Ancaman badai PHK kembali menjadi sorotan di tahun 2025. Kondisi ekonomi yang tidak menentu, ditambah dengan tren deflasi beruntun, semakin memperbesar risiko PHK massal di berbagai sektor.
Yuk, simak ulasannya utuk mempersiapkan kondisi terburuk ini!
Summary:
- Ancaman badai PHK di tahun 2025 harus diantisipasi dengan perencanaan keuangan yang matang.
- Baik sebelum maupun setelah terkena PHK, langkah-langkah seperti membangun dana darurat, mengelola pesangon, dan mencari sumber penghasilan tambahan sangat penting untuk menjaga stabilitas finansial.
Deflasi Beruntun, Ancaman Badai PHK Tahun 2025 Meningkat
Potensi ancaman badai PHK tahun 2025 semakin nyata seiring laporan deflasi selama lima bulan berturut-turut di tahun sebelumnya.
Deflasi terjadi ketika harga barang dan jasa turun secara konsisten, mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat.
Kondisi ini memberikan tekanan besar pada perusahaan untuk memangkas biaya operasional, yang salah satunya adalah dengan mengurangi tenaga kerja.
4 sektor yang paling sering terkena PHK
Menurut data dari laporan ekonomi, sektor manufaktur, teknologi, dan retail menjadi yang paling rentan terhadap PHK.
Tidak hanya perusahaan skala kecil, bahkan korporasi besar pun terpaksa melakukan restrukturisasi tenaga kerja demi bertahan di tengah tekanan ekonomi global.
Bagi pekerja, ancaman ini menjadi alarm untuk mulai mempersiapkan diri secara finansial. Perencanaan yang matang akan membantu mengurangi dampak negatif jika sewaktu-waktu terkena PHK.
Sebelum mengetahui cara-cara mengatur keuangan saat terkena PHK, Anda bisa mempelajari Online Course 9 Pintu Rezeki, Strategi Punya Banyak Penghasilan dari Finansialku terlebih dahulu ya!
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Terkena PHK?
Menghadapi ancaman PHK, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko finansial:
#1 Membangun Dana Darurat
Dana darurat adalah penyelamat utama jika terjadi kehilangan pekerjaan. Idealnya, dana darurat setara dengan 6-12 bulan pengeluaran bulanan.
Sebagai antisipasi akan risiko PHK, Anda perlu mulai menyisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulan untuk membangun dana ini.
#2 Diversifikasi Penghasilan
Mengandalkan satu sumber penghasilan menjadi risiko besar di tengah ancaman PHK. Sebelum PHK terjadi, sebaiknya Anda mencoba untuk mencari sumber penghasilan tambahan, seperti dari pekerjaan sampingan, bisnis kecil-kecilan, atau investasi yang menghasilkan pendapatan pasif.
#3 Meningkatkan Keterampilan
Mengasah keterampilan baru atau meningkatkan keahlian yang sudah dimiliki dapat membantu meningkatkan daya saing dan nilai Anda di pasar kerja.
Banyak cara untuk meningkatkan keterampilan, mulai dari yang berbayar bahkan tidak berbayar sama sekali. Anda bisa mengikuti kursus online secara gratis, pelatihan profesional, atau mendapatkan sertifikasi di bidang yang relevan.
#4 Mengevaluasi Pengeluaran
Menghadapi ancaman PHK memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap pengeluaran untuk memastikan Anda dapat bertahan secara finansial jika situasi tersebut terjadi.
Anda perlu melakukan pencatatan keuangan dan evaluasi pengeluaran secara berkala, misalnya setiap minggu atau bulan.
Evaluasi tersebut dapat membantu Anda dalam menyesuaikan pengeluaran berdasarkan perubahan situasi atau prioritas.
[Baca Juga: Badai PHK Lagi! Ini Solusi untuk Ribuan Pekerja yang Terdampak]
Tips Perencanaan Keuangan Setelah Terkena PHK Ala Financial Planner
Jika sudah terkena PHK, langkah berikutnya adalah mengelola keuangan dengan bijak. Berikut adalah tips yang bisa Anda terapkan.
Tips 1: Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Uang pesangon atau tabungan yang ada harus dialokasikan terlebih dahulu untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, tempat tinggal, dan tagihan rutin.
Anda perlu membuat daftar prioritas pengeluaran agar dana yang dimiliki cukup hingga mendapatkan pekerjaan baru.
Untuk mengetahui tipsnya, simak video Tips Bagaimana Mengatur Prioritas Pengeluaran Kalian. Jangan lupa subscribe, ya!
Tips 2: Hindari Pengeluaran Tidak Penting
Anda perlu mengendalikan keinginan untuk belanja barang atau layanan yang tidak mendesak. Pembelian gawai baru, renovasi rumah, atau perjalanan liburan yang membutuhkan pengeluaran besar dapat Anda tunda sementara waktu.
Selain itu, anggaran pengeluaran yang tidak mendesak seperti makan di luar, langganan hiburan premium, atau belanja impulsif juga dapat dipotong.
Cek ulang tagihan untuk memastikan Anda tidak membayar layanan atau barang yang tidak digunakan.
Tips 3: Manfaatkan Pesangon dengan Bijak
Jika Anda menerima pesangon, alokasikan dana tersebut untuk hal-hal yang produktif. Misalnya, gunakan sebagian untuk membayar utang, membangun dana darurat, atau memulai bisnis kecil.
Tips 4: Evaluasi dan Restrukturisasi Utang
Jika memiliki utang, segera evaluasi kemampuan Anda untuk membayar cicilan. Anda dapat bernegosiasi dengan pihak pemberi pinjaman untuk mendapatkan restrukturisasi utang, seperti memperpanjang tenor atau menurunkan suku bunga.
Tips 5: Pertimbangkan Asuransi
Dalam kondisi tanpa pekerjaan, akses ke layanan kesehatan melalui asuransi perusahaan biasanya akan hilang. Memiliki asuransi kesehatan pribadi memastikan Anda tetap dapat mengakses layanan medis tanpa biaya besar.
Selain itu, kehilangan pekerjaan sering kali berarti kehilangan pendapatan utama. Asuransi, seperti santunan sakit kritis, dapat membantu mengurangi beban finansial akibat biaya kesehatan, rumah sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya.
[Baca Juga: Bangkit Setelah PHK, Kenapa Nggak? Ini Dia Tipsnya!]
Simulasi Mengatur Keuangan yang Terkena PHK
Saya baru saja di-PHK dan mendapat pesangon Rp 30 juta. Sebaiknya untuk bertahan hidup sambil mencari kerja, uang ini saya gunakan untuk apa?
Jawabannya tentu harus dilihat terlebih dulu kondisi keuangannya secara menyeluruh. Apakah kondisi keuangan saat ini sehat atau tidak dan seperti apa arus kas bulanannya.
Sebelum mulai merencanakan keuangan setelah PHK, Anda perlu membedah berapa aset dan utang yang Anda miliki.
Tiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya, si A dan si B sama-sama mendapatkan pesangon Rp 30 juta.
Si A memiliki tabungan Rp 100 juta sementara Si B tidak memiliki tabungan sama sekali. Si A memiliki tanggungan 2 anak, sedangkan si B masih lajang. Tentu akan berbeda perlakuannya uang Rp 30 juta tersebut akan digunakan untuk apa.
Namun, secara sederhana, berikut adalah simulasi mengatur keuangan dengan uang pesangon sebesar Rp 30 juta, berdasarkan kebutuhan dan prioritas:
Kategori |
Alokasi (%) |
Nominal (Rp) |
Kebutuhan Pokok |
50% |
15,000,000 |
Dana Darurat |
20% |
6,000,000 |
Pelunasan Utang |
15% |
4,500,000 |
Investasi/Bisnis |
10% |
3,000,000 |
Kebutuhan Sekunder |
5% |
1,500,000 |
Dengan asumsi biaya hidup bulanan Rp 5,5 juta untuk kebutuhan pokok dan sekunder, maka uang pesangon Anda akan bertahan dalam waktu 3 bulan.
Jika utang Anda melebihi anggaran Rp 4,5 juta, maka sebaiknya Anda segera menghubungi pihak pemberi pinjaman untuk mendapatkan keringanan dalam bentuk restrukturisasi utang.
Meskipun Anda kehilangan pekerjaan, Anda juga perlu fokus untuk menabung atau mengalokasikan uang untuk kebutuhan yang lebih mendesak.
Dana darurat sebesar Rp 6 juta dapat Anda simpan dalam bentuk deposito atau reksadana pasar uang. Dana ini akan menjadi cadangan biaya hidup paling tidak untuk satu bulan tambahan jika dalam tiga bulan Anda belum mendapatkan pekerjaan baru.
Selain menabung, Anda juga perlu memanfaatkan sebagian uang pesangon untuk investasi yang dapat mendatangkan penghasilan tambahan.
Anggaran investasi Rp 3 juta dapat Anda investasikan ke dalam instrumen pendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara (SBN).
Dengan asumsi imbal hasil 6% per tahun, maka Anda akan mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp 180 ribu setahun.
Hal ini lebih baik dilakukan untuk mencegah uang pesangon Anda habis terpakai jika Anda hanya menyimpannya di dalam tabungan saja.
[Baca Juga: 10 Tips Mengatur Uang Pesangon Selama Transisi ke Perusahaan Baru]
Persiapkan Keuangan yang Lebih Baik
Dengan persiapan yang baik, Anda dapat menghadapi ancaman PHK dengan lebih percaya diri. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku untuk mendapatkan panduan lebih lanjut dalam menghadapi situasi sulit ini.
Jika Anda membutuhkan saran dalam menyusun keuangan setelah PHK, Anda bisa menggunakan Jasa Konsultasi Perencanaan Keuangan dari Finansialku.
Financial planner akan membantu Anda dalam menyusun strategi keuangan yang lebih baik dan sehat untuk kedepannya.
Buat jadwal konsultasi melalui Whatsapp 0851 5897 1311 atau klik banner di bawah ini ya!
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Jangan lupa bagikan informasi ini kepada teman-teman lain yang membutuhkan perencana keuangan. Terima kasih.