INIPASTI.COM – Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan DP3A Kota Makassar, Dra. Hj. Haifdah Djalante, didampingi stafnya, Sdr. Hana, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Shelter Warga Kelurahan Pa’Baeng-Baeng pada Minggu, 5 Januari 2025.
Kedatangan yang bersifat spontan ini disambut langsung oleh Ketua Shelter, Dra. Achmad Bahari, beserta jajarannya. Berkat kesigapan pengurus shelter dan koordinasi yang baik, pertemuan tersebut berhasil dihadiri oleh Tripika Kelurahan Pa’Baeng-Baeng serta tokoh masyarakat setempat.
Pertemuan dan dialog dilangsungkan di Warkop Tetta, yang berlokasi di Jalan Andi Tonro I No. 6 Makassar. Hadir dalam kesempatan tersebut Lurah Pa’Baeng-Baeng, Nugroho Adi Putra, Ketua FKPM, Drs. H.A. Salehuddin Kr. Gau, Babinsa Serma Kamaruddin, Bhabinkamtibmas Brigda Andi Ruil serta jajaran pengurus shelter.
Menurut Kabid Haifdah Djalante, kehadirannya di Shelter Pa’Baeng-Baeng dilatarbelakangi oleh rasa penasaran terhadap berbagai aktivitas positif yang dilaporkan oleh media. Shelter tersebut telah mengembangkan kegiatan pemberdayaan masyarakat, antara lain pencucian mobil dan motor serta pengelolaan warkop sebagai sarana silaturahmi warga.
“Ternyata benar, apa yang dilakukan oleh pengurus Shelter Pa’Baeng-Baeng patut dijadikan contoh bagi shelter lainnya di Kota Makassar,” ujar Haifdah.
Hingga saat ini, tercatat ada 95 shelter yang terdaftar di Kota Makassar, dan baru-baru ini terbentuk lagi 15 shelter tambahan. Harapannya, semua kelurahan di Kota Makassar akan memiliki shelter yang aktif dan mandiri.
Ketua Shelter Pa’Baeng-Baeng, Dra. Achmad Bahari, menjelaskan bahwa shelter warga tidak hanya berfokus pada penanganan kasus, tetapi juga berupaya menciptakan lapangan kerja bagi warga. “Kami berpikir lebih ke hulu, bagaimana menciptakan lapangan kerja agar kebutuhan rumah tangga terpenuhi,” jelasnya.
Achmad juga menekankan pentingnya memberdayakan perempuan yang memiliki waktu senggang dan mampu melakukan aktivitas ringan seperti pembersihan mobil.
Selain itu, pemuda dan remaja yang memiliki keahlian meracik kopi diberi kesempatan untuk menyalurkan bakat mereka melalui Warkop Tetta. “Ngopi di Warkop Tetta bukan hanya sekadar ngopi, tetapi juga membahas peluang dan ide untuk menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi yang ada di lorong-lorong,” tambahnya.
Selain usaha warkop, di area shelter juga terdapat usaha ketok magic, perbengkelan, serta tukar tambah ban. Semua ini merupakan lapangan kerja informal yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, namun mampu memberikan penghasilan bagi warga.
Dalam dialognya, Kabid Haifdah Djalante menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas kreativitas yang telah dilakukan oleh pengurus Shelter Pa’Baeng-Baeng.
“Aktivitas ini sangat baik, dan kami berencana mengajak para pengurus shelter se-Kota Makassar untuk melakukan studi tiru di sini sebelum melanjutkan agenda rekreasi ke Bira pada Februari mendatang,” ujarnya.
Kabid juga menyinggung pengalaman sidak di berbagai shelter di Kota Makassar.
“Ada shelter yang disebut shelter keluarga, di mana ketuanya adalah suami dan bendaharanya istrinya, namun sayangnya tidak melibatkan potensi warganya.
Ada juga shelter dengan retorika hebat, tetapi laporan kasusnya nihil dan tidak memiliki sekretariat yang representatif serta administrasi yang memadai,” ungkapnya. Oleh karena itu, ia berharap Shelter Pa’Baeng-Baeng dapat menjadi inspirasi bagi shelter lainnya.
Di tengah suasana hujan, Kabid bersama Lurah dan tokoh masyarakat mengunjungi lokasi pencucian mobil, berdialog dengan operatornya, dan mengakhiri kunjungan dengan foto bersama.
Kunjungan mendadak di hari Minggu tersebut diakhiri dengan penuh kesan positif terhadap upaya pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Shelter Pa’Baeng-Baeng (sdn)