Oleh : Ahmad Usman
Dosen Universitas Mbojo Bima
Inipasti.com, Keberadaan, keberagamaan dan heteroginitas sosial, budaya, etnis, agama, ras, kelompok dan golongan merupakan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang harus dihargai melalui prinsip berbeda dalam ekpresi ritual, bersama dalam ekpresi sosial, atau dengan kata lain “bersaudara dalam perbedaan dan perbedaan dalam persaudaraan.”
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk hal ini bisa dilihat dari beberapa parameter berikut: adanya keragaman kultural (multikultural), aliansi etnik, dan terorganisir secara etnik (IRE, 2002).
Kemajemukan pada dasarnya merujuk pada adanya keragaman dan perbedaan yang terjadi pada masyarakat. Kemajemukan ini ditandai oleh dua ciri. Secara horizontal ia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan agama, serta suku bangsa, warisan budaya (cultural heritage) serta perbedaan-perbedaan kedaerahan secara vertikal, masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan lapisan atas, menengah dan bawah yang cukup tajam (Nasikun, 2009).
Di dalam masyarakat majemuk, interaksi antar anggota dan antar kelompok anggota masyarakat menjadi semakin sering terjadi, namun tidak semuanya berjalan tanpa masalah. Dari interaksi itu, sebagian kelompok anggota masyarakat resah karena merasakan adanya ancaman degradasi kualitas moral dari sudut pandang ukuran moralnya. Keresahan itu dikhawatirkan bisa mengancam stabilitas masyarakat majemuk itu sendiri. Karenanya, dibutuhkan etika kemajemukan. Etika sebagai refleksi kritis-filosofis tampaknya bisa membantu pengembangan kemampuan anggota masyarakat untuk menjaga stabilitas masyarakat majemuk.
Dalam masyarakat majemuk, etika bisa menjembatani dan sekaligus mempersatukan beragam kepercayaan terhadap standar moral yang berbeda-beda. Masing-masing kepercayaan moral bukannya melemah tetapi justru semakin kuat dalam diaspora ragam kepercayaan moral. Orang boleh saja melakukan tindakan berdasarkan kepercayaan moralnya sendiri yang berbeda dengan kepercayaan moral orang lain, membawanya pada tindakan yang sama ataupun berbeda, sejauh justifikasi tindakan secara objektif bisa diterima.
Harus diakui, dalam masyarakat yang majemuk terdapat sistem nilai etika yang majemuk pula. Akibatnya, tidak tertutup kemungkinan terjadi konflik antara kelompok masyarakat tertentu dan lainnya. Ada sejumlah sumber konflik antar suku bagi masyarakat majemuk, yakni: jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama; jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis; potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat; jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama; dan jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain;
Dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat setiap individu dituntut untuk berperilaku jujur, adil, sopan, peduli, disiplin, tanggung jawab dan mampu untuk bekerja sama dengan baik serta selalu berusaha untuk mengedepankan kepentingan bersama demi terciptanya suatu tatanan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang sehingga tercipta suatu keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa.
Etika Kemajemukan
Dalam tataran masyarakat yang majemuk, secara spesifik perlu dibangun kesadaran bersama bahwa dalam berperilaku sehari-hari dan sekaligus berinteraksi antara menghormati perbedaan-perbedaan yang muncul. Dalam rangka mewujudkan kesadaran kolektif tersebut yakni membangun kesadaran masyarakat untuk meningkatkan etika kemajemukan, ada hal-hal yang harus dilakukan secara bersama-sama.
Etika kemajemukan adalah suatu pedoman tata cara yang digunakan untuk mengatur perilaku seseorang dalam berperilaku ditengah-tengah masyarakat yang majemuk dari sudut budaya, etnis dan agama. Dalam rangka mewujudkan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis (Prayitno, 2003). Etika kemajemukan adalah solusi strategis merenda kebersamaan dalam bingkai masyarakat majemuk (Prayitno, 2003).
Etika kemajemukan adalah sebagai landasan moral dalam mengatur dan mendidik masyarakat majemuk dalam mengatasi perbedaan agar lebih mengedepankan kepentingan bersama untuk mencapai perdamaian. Dampak positif kemajemukan adalah kita bisa memanfaatkan keanekaragaman budaya sebagai kekayaan bangsa. Dampak negatifnya adalah konflik sosial yaitu interaksi sosial yang dalam masyarakat majemuk diwarnai dengan stereotip sosial. Etika kemajemukan adalah suatu solusi strategi untuk mengatasi isu-isu multikulturalisme, di mana etika itu mengatur dan membimbing orang yang berbeda-beda untuk selalu bekerja sama dalam menciptakan kedamaian (Prayitno, 2003).
Hal-hal yang harus dijadikan pedoman dan komitmen bagi setiap individu yang hidup dalam masyarakat majemuk diataranya adalah: saling menghargai, menahan diri, lapang dada, mengingatkan untuk kebaikan, berniat suci untuk kebaikan menolong dalam kebaikan, memaafkan dan mendoakan. Saling mengedepankan kebersamaan, saling berbuat baik untuk bersama, membela jika salah satunya teraniaya, merasa bersaudara, mendukung keputusan bersama, berjuang menegakkan keputusan bersama, mengalah bila tidak mencapai kata sepakat.
Berperilaku saling beradab. Tidak terprovokasi saling mencintai, saling bersahabat secar akrab, saling menolong dalam kebaikan. Berusaha untuk selalu bersikap jujur, adil, sopan, disiplin dan peduli serta dapat bertanggung jawab dan mampu bekerjasama yang baik.
Masyarakat yang harmonis dapat tercipta apabila masing-masing individu memilki kesadaran yang tinggi dalam berperilaku dan selalu berusaha untuk lebih mengedepankan kepentingan kebersamaan daripada mempermasalahkan perbedaaan-perbadaan.
Berikut etika yang harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat majemuk (Susipurwati dalam Pattinasarany, 2016). Pertama, bergaullah dengan siapa saja tanpa memandang agama, suku bangsa, pandangan politik dengan saling menghargai sifat masing-masing. Kedua, hiasilah pergaulan dengan perilaku, bahasa, dan raut wajah yang sopan walaupun anda terkadang memilki pendapat dan ideologi yang berbeda. Ketiga, jadikan pertemuan sebagai suatu ajang untuk mempererat tali persaudaraan. Keempat, dalam pertemuan usahakan jangan sampai timbul caci maki, membicarakan aib, merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan orang, agama, atau etnis lain. Kleima, kerjasama diarahkan untuk mengedepankan kepentingan bersama. Keenam, jangan memanfaatkan kerjasama yang sudah terbina hanya untuk mencari kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Ketujuh, akhirilah setiap pertemuan dan dialog dengan saling meminta maaf dan membuat janji serta membuat komitmen untuk meneruskan persahabatan yang sudah terjalin. Kedelapan, berilah teladan dan contoh perilaku dan ucapan yang baik, jangan terlaulu sering mengobral janji.
Sebuah Harapan
Hidup dalam masyarakat yang majemuk dalam banyak hal sangat tidak mudah. Karena itu kesuksesan Bangsa Indonesia menjaga kebersamaan dan kebersatuan yang tetap terjaga sampai saat ini adalah suatu prestasi yang sangat bisa dibanggakan, terlepas dari fakta bahwa diberbagai tempat masih ada ujian yang belum terjawab dan terselesaikan, seperti kerukunan umat beragama, konflik kepentingan politik dan diskrimisasi etnis.
Keharmonisan akan bisa terus terbangun dalam kemajemukan hidup bersama, apabila etika yang disepakati dilaksanakan secara konsisten oleh setiap unsur masyarakat. Setiap agama membawa pesan etika yang bersifat universal seperti keadilan, cinta, kasih-sayang, tolong-menolong dan kedamaian.
Heteroginitas masyarakat dalam berbagai sisinya, baik etnis, ras, bahasa, budaya, agama, politik, dan lainnya, harus dikelola dengan cerdas untuk melahirkan kemaslahatan atau nilai positif baru. Kala terjadi benturan (clash), maka harus berubah menjadi akomodasi etis dalam konteks pertemuan tradisi, nilai dan kepentingan yang berbeda. Damai tidak memakna harus selalu sama dan tidak berbeda, tetapi bisa dalam bentuk sepakat untuk berbeda dan menghargai perbedaan itu.
Semoga !!!