SULTRAKINI.COM: KONAWE-Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe, Dr. Ferdinand Sapan, SP, MH, memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Desa Asao, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, pada Minggu (10/11/24).
Upacara tersebut berlangsung khidmat dengan kehadiran jajaran Forkopimda Kabupaten Konawe, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta peserta dari TNI-Polri, ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe, para veteran, dan tamu undangan lainnya.
Hari Pahlawan diperingati setiap tahun pada tanggal 10 November untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga demi memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tanggal ini dipilih untuk memperingati pertempuran bersejarah di Surabaya pada 1945, di mana banyak pejuang gugur demi mempertahankan kedaulatan bangsa.
Dengan tema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu,” peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 mencerminkan semangat meneladani keberanian, pengorbanan, dan perjuangan para pahlawan bangsa. Tema ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan menjadi pahlawan di lingkungan masing-masing melalui kontribusi positif dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam sambutannya, Sekda Ferdinand membacakan amanat Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang menekankan pentingnya menjadikan semangat kepahlawanan sebagai inspirasi dalam pikiran dan tindakan sehari-hari.
“Teladani Pahlawanmu dalam setiap pikiran dan perbuatan. Semua bentuk pengabdian kita memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Ferdinand.
Ia menekankan, bahwa mencintai negeri bukan hanya soal kebanggaan, tetapi juga komitmen untuk memperkuat solidaritas sosial, persatuan, dan nilai persaudaraan sesama anak bangsa. “Semangat kepahlawanan harus menjalar dalam semangat membangun bangsa, menciptakan kesejahteraan masyarakat, dan mewujudkan perlindungan sosial bagi semua,” tambahnya.
Ferdinand mengajak generasi muda untuk mengamalkan nilai-nilai moral dan etika dari para pahlawan, seperti integritas, keberanian, dan pengorbanan, yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa yang kuat. Menurutnya, tantangan masa kini dan masa lalu memang berbeda, namun esensi perjuangan tetap sama.
“Saat ini kita menghadapi tantangan dalam menjaga persatuan di tengah perbedaan pandangan dan identitas. Teknologi yang terus berkembang juga menghadirkan ancaman baru seperti hoax dan ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan bangsa,” katanya.
Ferdinand menggarisbawahi pentingnya pendidikan spiritual dan hukum yang kuat untuk menjaga ketertiban dan persatuan bangsa. “Hukum menjadi kunci utama untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak warga negara. Dengan demikian, semangat kepahlawanan tidak hanya terjaga, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun bangsa yang lebih maju dan bermartabat,” tegasnya.
Di akhir upacara, Sekda mengajak seluruh peserta untuk merenungkan kembali jejak perjuangan para pahlawan dan mengamalkan semangat mereka dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan hanya berbekal bambu runcing, para pahlawan berjuang demi kemerdekaan. Mereka bergandengan tangan bersama tokoh masyarakat, pemuka agama, serta pemuda dari berbagai penjuru nusantara. Semangat ‘Merdeka atau Mati’ inilah yang harus kita resapi dan teladani,” pungkas Ferdinand.
Laporan: Riswan