Gubernur Banten Andra Soni Tuai Kontroversi: Penonaktifan Kepsek SMAN 1 Cimarga Picu Pro dan Kontra

13 hours ago 7

SERANG, BANTEN – INIPASTI.COM
Keputusan Gubernur Banten, Andra Soni, menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, pasca-insiden penamparan siswa perokok memicu gelombang reaksi di masyarakat. Langkah yang diambil pada 14 Oktober 2025 ini menuai kritik tajam dari warganet, guru, hingga orang tua siswa, meski mediasi pada Kamis (16/10/2025) berhasil meredakan ketegangan.

Apa sebenarnya yang terjadi, dan mengapa kasus ini begitu mengguncang Banten?Awal Mula: Tamparan demi DisiplinKisruh bermula di awal Oktober 2025, ketika Dini Fitria, kepala SMAN 1 Cimarga, Lebak, menampar seorang siswa kelas 12 yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Tindakan ini, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai bentuk disiplin, berujung laporan polisi dengan tuduhan penganiayaan ringan berdasarkan UU Perlindungan Anak. Insiden ini memicu aksi mogok belajar sekitar 630 siswa, menutup sekolah selama dua hari, dan memantik dukungan dari sejumlah guru serta orang tua yang menyebut tindakan Dini sebagai “teguran wajar” demi mencegah kenakalan remaja.

Namun, respons cepat Gubernur Andra Soni mengubah dinamika. Melalui Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Banten, Adang Abdurrahman, Andra memerintahkan penonaktifan sementara Dini Fitria untuk memastikan pemeriksaan objektif dan menjaga kondusivitas sekolah.

Keputusan ini langsung memicu badai di dunia maya.Badai Kritik di Media SosialAkun Instagram resmi Andra Soni (@andra_soni_official) diserbu ribuan komentar pedas. “Gubernur kok bela perokok? Guru disiplin malah dihukum!” tulis seorang warganet. Tagar #SelamatkanKepsekDini ramai di X, diiringi petisi online yang menuntut pembatalan penonaktifan Dini.

Banyak yang menilai keputusan ini melemahkan otoritas guru dan bertentangan dengan kampanye anti-rokok yang digaungkan Andra saat Pilkada 2024.Pengamat pendidikan, Rizal dari Perludem, ikut angkat bicara. “Keputusan ini terlalu tergesa tanpa musyawarah mendalam. Guru bisa kehilangan semangat mendidik,” ujarnya kepada inipasti.com. Sebaliknya, sebagian pihak mendukung langkah Gubernur, menilai penonaktifan diperlukan untuk menjaga netralitas selama investigasi.

Mediasi Berhasil, Tapi Polemik Berlanjut

Pada Kamis (16/10/2025), Andra Soni memfasilitasi mediasi di kantor gubernur, Serang. Pertemuan yang melibatkan Dini Fitria, siswa, orang tua, dan guru berujung damai secara kekeluargaan. Sekolah kembali dibuka, dan proses belajar mengajar berjalan normal. “Kami belajar dari kasus ini untuk saling menghormati,” kata Andra usai mediasi, seperti dikutip dari pernyataan resminya.

Meski demikian, status penonaktifan Dini masih dalam evaluasi Dinas Pendidikan Banten. Di X, diskusi tetap panas. Sebagian warganet memuji kecepatan mediasi Andra, namun tak sedikit yang menilai Gubernur “memicu ribut sendiri” dengan keputusan awalnya. Bahkan, ada yang menyeret nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, meminta intervensi untuk kasus ini.

Dilema Disiplin vs Perlindungan AnakKasus ini mencerminkan dilema klasik: sejauh mana guru boleh mendisiplinkan siswa tanpa melanggar hak anak? SMAN 1 Cimarga bukan kasus pertama. Insiden serupa di berbagai daerah kerap memicu debat tentang batas wewenang pendidik. Bagi sebagian, tindakan Dini adalah upaya melindungi siswa dari bahaya rokok. Namun, bagi pihak lain, tamparan itu melanggar prinsip perlindungan anak.Sementara evaluasi berlanjut, publik kini menanti langkah lanjutan Andra Soni. Akankah ia mencabut penonaktifan Dini demi meredam kritik, atau mempertahankan keputusan demi menegakkan aturan? Yang jelas, kasus ini telah menjadi cermin besar bagi dunia pendidikan Indonesia.

Read Entire Article
Finance | Berita| Koran| Selebritis|