SULTRAKINI.COM: KONAWE – Universitas Halu Oleo melalui Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani padi sawah di Desa Wonggeduku, Kecamatan Wonggeduku Barat, Kabupaten Konawe pada 27 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan manajemen pasca panen dan mengatasi tantangan pemasaran hasil tani guna mendukung kesejahteraan petani di desa tersebut.
Desa Wonggeduku memiliki potensi pertanian yang signifikan, dengan luas lahan pertanian mencapai 334 hektare dan 13 kelompok tani aktif. Melalui metode participatory appraisal (MPA), ditemukan bahwa meskipun peralatan pasca panen yang digunakan cukup memadai, teknologi yang digunakan masih perlu pembaruan. Aparat desa menyoroti pentingnya peningkatan infrastruktur agar distribusi hasil pertanian dapat berjalan lancar dan mendukung peningkatan kualitas hidup petani.
Salah satu kendala utama yang dihadapi petani adalah pemasaran hasil pertanian yang masih terbatas. Petani setempat mengandalkan tengkulak dalam memasarkan hasil panen, yang seringkali menawarkan harga rendah karena adanya ketergantungan alat-alat panen yang dipinjamkan oleh tengkulak. Seorang petani menyatakan, “Kami harus menjual ke tengkulak dengan harga rendah karena mereka sudah meminjamkan alat-alat panen padi kepada kami.” Sistem patron-klien ini membuat petani sulit menghindari peran tengkulak yang dominan dalam distribusi hasil tani.
Untuk mengatasi masalah ini, edukasi mengenai pemanfaatan teknologi pasca panen dan strategi pemasaran modern diperkenalkan kepada masyarakat Desa Wonggeduku. Ketua tim PKMI, Dr. Bakri Yusuf, menyatakan bahwa pengelolaan pasca panen sepenuhnya dikuasai oleh petani, sementara pihak eksternal dapat memberikan saran penggunaan peralatan modern. Ia menambahkan, “Kita harus optimis terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan swasembada pangan melalui produksi pertanian unggul serta mendukung pengadaan infrastruktur pertanian. Selain itu, BUMDes dapat diaktifkan untuk mengelola pemasaran dengan jangkauan industri yang lebih luas.”
Dalam era digital, pemasaran hasil pertanian tidak hanya memerlukan alat modern, tetapi juga teknologi pemasaran yang efektif. Tim PKMI Universitas Halu Oleo mendorong pemanfaatan media sosial dan marketplace seperti Facebook, situs web, dan platform digital lainnya untuk memperluas jangkauan pemasaran. Dengan demikian, diharapkan kualitas hidup petani dapat meningkat melalui akses yang lebih luas ke pasar yang lebih menguntungkan.