UHO Kukuhkan Delapan Guru Besar, Dorong Riset, Publikasi, dan Transformasi Digital

3 weeks ago 35

SULTRAKINI.COM: Universitas Halu Oleo (UHO) mengukuhkan delapan guru besar melalui upacara resmi pada Senin (22 September 2025), pukul 08.00–12.00 WITA di Auditorium Mokodompit UHO, Kendari, sebagai pencapaian tertinggi karier akademik dosen dan bagian dari upaya memperkuat mutu riset, publikasi, dan layanan pendidikan.

Prosesi berlangsung khidmat dipimpin pimpinan universitas di hadapan sivitas akademika dan tamu undangan, serta menegaskan komitmen UHO terhadap peningkatan kualitas Tridharma Perguruan Tinggi.

Delapan Guru Besar yang Dikukuhkan

  1. Ir. Mustarum Musaruddin, S.T., M.I.T., Ph.D. (Fakultas Teknik)
  2. Dr. H. Muhammad Amir, M.Si. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
  3. Ir. Romy Suryaningrat Edwin, S.T., M.T., Ph.D. (Fakultas Teknik)
  4. Dr. Hj. Patwayati, S.E., M.Si. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
  5. Dr. Busnawir, S.I. (Fakultas Pertanian)
  6. Dr. Hartina Betoa, S.P., M.Si. (Fakultas Pertanian)
  7. Dr. Ir. Tresjia Corina Rakian, M.P. (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
  8. Dr. Bahtiar, S.Pi., M.Si. (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

Plt. Rektor UHO, Dr. Herman, S.H., LL.M, menegaskan pengukuhan guru besar merupakan puncak capaian akademik sekaligus amanah ilmiah bagi para dosen.

“Prestasi para guru besar ini diharapkan menginspirasi sivitas akademika dan mendorong peningkatan kualitas riset serta pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan konsistensi dalam publikasi bereputasi.

“Perjalanan menuju jabatan guru besar tentu tidak mudah. Namun dengan fokus dan kerja sama, semua upaya akan membuahkan hasil pada saat yang tepat. Karya-karya kita tidak berhenti pada penyusunan semata, tetapi juga diterbitkan di jurnal bereputasi dan diapresiasi masyarakat,” tuturnya.

Guru besar dari FISIP, Prof. Dr. H. Muhammad Amir, M.Si., menyoroti percepatan digitalisasi layanan kampus dan pembelajaran hybrid.

“Saat ini hampir semua layanan, termasuk pembayaran UKT, sudah dilakukan melalui aplikasi. Sistem pembelajaran pun berlangsung hybrid, ada yang tatap muka di kelas dan ada yang daring melalui platform Spada,” terangnya.

Menurutnya, literasi teknologi dosen menjadi prasyarat menuju World Class University.

“Mau tidak mau, semua dosen harus paham aplikasi pembelajaran. Laporan penelitian dan pengabdian pun sudah dilakukan secara digital setiap hari,” jelasnya.

Dari Fakultas Teknik, Prof. Ir. Mustarum Musaruddin, S.T., M.I.T., Ph.D., menekankan target publikasi internasional dan kerja sama lintas negara sebagai tantangan riset.

“Tantangan terbesarnya adalah memenuhi target yang ditetapkan, termasuk tuntutan publikasi internasional dan peningkatan kerja sama lintas negara. Itu memerlukan kerja keras dan konsistensi,” ungkapnya.

Fokus risetnya berada pada rekayasa dan ketenagalistrikan (teknik elektro) dengan orientasi implementasi.

“Bidang ketenagalistrikan seharusnya menjadi wadah bukan hanya untuk konsep, tetapi implementasi yang bermanfaat. Penelitian akan bermakna jika dapat disimulasikan dan diterapkan, misalnya melalui metode atau pendekatan baru yang bisa meningkatkan pemanfaatan energi di Indonesia,” jelasnya.

Ia juga menandaskan peran guru besar sebagai motor penggerak kemajuan kampus dan target peningkatan proporsi guru besar di UHO.

Prof. Mustarum memulai karier di UHO pada 2001; menempuh S2 di Australia (2002–2003), kembali untuk S3 (2007–2011), dan total lebih dari 20 tahun berpengalaman studi serta riset di Australia.

“Pengalaman panjang belajar dan riset di Australia memberikan wawasan internasional dan jaringan kolaborasi yang sangat berharga untuk pengembangan penelitian di Indonesia,” tuturnya.

Laporan: Andi Mahfud

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|