Dihujat! Netflix Buka Suara Soal Penghapusan 19 Film Palestina: Hanya Masalah Lisensi

2 weeks ago 4

Kapanlagi.com - Di tengah eskalasi konflik Israel-Gaza yang kian memanas, Netflix, platform streaming terkemuka dunia, menghadapi gelombang kritik tajam terkait penghapusan konten Palestina dari layanannya. Fenomena ini bermula ketika koleksi "Palestinian Stories" yang telah hadir sejak 2021 dengan 32 judul film, kini menyusut drastis hingga tersisa hanya 2 film di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Salah satu karya yang menghilang dari platform adalah film dokumenter CHILDREN OF SHATILA karya Mai Masri, yang menghadirkan narasi kehidupan di kamp pengungsi melalui perspektif dua anak Palestina. Film dalam koleksi tersebut sebelumnya menjadi jendela dunia untuk menyaksikan potret kehidupan masyarakat Palestina, mulai dari dinamika keluarga, semangat perjuangan, hingga realitas hidup di bawah pendudukan Israel.

Menanggapi gejolak kritik yang muncul, terutama dari kalangan aktivis HAM dan pengguna media sosial, Freedom Forward mengambil langkah tegas untuk mengembalikan 19 film karya sineas Palestina. Lalu, bagaimana Netflix akan menyikapi tuntutan ini di tengah sensitifitas konflik yang sedang berlangsung? Yuk, simak penjelasan dibawah ini.

1. Tanggapan Netflix

Film Children of Shatila. Source: Netflix

Keputusan Netflix menghapus 19 film bertema Palestina dari layanannya pada pertengahan Oktober lalu menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, terutama di tengah meningkatnya perhatian global terhadap isu Palestina. Kejadian ini juga memicu pertanyaan tentang kebijakan kurasi konten Netflix dan komitmennya terhadap keberagaman narasi yang dihadirkan ke penonton global.

Menanggapi gelombang kritik tersebut, juru bicara Netflix menyampaikan penjelasan kepada The Hollywood Reporter bahwa koleksi "Movie Palestina" yang berisi 32 film sebenarnya telah diluncurkan pada Oktober 2021 melalui perjanjian lisensi berdurasi 3 tahun.

“Lisensi tersebut saat ini telah habis masa berlakunya. Kami tetap berkomitmen menghadirkan konten berkualitas yang mewakili berbagai perspektif global untuk memenuhi kebutuhan penonton kami," ungkap perwakilan Netflix.

2. Dorongan Dari Aktivis HAM

Dilansir dari The Hollywood Reporter, dalam sebuah surat terbuka, sejumlah aktivis HAM mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap keputusan Netflix yang menghapus hampir seluruh koleksi film yang berkaitan dengan Palestina. Mereka meminta penjelasan dari Reed Hastings, pendiri dan CEO Netflix, serta co-CEO Greg Peters dan Ted Sarandos.

"Kami meminta klarifikasi mengenai keputusan ini dan mengembalikan film tentang warga Palestina yang dihapus Netflix pekan lalu. Kami khawatir penghapusan koleksi film Palestina akan semakin menjauhkan suara mereka di saat lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza menjadi target kekerasan militer Israel," ungkap para aktivis HAM.

3. Desakan Freedom Forward kepada Netflix

Dalam tanggapan terhadap penolakan dari aktivis, Sunjeev Bery, direktur eksekutif Freedom Forward juga mendesak dan menyuarakan keprihatinannya terkait berakhirnya kesepakatan lisensi yang menayangkan 19 film Palestina.

"Mengapa Netflix tidak memperpanjang perjanjian lisensinya untuk menampilkan film-film Palestina ini? Dengan nilai perusahaan yang mencapai 300 miliar dolar, Netflix seharusnya mampu untuk terus menayangkan kisah yang rakyat Palestina mengalami penderitaan, dan seharusnya berupaya untuk membagikan narasi mereka kepada dunia. Namun, kenyataannya, hampir seluruh koleksi film Palestina di platformnya telah lenyap," ungkap Bery.

Jangan lewatkan update berita terkini dari KapanLagi! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|