan kisah inspiratif hasil kunjungannya ke Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, yang berhasil membangun lebih dari 40 unit usaha dari semangat kebersamaan dan gotong royong sejak 1990.
“Semuanya berawal dari kamar kos, dari 10–20 orang yang menyumbang Rp1.000 per hari. Dari kebersamaan itu tumbuh usaha besar — dari air minum, konveksi, hingga kontraktor,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kesuksesan besar berawal dari langkah kecil dan konsistensi. Saat ini, UMKM berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, mencakup 98–99 persen pelaku usaha di Indonesia. Di Sulawesi Tenggara sendiri, terdapat lebih dari 93 ribu UMKM yang menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Rahadian menyoroti tiga kunci utama agar UMKM berkembang di era digital, yaitu inovasi, pemasaran, dan sistem pembayaran digital.
“UMKM harus berinovasi, memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar, dan menggunakan sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS,” tegasnya.
“Kalau berjualan langsung, mungkin hanya menjangkau 100 orang. Tapi lewat media sosial, bisa menjangkau jutaan. Itu kekuatan teknologi.”
Ia juga mencontohkan pelaku UMKM pertanian yang berhasil meningkatkan omzet hingga lima kali lipat pasca-pandemi berkat pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk membuat konten promosi digital.
Menutup sambutan, Rahadian berpesan agar mahasiswa dan pelaku UMKM berani memulai langkah wirausaha.
“Kita tidak perlu hebat untuk memulai sesuatu, tapi untuk menjadi hebat, kita perlu memulainya,” pungkasnya disambut tepuk tangan peserta.
Ketua Panitia GenBI UHO, Firman Dani Baharuddin, menjelaskan bahwa seminar kewirausahaan ini merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap periode kepengurusan GenBI. Tujuannya, mendorong mahasiswa dan pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis berbasis teknologi.
“Masih banyak UMKM yang belum memahami digital marketing ataupun strategi bisnis yang efektif. Kegiatan ini menjadi sarana untuk belajar dan berjejaring,” ujarnya.
Tahun ini, seminar dikemas dalam beberapa sesi, mulai dari pelatihan digital marketing, pengenalan pembiayaan permodalan, hingga sosialisasi program Cinta, Bangga, Paham Pembiayaan (CBPR) dan aplikasi SIAPIK, sistem akuntansi digital milik Bank Indonesia untuk membantu pencatatan keuangan usaha.
“Antusiasmenya luar biasa. Sejak pendaftaran dibuka, banyak UMKM langsung mendaftar dan aktif dalam diskusi,” tambahnya.
Firman juga menyampaikan rencana tahun depan untuk memperluas program pelatihan dan pendampingan wirausaha bagi anggota GenBI dan pelaku UMKM.
“Kami ingin agar GenBI tidak hanya menjadi komunitas akademik, tapi juga wadah pengembangan keterampilan dan kewirausahaan nyata,” jelasnya.
Saat ini, GenBI UHO memiliki sekitar 50 anggota aktif dari berbagai jurusan di Universitas Halu Oleo. Selain fokus pada kewirausahaan, mereka juga menjadi mitra Bank Indonesia dalam menyebarkan edukasi program Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBPR) di kalangan mahasiswa.
Seminar Kewirausahaan 2025 ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara Bank Indonesia, GenBI UHO, dan dunia akademik dalam mencetak generasi muda yang kreatif, adaptif terhadap teknologi, dan memiliki jiwa kewirausahaan tinggi.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan, pemanfaatan teknologi digital, serta strategi pemasaran online bagi mahasiswa dan pelaku UMKM di Sulawesi Tenggara.
“Harapan kami, semakin banyak UMKM yang bisa berkembang dan mahasiswa yang terinspirasi untuk berwirausaha. Semoga manfaat kegiatan ini terus dirasakan masyarakat luas,” tutup Firman.
Laporan: Andi Mahfud

2 days ago
8

















































