SULTRAKINI.COM: KENDARI — Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Halu Oleo (BEM UHO) periode 2026/2027 semakin dekat dan mulai menghangat. Salah satu pasangan yang mencuri perhatian adalah La Ode Apriyanto Yusuf dan La Ode Muhammad Amal Muliyawan, yang maju melalui gerakan 4MANAH UHO dengan nomor urut 4. Keduanya dikenal sebagai mahasiswa aktif dengan rekam jejak organisasi yang kuat serta visi perubahan yang jelas.
La Ode Apriyanto Yusuf, calon ketua, merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan angkatan 2022. Ia sebelumnya menjabat Ketua HIMATRIL FT-UHO. Sementara calon wakil ketua, La Ode Muhammad Amal Mulyawan, adalah mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP angkatan 2023 yang pernah menjabat Wakil Ketua HMJ Pendidikan Kimia. Kolaborasi dua latar fakultas ini menghadirkan karakter kepemimpinan yang saling melengkapi antara aspek teknis, advokasi, dan koordinasi lintas kelembagaan.
Berbekal pengalaman organisasi yang matang, pasangan Apriyanto–Amal menawarkan kepemimpinan yang “lebih konkret, terukur, dan berorientasi perubahan.” Mereka menegaskan bahwa BEM UHO harus menjadi rumah besar yang inklusif, progresif, serta benar-benar menjadi corong aspirasi seluruh mahasiswa. Semangat “UHO Bisa! Jagad Kita!” menjadi slogan yang mereka usung sebagai komitmen pada kolaborasi dan keberlanjutan program.
Dalam wawancara, Apriyanto menyoroti dua persoalan mendasar yang paling sering dirasakan mahasiswa: ketidaktransparanan kebijakan dan lemahnya saluran advokasi. Untuk menjawab hal tersebut, ia menggagas pembentukan Unit Khusus Advokasi Kampus (UKAK) yang siap menerima laporan setiap mahasiswa.
Jika hanya memilih satu program prioritas, Apriyanto menawarkan Sistem Informasi Advokasi Terpadu (SIAP-UHO), sebuah platform digital pusat berisi transparansi anggaran, pelacakan aduan, monitoring kebijakan, dan layanan advokasi yang dapat diakses seluruh mahasiswa. Menurutnya, platform ini menjadi fondasi penting agar mahasiswa memiliki akses langsung terhadap informasi kampus.
Guna memastikan BEM tetap aktif sepanjang tahun, pasangan 4MANAH UHO juga merancang Program BEM Bertemu Mahasiswa (BBM) setiap bulan serta Indeks Kepuasan Layanan BEM (IKL-BEM) untuk mengukur kinerja organisasi secara objektif. Mereka juga menjanjikan transparansi anggaran melalui Papan Anggaran Digital dan Audit Terbuka yang melibatkan mahasiswa.
Pada sektor akademik, inovasi yang diusulkan meliputi Integrasi Advokasi dan Data Akademik, termasuk penyelenggaraan Forum Link and Match Tahunan bersama industri sebagai langkah memperkuat relevansi kurikulum terhadap kebutuhan dunia kerja. “BEM harus hadir bukan hanya sebagai penggerak aksi, tetapi penghubung antara dunia kampus dan dunia profesional,” ujar Apriyanto.
Terkait potensi munculnya konflik kampus, pasangan ini mengusulkan pembentukan Tim Respons Cepat (TRC) untuk mengumpulkan data faktual serta menengahi isu sebelum BEM menentukan sikap. Kolaborasi antar organisasi kemahasiswaan juga menjadi perhatian mereka melalui pembentukan Forum Komunikasi Lembaga (FKL) serta penyediaan Dana Kolaborasi Khusus untuk mempermudah sinergi program.
Selain itu, pasangan 4MANAH UHO memperkuat pondasi tata kelola organisasi melalui penerapan mekanisme “Tiga Kunci Kontrol” dalam setiap pengambilan kebijakan, yakni:
1. Keterbukaan (Transparansi)
Seluruh rancangan kebijakan diumumkan kepada mahasiswa dan dianalisis dampaknya sebelum disahkan.
2. Keterlibatan (Representasi)
Mewajibkan pelaksanaan Forum Dialog Terbuka Mahasiswa UHO (FODARU) sebagai sarana mengumpulkan, memvalidasi, dan mengolah aspirasi mahasiswa menjadi data negosiasi resmi.
3. Kritik Solutif (Independensi)
Menjamin BEM tetap independen sebagai oposisi kritis yang konstruktif berbasis data dan aspirasi, bukan sekadar reaksi emosional.
Pada aspek akademik, pasangan ini juga mendorong Integrasi Advokasi dan Data Akademik serta penyelenggaraan Forum Link and Match Tahunan bersama industri sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. “BEM harus hadir bukan hanya sebagai penggerak aksi, tapi penghubung antara dunia kampus dan dunia profesional,” jelas Apriyanto.
Menutup penyampaian visi dan motivasinya, Apriyanto menegaskan bahwa pencalonannya bukan sekadar untuk menjalankan rutinitas BEM. “Saya ingin BEM memimpin perubahan. Dengan pengalaman kelembagaan yang saya punya, saya ingin membawa UHO lebih maju, transparan, dan responsif,” ungkapnya.
Pasangan 4MANAH UHO berharap dapat menghadirkan BEM yang inklusif dan berdampak luas. “UHO harus menjadi rumah bersama yang mendorong mahasiswa memiliki daya saing global,” pungkasnya.
Laporan: Andi Mahfud

22 hours ago
6

















































