PBID mengandalkan UMKM untuk meningkatkan penjualan, karena produk perusahaan banyak digunakan oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, terutama untuk mengemas makanan dan minuman siap saji.
Bagaimana peluangnya? Mari simak dalam artikel berikut ini.
Artikel ini dipersembahkan oleh
PBID Andalkan UMKM Dongkrak Penjualan
PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) adalah perusahaan yang memproduksi plastik kemasan dan juga bertindak sebagai distributor yang menyediakan produk plastik kepada konsumen akhir.
Salah satu strategi yang sedang diupayakan PBID adalah meningkatkan penjualan di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hal ini karena banyak produk plastik PBID yang digunakan oleh pelaku UMKM, terutama untuk usaha makanan dan minuman yang memerlukan kemasan plastik.
Selain UMKM, PBID juga optimis terhadap penggunaan plastik di pasar tradisional, karena produk plastik PBID lebih cocok untuk sektor UMKM dan harganya terjangkau.
[Baca Juga: Saham Antam atau Emas Antam, Mana yang Paling Cuan?]
Karena alasan tersebut, perusahaan produsen plastik ini tidak tertarik untuk memproduksi plastik kemasan khusus yang ditujukan untuk segmen bisnis premium.
Pada segmen bisnis premium ini, plastik akan digunakan oleh restoran kelas atas. Sementara itu, UMKM lebih memilih untuk melakukan diversifikasi produk.
Untuk memberikan gambaran sederhana, mengapa PBID mengandalkan UMKM? Jawabannya adalah karena sektor UMKM memiliki banyak lini usaha yang menawarkan peluang pertumbuhan besar dalam penggunaan plastik.
Jadi, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, UMKM memiliki berbagai lini usaha, antara lain:
Jenis UMKM |
Bentuk Produk |
Usaha Kuliner |
|
Usaha Fashion |
Berbagai jenis pakaian, tas, dan alas kaki yang masih akan membutuhkan plastik dan dus kertas sebagai pengemas. |
Usaha Agribisnis |
Berbagai bahan pangan, hasil pertanian maupun peternakan. Termasuk juga dengan berbagai tanaman hias. |
Usaha Kecantikan |
Skincare dan berbagai make up yang membutuhkan plastik untuk pengemasan. |
jenis usaha UMKM lainnya. |
Sumber: Amartha.com
Potensi Bisnis PBID dari Program Makanan Bergizi Gratis
Hingga saat ini, PBID merupakan salah satu produsen plastik kemasan terbesar di Indonesia. Dengan fokus pada sektor UMKM, PBID berencana untuk mempertahankan pangsa pasarnya di sektor ini.
PBID juga berupaya memperluas jangkauan pasar di sektor UMKM, termasuk dengan membuka peluang untuk terlibat dalam program makanan bergizi gratis yang akan diluncurkan oleh Pemerintahan Prabowo di masa depan.
Melihat potensi besar dari program makan bergizi gratis, yang menargetkan 78,5 juta siswa dengan sekitar 400 ribu sekolah di berbagai daerah Indonesia, dan nilai per porsi Rp15.000 per anak.
Pada awal Pemerintahan Prabowo di tahun 2025, program ini akan menyasar 47,5 juta siswa terlebih dahulu.
Target besar yang ditetapkan Pemerintah ini memberikan peluang bagi emiten-emiten yang terlibat, seperti PBID, untuk menyediakan berbagai jenis plastik kemasan sesuai kebutuhan program tersebut.
Produk plastik yang diproduksi PBID meliputi berbagai jenis kantong plastik (Polyethylene, Polypropylene, High Density Polyethylene, Heavy Duty Sacks), kertas nasi, dus kue, tali rafia, karet gelang, dan sedotan.
Review Kinerja Fundamental PBID
PBID salah satu dari sekian banyak emiten bursa yang telah merilis Laporan Keuangan 3Q2024 tepat waktu. Kabar baiknya, di 3Q2024 ini PBID mencatatkan pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp384,02 miliar, naik sekitar 49,5% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp256,82 miliar.
Penjualan PBID
Pertumbuhan laba bersih PBID di 3Q2024, didukung oleh penjualan bersih sebesar Rp3,88 triliun, atau naik 10,8% YoY dari penjualan bersih di 3Q2023 yang sebesar Rp3,50 triliun.
Capaian PBID di 3Q2024 ini berhasil tumbuh positif yang melebihi target pertumbuhan penjualan sepanjang 2024 yang ditetapkan PBID di kisaran 10%.
[Baca Juga: 10 Rekomendasi Saham Setelah Pelantikan Presiden, Ada Saham Blue Chip!]
Jika dirinci, maka masing-masing segmen penjualan PBID berkontribusi positif sebagai berikut:
Penjualan Bersih |
3Q2024 (Rp) |
3Q2023 (Rp) |
Kenaikan % |
Kontribusi % terhadap Total Penjualan 3Q2024 |
Biji Plastik |
1,01 triliun |
829,62 miliar |
21,7% YoY |
26,0% |
Kemasan Plastik |
2,59 triliun |
2,41 triliun |
7,4% YoY |
66,7% |
Lain-lain |
281,84 miliar |
254,93 miliar |
10,5% YoY |
7,2% |
Total konsolidasi |
3,88 triliun |
3,50 triliun |
10,8 YoY |
Rincian penjualan bersih PBID 3Q2024. Sumber: Laporan Keuangan Kuartal III-2024
Dengan peningkatan penjualan di setiap segmen, penjualan berdasarkan pasar pada 3Q2024 juga mengalami kenaikan signifikan baik di pasar lokal maupun ekspor.
Penjualan lokal pihak ketiga mencapai 3,44 triliun, naik 10,6% YoY dari 3,11 triliun, dan penjualan lokal pihak berelasi mencapai 345,75 miliar, naik 8,6% YoY dari 318,18 miliar. Pasar ekspor juga mengalami peningkatan menjadi 101,60 miliar, naik 45,1% YoY dari 70,00 miliar.
Pertumbuhan penjualan PBID didorong oleh permintaan pasar yang stabil terhadap plastik kemasan, terutama untuk sektor makanan dan minuman, kebutuhan laundry pakaian, dan kebutuhan pelaku UMKM.
Termasuk juga kebutuhan plastik untuk layanan order online makanan yang semakin meningkat.
Menariknya, meskipun penjualan meningkat, PBID berhasil menekan Beban Pokok Penjualan menjadi 3,10 triliun, yang jauh di bawah total penjualan sebesar 3,88 triliun.
Akibatnya, PBID mengalami kenaikan laba kotor sebesar 787,68 miliar, naik 28,0% YoY dari sebelumnya 615,08 miliar.
[Baca Juga: 10 Pemegang Saham Terbesar di Indonesia, Siapa Saja, Ya?]
Pendapatan Lain-lain dan Pendapatan Keuangan
PBID juga mencatatkan pendapatan lain-lain bersih sebesar 13,42 miliar pada 3Q2024, sedikit turun dari 14,00 miliar pada 3Q2023.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penjualan bahan scrap dan spareparts sebesar -26,7% YoY, pendapatan sewa turun -11,6% YoY, serta tidak adanya laba atas nilai wajar forward contract dan laba penjualan serta penghapusan aset tetap di 3Q2024.
Bahkan, PBID harus mengalami rugi atas nilai wajar sebesar -2,41 miliar, rugi penjualan dan penghapusan sebesar -316,8 juta, dan lain-lain sebesar 1,07 miliar.
Namun, perusahaan masih beruntung karena mendapatkan kenaikan laba selisih kurs sebesar 1,53 miliar, naik 37,8% YoY dari sebelumnya 1,11 miliar. Selain itu, terdapat kenaikan lain-lain sebesar 6,82 miliar, naik 150% YoY dari 2,72 miliar.
Selain itu, PBID juga memiliki Pendapatan keuangan yang rata-rata mengalami kenaikan di 3Q2024 menjadi sebesar 16,43 miliar, padahal sebelumnya di 3Q2023 hanya 7,39 miliar.
Terdiri dari pos Bunga asset keuangan naik 165% YoY, Bunga deposito naik 88,4% YoY, Bunga jasa giro naik 124% YoY, dan Lain-lain yang juga naik 1,6% YoY.
Neraca Keuangan
Keberhasilan PBID dalam mengandalkan UMKM juga berhasil mendorong pertumbuhan aset perusahaan. Total aset PBID pada 3Q2024 tercatat sebesar 3,30 triliun, naik 3,4% YoY dari 3Q2023 yang sebesar 3,19 triliun.
Peningkatan total aset ini dipicu oleh kenaikan jumlah aset lancar pada 3Q2024 menjadi 2,07 triliun, naik 10,1% YoY dari 3Q2023 yang sebesar 1,88 triliun.
Jika dilihat lebih dalam, maka kenaikan Aset lancar disebabkan oleh beberapa kenaikan pos seperti berikut:
Hanya saja untuk posisi Kas dan Setara kas PBID di 3Q2024 tercatat sebesar 140,64 miliar, turun -61,2% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar 362,52 miliar. Penurunan kas dan setara kas PBID dipicu oleh turunnya simpanan perusahaan di sejumlah perbankan.
Begitu juga dengan simpanan kas di Deposito yang juga turun signifikan, terutamanya pada simpanan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. Di bawah ini rinciannya:
Selain itu, penurunan posisi kas tersebut memiliki alasan yang jelas. Jika kita lihat, ada tambahan Aset Investasi Keuangan yang tercatat pada Neraca Keuangan PBID.
PBID melakukan investasi keuangan pada instrumen obligasi dalam nilai Rupiah dan USD Amerika Serikat, serta investasi pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Nilai tambahan Aset Investasi Keuangan ini juga cukup signifikan dibandingkan periode 3Q2023.
Bahkan, tingkat suku bunga per tahun yang ditawarkan juga cukup tinggi, terutama dengan penambahan Aset berupa SRBI Rupiah dengan bunga per tahun berkisar antara 7,06% hingga 7,15%.
[Baca Juga: Ternyata Ini Saham Andalan Sosok Lo Kheng Hong dan Tips Investasinya]
Berikut ini adalah rincian mengenai tambahan Aset Investasi Keuangan yang dilakukan PBID.
Dari sisi rasio likuiditas, dengan total liabilitas jangka pendek PBID pada 3Q2024 sebesar 472,79 miliar dan total aset lancar sebesar 2,07 triliun, rasio likuiditasnya mencapai 4,38x.
Ini menunjukkan bahwa PBID memiliki kemampuan empat kali lipat untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Setidaknya, hal ini melindungi PBID dari kebutuhan mencari sumber dana lain untuk melunasi utang jangka pendek.
Demikian pula dengan Debt to Equity Ratio, yang membandingkan total liabilitas PBID pada 3Q2024 sebesar 591,66 miliar dengan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 2,70 triliun.
Rasio ini menghasilkan DER sebesar 0,22x, yang menunjukkan bahwa PBID sangat mampu memenuhi seluruh kewajiban utangnya tanpa perlu mencari sumber dana lain sebagai utang baru perusahaan.
Sayangnya, dari sisi Cash Ratio PBID di 3Q2024 ini tidak terlalu baik, yakni di level 0,3x. Hal ini berarti, dengan total kas yang sebesar 140,64 miliar VS liabilitas jangka pendek sebesar 472,79 miliar.
Tentu akan membebani kemampuan perusahaan, jika memaksakan memenuhi utang jangka pendek dengan menggunakan kas yang dimiliki.
Arus Kas
Untuk arus kas operasi PBID 3Q2024 tercatat positif sebesar 327.05 miliar, ini berarti kas yang masuk lebih besar daripada kas keluar. Adapun total Penerimaan kas dari pelanggan mencapai 3,85 triliun, ditambah dengan adanya Penerimaan lainnya 15,59 miliar.
Penerimaan kas dari restitusi pajak 21.83 miliar, dan juga Penerimaan bunga 13.05 miliar.
Sedangkan dari kas investasi tercatat negatif sebesar -299,59 miliar, yang digunakan PBID untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan PBID adalah Perolehan asset tak berwujud berupa Piranti lunak dan lisensi.
Untuk kas pendanaan tercatat negatif -236.43 miliar, yang menunjukkan bahwa PBID berusaha untuk memenuhi tanggung jawab terhadap pinjaman yang telah diperoleh. Berikut beberapa pembayaran yang dilakukan PBID:
Di bawah ini tolok ukur arus kas PBID berdasarkan indikator:
Kas Operasi |
Kas Investasi |
Kas Pendanaan |
Indikator |
|
3Q2024 |
327,05 miliar |
-299,59 miliar |
-236,43 miliar |
Best Indicator |
Aktivitas penjualan PBID berhasil tercermin dalam kas operasinya. Kebutuhan pembayaran perusahaan juga lebih sedikit, sehingga membuat kas operasinya menjadi sehat. Selain itu, PBID terus melakukan aktivitas investasi sepanjang 3Q2024.
Dampak nyata dari investasi ini adalah penerimaan dari investasi di aset keuangan sebesar 16,94 miliar.
PBID juga tetap berkomitmen untuk memenuhi setiap kewajiban pembayaran, baik itu pinjaman dari perbankan, pinjaman kepada pihak berelasi, pembayaran dividen, hingga pembayaran liabilitas sewa.
Lalu, berdasarkan kinerja keuangan di atas, apakah emiten ini layak untuk dibeli? Jika Anda masih bingung, Anda bisa lakukan review portofolio bersama Perencana Keuangan Finansialku.
Nantinya, Anda akan mendapatkan strategi dan perencanaan investasi sesuai kondisi keuangan Anda. Hubungi dan buat janji sekarang melalui nomor WhatsApp 0851 5866 2940. Klik banner untuk info lengkapnya.
Kesimpulan
Keputusan PBID andalkan UMKM dongkrak penjualan, tidak lepas dari posisinya yang kuat dalam menyuplai berbagai kebutuhan jenis plastik, dus makanan, sedotan, dan produk lainnya. UMKM – merupakan sektor bisnis makanan dan minuman yang paling banyak menggunakan plastik kemasan dan dus kertas untuk mengemas produk mereka.
Begitu juga dengan pasar tradisional. Penggunaan plastik dan dus kertas yang dianggap praktis dan murah, bahkan mudah ditemukan. Membuat produk-produk PBID seringkali menjadi pilihan utama.
Berbekal pertumbuhan kinerja 3Q2024 yang positif dan melampaui target penjualan yang ditetapkan PBID di kisaran 10%.
Didukung dengan adanya tambahan dari Pendapatan Lain-lain dan dan juga Pendapatan keuangan yang mumpuni, tak pelak produsen plastik ini meraup laba bersih sebesar 384,02 miliar atau naik 49,5% YoY.
Selain itu, rasio likuiditas PBID berada di level 4,38x, dengan DER yang rendah di level 0,22x. Namun, rasio kas turun ke level 0,3x, yang membuat PBID berisiko jika harus membayar liabilitas jangka pendek sebesar 472,79 miliar hanya dengan kas sebesar 140,64 miliar.
Namun, penurunan kas perusahaan ini bukan tanpa alasan. Pertama, penurunan posisi kas PBID di 3Q2024 disebabkan oleh menurunnya jumlah simpanan di beberapa bank lokal dan asing, serta menurunnya deposito.
Kedua, PBID secara signifikan menambah Aset Investasi Keuangan pada Obligasi Rupiah dan USD Amerika Serikat, serta SRBI.
Ketiga aset investasi keuangan ini menawarkan bunga per tahun yang cukup menarik (Obligasi Rupiah 6,50%, SRBI 7,06% – 7,15%, Obligasi USD Amerika Serikat 3,90% – 5,40%).
Jadi, penurunan posisi kas PBID di 3Q2024 tidak serta merta membuatnya buruk, karena langkah ini diambil untuk menjaga pertumbuhan aset perusahaan di masa mendatang.
PBID juga memiliki arus kas dengan ‘Best Indicator’. Mulai dari kas operasi yang positif, karena penerimaan perusahaan jauh lebih besar daripada pengeluaran. Lalu kas investasi yang negatif, terjadi karena PBID tergolong masif melakukan sejumlah aktivitas investasi.
Begitu pula dengan kas pendanaan yang negatif, ini berarti PBID selalu melakukan pembayaran terhadap seluruh kewajibannya, baik itu utang, pinjaman, biaya sewa, hingga membayar dividen.
Tidak heran jika harga saham produsen plastik ini sempat diapresiasi pasar di kisaran 525 – 535 pada awal November 2024 kemarin.
Kedepan PBID masih akan fokus menjalankan strategi ekspansi pasar ke berbagai wilayah. Terutamanya ke pasar-pasar di wilayah Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur, dengan membuka depo-depo yang mudah dijangkau.
Tidak hanya itu, PBID juga akan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi plastik maupun dus makanan. Serta menciptakan inovasi dan mendiversifikasikan jenis produk, agar perusahaan dapat mempertahankan dan memperluas pasarnya dengan produk-produk terbaru.
Tentunya dengan harapan dapat menangkap peluang di sektor UMKM lebih luas lagi. Setidaknya PBID kini sudah memiliki sekitar ±15 ribu pelanggan toko yang tersebar di Pasar Tradisional.
Perlu diketahui bahwa sampai dengan artikel ini ditulis, PBID merupakan Market Leader di sektor Consumer Packaging yang market sharenya sekitar ±35% di ranah Nasional.
Kira-kira dengan pencapaian PBID yang positif di 3Q2024, teman-teman investor tertarik untuk buy saham produsen plastik ini?
Sambil Anda analisis lebih dalam, yuk tonton juga video ini agar investasi Anda semakin untung.
Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.
Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Tulis opini Anda pada kolom komentar di bawah. Jangan lupa bagikan juga informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya.
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Gambar:
- Cover – https://shorturl.at/DgpKG